... sebelumnya ...
"Lo bisa nunggu di ruang tamu. Kayaknya Ferdy lagi serius, tuh. Dia kalo serius jadi tambah cakep, lho! Lumayan lah kalo lo mau cuci mata," goda Aloysius lagi dengan suara sangat pelan. Lluvia terbelalak sesaat sebelum akhirnya tertawa dengan keras.
"Ide yang bagus!" komentarnya di sela-sela tawanya. Aloysius tersenyum jail sebelum akhirnya benar-benar beranjak ke luar kamar.ALOYSIUS duduk di sebelah Ferdy setelah ia selesai mandi.
"Ada perkembangan yang signifikan, Fer?" tanya Aloysius pada sahabat sekaligus partner kerjanya itu. Yang ditanya hanya mengangguk kecil.
"Lumayan lah setelah kemaren-kemaren sempet terhambat sama cuaca," jawab Ferdy serius. "Mungkin bulan depan kita nggak harus tinggal di sini terus. Mungkin kita bisa tinggal ngurusin semua ini dari Bandung," lanjutnya.
"Dari Bandung? Memangnya ini di mana, sih?" tanya Lluvia yang melayang di dekat Aloysius sambil mencolek bahu laki-laki itu.
Aloysius agak menegakkan punggungnya dengan tidak nyaman saat ia dicolek oleh Lluvia. Ferdy menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa, Loy?" tanya Ferdy bingung saat melihat gerakan Aloysius yang menurutnya agak aneh itu.
"Nggak apa-apa, punggung gue agak pegel aja," jawab Aloysius sekenanya. "Emangnya lo pengen cepet-cepet hengkang dari sini, ya?" tanya Aloysius untuk mengalihkan perhatian Ferdy. Lluvia pun tidak berusaha mendesak Aloysius lagi karena ia agak penasaran dengan apa yang akan dikatakan si cowok cakep yang ia tahu bernama Ferdy itu.
"Oui*," jawab Ferdy singkat.
*[FR] ya"Pourquoi?*,"
*[FR] kenapa?"Ada banyak hal yang harus gue selesaikan di Bandung."
"Memangnya nggak bisa lo selesaikan dari sini, ya?"
"Bisa aja sih, tapi gue nggak puas sama hasilnya. Sampe saat ini aja masih ada hal yang mengganjal di hati gue berkaitan dengan salah satu masalah gue yang harusnya udah selesai."
"Apaan tuh kalo gue boleh tau?"
"The other girl in my love story," jawab Ferdy pelan yang membuat Aloysius tidak menanyakan apa-apa lagi. Walaupun ia sudah cukup lama bersahabat dengan Ferdy, tapi ia tahu masalah apa yang pantas dan tidak pantas ia campuri dari kehidupan sahabatnya itu.
Hah! Cowok cakep di mana-mana sama aja! Demen selingkuh! komentar Lluvia dalam hati sambil mencibir dengan sepenuh hati.
"Hhh ... ya sudahlah. Kalo yang itu sih gue kayaknya nggak berhak ikut campur," ujar Aloysius sambil tersenyum bersahabat ke arah Ferdy. "Gue di kamar ya kalo lo butuh apa-apa," lanjutnya sambil berdiri dari duduknya. Ferdy menatapnya bingung.
"Lo udah mau tidur? Nggak makan dulu? Baru jam delapan nih, tumben udah mau ngorok." Ferdy melihat jam dinding yang tergantung di atas TV.
"Gue juga punya sesuatu yang harus diselesaikan, bro!" ujar Aloysius sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Ferdy mengangkat sebelah alisnya dengan curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lluvia [✓]
Algemene fictieSemua orang pasti pernah merasakan kelelahan dalam hidupnya. Pernah merasa ingin melarikan diri dari semuanya. Bagaimana kalau hal itu didengar dan dikabulkan oleh Tuhan? IA membawamu keluar dari kelelahanmu, membuatmu melupakan semuanya. Itulah yan...