14.1. The End For The Beginning

181 12 4
                                    

... sebelumnya ...
"Oke. Besok aku akan ajak Ranti ke sini," tambah Ferdy kaku sebelum ia keluar dari kamar tanpa menunggu tanggapan dari Lluvia.

 Besok aku akan ajak Ranti ke sini," tambah Ferdy kaku sebelum ia keluar dari kamar tanpa menunggu tanggapan dari Lluvia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LU ... apa benar nggak apa-apa kalau akhirnya seperti ini?" tanya Yolanda pada Lluvia keesokan harinya.

Lluvia mengangguk yakin, walaupun di wajahnya masih terlihat sisa menangis semalam. Memang hanya Yolanda lah yang mengetahui rencana Lluvia untuk menceritakan semuanya kepada Rantika hari itu. Bahkan Daniel pun tidak diberi tahu oleh Lluvia dan Yolanda.

"Harus ada yang mengakhiri semua ini," jawab Lluvia lirih. Yolanda melihat keponakannya itu dan memutuskan untuk tidak membahas hal itu lebih lanjut. Ia hanya bisa menunggu sampai Lluvia mau menceritakannya sendiri padanya.

"Oh iya, Mbak Maria dan Mas Abi mana?" tanya Yolanda mengalihkan pembicaraan.

"Tadi katanya mau ketemu sama dokter, mau tanya perincian keadaan aku, trus mau ke bagian administrasi," jawab Lluvia tenang.

"Oh," jawab Yolanda singkat, tidak tahu lagi apa yang harus mereka bicarakan. Pada saat itu pintu kamar itu diketuk pelan. Lluvia menatap Yolanda dengan cemas.

"Tenang, kalau itu mereka, Tante akan keluar, membiarkan kalian ngobrol dengan enak. Tante juga akan menjamin tidak ada satu orang pun kecuali dokter dan perawat yang akan masuk untuk mengganggu pembicaraan kalian." Yolanda menenangkan keponakannya itu. Lluvia mengangguk, sementara Yolanda beranjak dari duduknya dan mendekati pintu untuk membukanya.

"Ayo masuk!" ajak Yolanda kepada tamu-tamu keponakannya itu.

"Selamat siang, Tante," sapa Ferdy ramah, walaupun Yolanda dapat melihat sorot canggung dalam tatapan mata laki-laki itu.

"Pagi Ferdy, Aloy dan ...."

"Rantika," jawab sosok yang ditanya sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Yolanda," jawab Yolanda sambil menjabat tangan itu disertai sebuah senyum. "Silakan duduk."

"Terima kasih, Tante," jawab ketiga tamu itu bersamaan.

"Tante tinggal dulu ya, Lu?" ujar Yolanda sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Lluvia. Gadis itu tersenyum tanpa berkata apapun.

"Mau ke mana, Tante?" tanya Aloysius bingung.

Gila ... masa nggak ada anggota keluarganya yang nemenin Lulu di saat yang dramatis gini? pikir Aloysius.

"Mau ke toko buku di bawah, Lluvia minta dicariin buku bacaan. Bosen katanya. Titip Lluvia sebentar, ya?" jawab Yolanda sambil menutup pintu di belakangnya.

• ❖ •

"MM ... gimana kabar kamu hari ini?" tanya Ferdy canggung karena kini ada Rantika di sampingnya.

Cerita Lluvia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang