... sebelumnya ...
"Mari kita berharap seperti itu, karena kalau Lluvia inget sama Aloysius ... kita harus merelakan Lluvia untuk pergi selamanya," jawab Daniel yang dijawab dengan anggukan dari Yolanda."BUTUH selimut, Fer?" tawar Pak Abimanyu pada Ferdy yang masih tetap berada di samping Lluvia sambil menggenggam tangan gadis itu. Ferdy melihat ke arah pria itu dengan tatapan mengantuk.
"Nggak Om, terima kasih ... jaket Ferdy sudah cukup tebal. Lebih baik selimutnya buat Bunda saja," tolak Ferdy sambil melirik Bu Maria yang sudah tertidur di sofa. Pak Abimanyu melihat istrinya itu.
"Oh iya ya ... saya sampai lupa sama istri saya sendiri," komentar Pak Abimanyu kocak sambil berjalan menuju sofa tempat Bu Maria tidur untuk menyelimutinya. Ferdy tersenyum melihat tingkah laku Pak Abimanyu itu.
"Dasar Ayah!" celetuk Lluvia geli.
"Om keluar sebentar ya, Fer," pamit Pak Abimanyu beberapa saat kemudian.
"Mau ke mana, Om?" tanya Ferdy bingung.
"Pengen ngerokok," jawab Pak Abimanyu sambil berjalan menuju pintu kamar.
"Ferdy ikut, Om," cetus Ferdy sambil berdiri dari duduknya dan melepaskan genggaman tangannya pada tangan Lluvia. Pak Abimanyu seperti menimbang-nimbang sejenak.
"Ayo," ajaknya pada akhirnya.
Kamu di sini aja, perintah Pak Abimanyu pada Lluvia yang sudah akan mengikuti mereka.
"Kenapa, Yah?" tanya Lluvia tidak terima.
Ini waktu milik para laki-laki. Guys edition, anak perempuan nggak boleh ikut-ikutan! jelas Pak Abimanyu kocak.
"Ya ... Ayah ...," rajuk Lluvia walaupun sambil tertawa kecil.
Udah, kamu di sini aja, ya? Jagain Bunda! titah Pak Abimanyu sambil menutup pintu kamar rawat itu. Lluvia mengangkat sebelah alisnya.
"Jagain Bunda? Sebenernya yang sakit siapa, ya? Kok jadi terbalik kayaknya," ujar Lluvia geli.
• ❖ •
"OM ... Ferdy boleh tanya sesuatu?" tanya Ferdy saat mereka berdua berada di udara luar untuk merokok.
"Tanya apa?" tanya Pak Abimanyu.
"Mm ... sebenarnya kenapa Lluvia bisa sampai koma seperti ini?" Pak Abimanyu terdiam sebentar.
"Dua minggu yang lalu dia pergi bersama Yasha untuk wall climbing, padahal saat itu cuaca sedang panas-panasnya. Kamu tahu sendiri kan kalau Lluvia punya anemia?" Ferdy mengangguk. "Waktu dia manjat, sepertinya dia kehilangan keseimbangan dan akhirnya terpeleset dan kepalanya membentur salah satu pijakan dinding panjat itu. Sekitar setengah jam berikutnya Lluvia pingsan dan tidak sadarkan diri sampai sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lluvia [✓]
Ficción GeneralSemua orang pasti pernah merasakan kelelahan dalam hidupnya. Pernah merasa ingin melarikan diri dari semuanya. Bagaimana kalau hal itu didengar dan dikabulkan oleh Tuhan? IA membawamu keluar dari kelelahanmu, membuatmu melupakan semuanya. Itulah yan...