Happy Reading
~
~
~~2 years later~
"Maaf ya bang, telat. Macet banget soalnya."
Meisya meletakkan bokongnya ke kursi, begitupun Arif yang duduk di kursi dekat dengan Meisya.
"Terus aku masih ngurus kerjaan, dikit sih. Tapi keterusan, kalau gak ditelepon mas Arif mungkin aku ga ingat waktu pulang."
Risiko bekerja menjadi salah satu staff konsultan publik memang begini, siap lembur. Awalnya Meisya hanya magang. Lalu atasan yang menyukai cara kerja Meisya meminta dia kembali setelah menyelesaikan studinya, setahun yang lalu Meisya yang baru menyandang freshgrad sekaligus karyawan perusahaan konsultan. Teman-temannya langsung iri setengah mati, karena lembaga tempat mereka magang tak sebaik lingkungan kerjanya. Banyak yang toxic jadinya mereka harus memulai dari awal.
Leo tersenyum, "enggak apa-apa, Tan. Pesen minum aja dulu."
Mereka janjian di sturbucks pada Jum'at sore kenyataannya, ini sudah lewat waktu isya.
"Sophia mana?"
Anak semata wayang Leo dan Kiara tak terlihat.
"Ga diajak, Tan. Omanya pengin nge-date sama cucunya, mereka lagi jalan-jalan ke Plaza Semanggi."
"Oh!"
"Napa Lo jadi kepikiran miara jambang, Rif?" Kiara menemukan perubahan Arif setelah sekian waktu tak bertemu.
Arif menyentuh rahangnya yang mulai kasar disebabkan bulu-bulu halus yang dia biarkan tumbuh, "ga sengaja, cuma lagi malas nyukur."
"Tante enggak protes?"
Kali ini pertanyaan itu ditujukan untuk Meisya yang hanya menggelengkan kepalanya, "ngapain? Selama bisa menjaga kebersihan dan enggak jorok, aku santuy kak."
Arif tersenyum, "artinya lampu ijo, kan ya?"
"Jangan kasih Tan, cowok makin matang terus jaga penampilan bikin cewek-cewek kesengsem. Soalnya Arif makin cakep sekarang."
"Justru aku mau nguji kesetiannya dari situ," balas Meisya terang-terangan sambil menatap Arif yang juga sedang menatapnya.
Kiara tak bisa berkata-kata dengan cara pandang Meisya.
"Kamu mau minum apa? Biar aku yang pesen sekalian."
"Aku mau caramel mocchiato, yang dingin ya mas."
Arif tersenyum dan mengangguk, sebelum dia beranjak dia mengusap kepala Meisya singkat.
"Liat kalian berdua, aku masih ga percaya Tan."
Kiara menatap suaminya setelah mendengar unek-unek tersebut, "apa sih yang enggak bisa dipercaya?"
Leo mengedik, "Tante serius sama Arif?"
Mata bulat Meisya yang bening menjawab pertanyaan Leo, didukung oleh anggukan kepala, tak lupa pula oleh kalimat yang dikeluarkan Meisya, "kalau ga serius, ga mungkin sampai sekarang bertahan, bang. Dari Firman masih dalam angan-angan, direncanakan, diproses, sampai akhirnya lahir ke dunia dan Alhamdulillah sekarang udah bisa manggil Ma dan pa."
Maksud Meisya, Firman merupakan buah cinta Wahyu dan Tari.
Kiara tertawa kecil, "bisa kali Tan dijelaskan dengan cara sederhana, ga usah belibet. Kayak artis transgender aja, susah-susah cari uang, peres keringat sampe oplas, ganti onderdil ujung-ujungnya kepincut sama cewek."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scenario (Different Grooves)✓
General FictionCerita ini terangkum dalam tujuh kata, "Cinta dan jodoh itu skenario takdir Tuhan." Arif percaya kalau siapapun di belahan bumi ini memiliki kisah cintanya masing-masing. Unik, lucu, menggemaskan, tragis, menyedihkan atau malah malu-malu in? Tapi Ar...