... sebelumnya ...
"Jadi, janji ya kalo mau ngilang kasih tau aku dulu?" pinta Aloysius penuh harap.
"Aku janji, Algo," jawab Lluvia sambil tersenyum lembut ke arah Aloysius.SATU jam kemudian, Lluvia masih berbaring dengan posisi telentang sementara matanya menjelajahi seisi kamar Aloysius. Di sebelah kanannya, Aloysius sudah tertidur lelap dengan posisi tidur menghadap Lluvia.
Pfh ... nggak bisa tidur, nih! Gara-gara si mesum Algo ini, sih! sungut Lluvia kesal dalam hati, tapi tak urung tatapannya melembut saat memandang wajah pacarnya yang sedang tidur lelap itu.
Cerita Algo tentang Ferdy dan putri hujannya tadi itu mengharukan banget ... aku jadi mengharapkan adanya ending yang indah antara sinar matahari dan hujan .... Lluvia terduduk tegak seiring dengan berakhirnya pemikirannya itu.
Sinar matahari? Kenapa sinar matahari? tanyanya bingung.
Kebingungan Lluvia itu teralihkan saat ia samar-samar mendengar suara dari kamar Ferdy. Setelah melirik Aloysius untuk memastikan bahwa laki-laki itu masih tertidur, Lluvia pun beranjak menuju kamar Ferdy.
Mudah-mudahan Ferdy nggak bunuh diri gara-gara terlalu desperate karena putri hujannya menghilang tanpa kabar berita. Hehehe ... tapi kalo dia bunuh diri kan jadi bisa ketemu sama aku. Hush! Nggak boleh gitu, ah! Nggak boleh mikir kayak gitu! monolog Lluvia dalam hati dalam perjalanannya menuju kamar Ferdy.
Apa yang Lluvia lihat di kamar Ferdy saat ia memasuki kamar itu membuat hatinya teriris. Di kamar itu, Ferdy sedang duduk di lantai sambil bersandar di tempat tidurnya. Kepalanya tertunduk sehingga poninya yang agak panjang itu menutupi sebagian wajahnya, sedangkan kedua tangannya ia julurkan dengan lemas di atas kedua lututnya yang menekuk. Di sampingnya, ponsel miliknya melantunkan lagu milik Glenn Fredly yang berjudul Sekali Ini Saja untuk entah yang keberapa kalinya.
Entah kenapa semuanya itu membuat Lluvia ingin menangis. Ia bahkan berpikir bahwa lebih baik ia melihat Ferdy yang sedang sekarat menjelang ajal karena mencoba mengakhiri hidupnya daripada ia harus melihat sosok Ferdy yang ia temui saat itu.
Tuhan bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintainya. Namun bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup sekali ini saja ....
"Telah habiskah waktuku dengannya, ya Tuhan? Akankah aku mendapatkan kesempatan lain, Bapa?" bisik Ferdy serak sambil tetap menundukkan kepalanya. Lluvia memejamkan matanya yang mulai berkaca-kaca saat mendengar kata-kata yang dibisikkan oleh Ferdy dengan nada pilu itu.
"Où êtes-vous, mon pluie de princesse?*" bisik Ferdy lagi.
*[FR] Kamu di mana, putri hujanku?Lluvia yang kini sudah meneteskan air mata karena tidak tega melihat keadaan Ferdy, beranjak mendekati laki-laki itu. Ia menyentuh pelan puncak kepala Ferdy yang tertunduk sambil berbisik,
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lluvia [✓]
General FictionSemua orang pasti pernah merasakan kelelahan dalam hidupnya. Pernah merasa ingin melarikan diri dari semuanya. Bagaimana kalau hal itu didengar dan dikabulkan oleh Tuhan? IA membawamu keluar dari kelelahanmu, membuatmu melupakan semuanya. Itulah yan...