09.1. The Better Way

237 16 2
                                    

... sebelumnya ...
Apa yang harus aku lakukan, Go? Ternyata aku belum meninggal. Ternyata aku hanyalah seorang pengecut yang berusaha melarikan diri dari kenyataan. Ternyata aku adalah putri hujan yang dimaksud oleh Ferdy. Apa yang akan terjadi dengan kita bertiga? Apa yang harus dilakukan dengan perasaanku? Perasaan Ferdy? Juga perasaan kamu? kata Lluvia dalam hati dengan bingung dan sedih.

 Apa yang akan terjadi dengan kita bertiga? Apa yang harus dilakukan dengan perasaanku? Perasaan Ferdy? Juga perasaan kamu? kata Lluvia dalam hati dengan bingung dan sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ADA yang kamu pikirkan ya, Lu?" tanya Aloysius saat ia melihat wajah bingung Lluvia pagi itu. Lluvia melihat Aloysius yang sedang mengambil setelan baju bersih dari lemari.

"Memangnya keliatan, ya?" balas Lluvia pelan. Aloysius mengangguk.

"Banget! Ada apa? Mau cerita sama aku?" tawar Aloysius lembut sambil mendekati Lluvia dan membelai kepala gadis hantu itu dengan lembut saat ia sudah berada di depannya. Lluvia menggeleng kecil.

"Hanya memikirkan kejadian beberapa malam yang lalu yang belum bisa kita pecahkan," elak Lluvia.

Aku tidak sepenuhnya berbohong, bukan? Ini memang tentang kejadian itu, kan? Lluvia membela diri dalam hati. Aloysius menatap gadis itu dengan sangsi.

"Kamu yakin?"

"Yakin," jawab Lluvia tegas. Aloysius pun menghela napas panjang setelah sebelumnya ia mengamati wajah Lluvia dengan teliti.

"Baiklah. Tapi, kalau ada apa-apa, cerita sama aku, ya?" Lluvia mengangguk sambil tersenyum. "Ya sudah, aku mandi dulu, ya! .... Ferdy kayaknya belum bangun ...." Aloysius menggumamkan kalimat kedua. Lluvia memejamkan matanya dengan pedih saat mendengar nama Ferdy disebut. Untung saja Aloysius tidak melihat hal itu karena ia sudah berbalik untuk keluar dari kamar.

"Fer, lo udah bangun?" panggil Aloysius di depan pintu kamar Ferdy.

"Udah," jawab Ferdy singkat dari dalam kamar. Aloysius mengernyitkan dahinya mendengar suara Ferdy yang terdengar lebih berat dari biasanya itu.

"Gue mandi duluan, oke?"

"Oke."

• ❖ •

"SEMUANYA cuma mimpi, ya ...," bisik Ferdy pelan sambil menyisir rambutnya yang sudah panjang dengan sebelah tangannya. "Haha ... bodoh! Ya jelas lah cuma mimpi! Cuma mimpi dia ada di sini. Cuma mimpi dia ngebangunin gue ...," lanjutnya getir.

"Semuanya bukan mimpi, Fer. Semuanya nyata. Aku ada di sini, aku memang ngebangunin kamu tadi malem ...," bisik Lluvia yang tentu saja tidak bisa didengar oleh Ferdy. Entah kenapa saat itu Ferdy kembali tidak bisa melihat dan mendengar Lluvia.

"Je la manque, Dieu* ...," bisik Ferdy dengan suara pelan sambil membenamkan wajahnya ke dalam telapak tangannya. Dan air mata Lluvia pun mengalir mengiringi perih hatinya yang teriris melihat keadaan Ferdy itu.
*[FR] Aku merindukannya, Tuhan

Cerita Lluvia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang