07.1. Promise

237 19 2
                                    

... sebelumnya ...
"I'll stay with you a little bit longer, Algo." Aloysius pun tersenyum dan semakin mempererat pelukannya saat mendengar kata-kata Lluvia yang dibisikkan dengan lembut itu.

" Aloysius pun tersenyum dan semakin mempererat pelukannya saat mendengar kata-kata Lluvia yang dibisikkan dengan lembut itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HMM ... I really feel that there's something wrong with you, bro!" ungkap Ferdy dengan pandangan menyelidik saat mereka sedang menonton TV bersama.

Aloysius mengangkat sebelah alisnya dan melirik dengan geli ke arah Ferdy. Bagaimana ia tidak geli? Sampai tadi sore ia masih terombang-ambing dengan perasaannya dan juga kenyataan tentang orang—mm ... makhluk—yang ia cintai. Tapi, detik ini ia sedang duduk santai dengan tangan kanan menggenggam tangan kekasih lain dunianya—yang tentu saja diletakkan sedemikian rupa agar tidak memancing kecurigaan dari Ferdy—dan sang kekasih sedang menyandarkan kepalanya dengan santai di bahu Aloysius. Rasanya kata 'bahagia' masih tidak bisa menjelaskan dengan tepat perasaan Aloysius saat itu.

"Lo aneh, Loy ...," tuduh Ferdy.

"Aneh apanya?" tanya Aloysius tenang, sementara Lluvia sudah menumpangkan dagunya di bahu Aloysius untuk ikut melihat ke arah Ferdy yang duduk di sebelah kiri Aloysius.

"Tadi lo diem banget, sekarang walaupun lo masih tetep diem, tapi kesannya lo lagi bahagia banget. Kenapa sih?" tanya Ferdy penasaran. Aloysius terkekeh pelan, diikuti oleh senyum kecil dari Lluvia.

"Gue memang lagi bahagia, Fer ... tapi gue nggak akan cerita ke lo kenapa gue bahagia," lanjut Aloysius cepat saat ia melihat Ferdy akan membuka mulutnya untuk bertanya.

"Kenapa?" tanya Ferdy heran dan semakin penasaran. Aloysius terdiam.

"Iya, ya? Kenapa, ya?" kata Aloysius bingung.

"Hah??"

"Kenapa ya rasannya gue nggak pengen cerita tentang kebahagiaan ini ke lo?" Ferdy mengangkat sebelah alisnya, seolah berpikir.

"Mungkin karena lo merasa bahwa sumber dari kebahagiaan yang lo rasain ini nggak akan bisa dimengerti oleh orang-orang kayak gue?" usul Ferdy hati-hati. Aloysius tercengang. Begitu juga dengan Lluvia.

"Apa Ferdy bisa ngeliat aku?" bisik Lluvia.

Nggak tau, jawab Aloysius singkat.

"Bener, kan?" tanya Ferdy saat Aloysius tidak menjawab. "Yah ... kalo lo nggak mau cerita juga nggak apa-apa, semua orang berhak bahagia dan punya rahasia," lanjut Ferdy lagi sambil tersenyum ke arah sahabatnya itu.

"Merci, Fer."

"Never mind," jawab Ferdy sambil tersenyum boyish.

Ferdy pun meraih ponsel yang ia letakkan di meja di depannya dan tampaknya mulai sibuk mengetik SMS untuk dikirimkan kepada seseorang. Setelah selesai mengirimkan pesan singkat itu, ia kembali meletakkan ponselnya di atas meja dan kembali mengarahkan pandangannya ke layar TV sambil sesekali menyeringai jail ke arah Aloysius yang dibalas dengan cengiran yang sama jailnya oleh sahabatnya itu. Sementara itu, Lluvia hanya terkekeh kecil melihat kelakuan konyol kedua laki-laki itu.

Cerita Lluvia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang