04.1. Something Forgotten

313 27 20
                                    

... sebelumnya ...
Nah loh? Ngelindur kah tuh anak? Dasar ... ternyata hantu bisa ngelindur juga, ya? Gue ralat pemikiran gue tadi deh. Dia bukan hanya nggak seperti kebanyakan cewek yang gue tau sampe sekarang, dia juga nggak kayak kebanyakan hantu yang gue tau sampe sekarang. Aloysius berkata geli dalam hati sambil beranjak menuju kamarnya.

"ALOOOY!!! Bangun, bro! Udah jam delapan, nih!" panggil Ferdy sambil menarik selimut dari atas badan Aloysius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ALOOOY!!! Bangun, bro! Udah jam delapan, nih!" panggil Ferdy sambil menarik selimut dari atas badan Aloysius. Laki-laki itu membuka matanya sambil bergumam kesal dan melirik Ferdy dengan tatapan yang seakan ingin memberi tahu sahabatnya itu bahwa ia sedang mempertimbangkan apakah ia lebih baik memanggang Ferdy atau menggorengnya.

"Bangun, kebo! Tidur mulu!" kata Ferdy geli melihat tatapan sahabatnya itu. Aloysius pun bangun sambil berusaha menjitak kepala Ferdy yang dengan cepat mengelak karena refleknya sudah terlatih dengan baik oleh karate yang sempat digelutinya sewaktu ia duduk di bangku SMP.

"Kok tumben sih lo kesiangan, Loy?" tanya Ferdy heran saat Aloysius sedang mengambil pakaian bersih di lemarinya. Aloysius melirik sahabatnya itu dengan kesal.

"Lo kira gara-gara siapa gue harus bangun jam tiga pagi, terus ngurusin orang yang dengan begonya mengira bahwa dia udah ada di kamar padahal dia ngorok dengan pulasnya di sofa ruang tamu dengan TV masih nyala?!" sungut Aloysius.

Yah ... nggak sepenuhnya bener sih, gue kan kebangun gara-gara nyariin selimut. Tapi nggak apa-apa lah ... toh gara-gara si Ferdy juga gue jadi tambah susah mau tidur lagi, tambah Aloysius dalam hati.

"Oh? Gara-gara gue, ya?" respon Ferdy dengan cengiran tanpa dosanya, yang kata Aloysius sih amit-amit banget tapi entah kenapa bisa meluluhkan hati banyak gadis.

"Ya iya lah! Memang di rumah ini ada siapa lagi?!"

"Ada aku hehehe ...," timbrung Lluvia di depan pintu kamar Aloysius sambil tertawa kecil. Penampilannya kini tidak semenggoda jam tiga pagi tadi saat Aloysius melihatnya di sofa ruang tamu.

Kalo kamu sih pengecualian, cantik, jawab Aloysius sembrono dalam hati.

"Oh ... gitu, ya?" komentar Lluvia salah tingkah, yang langsung mendapat respon dari Aloysius yang sangat terkejut karena ternyata suara hatinya dapat terdengar oleh Lluvia.

"HAH!" seru Aloysius kaget.

"Kenapa, Loy?" tanya Ferdy bingung. Aloysius memandang sahabatnya itu dengan linglung.

"Hah? Eh ... nggak, maksud gue ... kenapa kita malah ngobrol gini sedangkan kita udah kesiangan dan gue belum mandi. Gue mandi dulu, ya!" ujar Aloysius sambil beranjak ke luar kamarnya.

"Maaf, Loy ...," bisik Ferdy. Aloysius berbalik menatap sahabatnya itu dengan bingung.

"Maaf kenapa?" tanyanya menyuarakan kebingungannya.

"Maaf udah ngebuat lo kesiangan." Aloysius menjitak kepala sahabatnya yang tidak sempat mengelak karena tidak menyangka Aloysius masih penasaran dengan kepalanya.

Cerita Lluvia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang