dua

2.1K 274 49
                                    

Sinb mengetuk-ngetukan kakinya, ia tersenyum lebar begitu orang yang ditunggunya datang menghampirinya.

"sorry lama."

"ngga apa-apa Kak."

"udah pesen makanan? Atau minuman?" tanyanya yang sudah duduk berhadapan dengan Sinb.

Sinb menggeleng, kemudian ia membenarkan helaian rambutnya yang tertiup angin.

"ngga enak mesen duluan, jadi aku belum mesen sama sekali." tukasnya.

"ya udah mau pesen apa?" tanyanya lembut.

Sinb membolak-balik buku menu, dengan mata yang sesekali mencuri-curi pandang pria dihadapannya yang sedang membolak-balik buku menu, sama seperti dirinya.

"Ya Allah, kapan gue punya pacar modelan Kayak Kak Minhyuk.
Udah cakep, muka adem, senyum malaikat, baik aduh paket lengkap ini mah.
Mama... Sinb mau dapet pacar yang kayak gini.
Beruntung banget sih yang jadi pacarnya." batin Sinb dengan senyuman terpatri diwajahnya.

"mau mesen apa?" tanya minhyuk membuyarkan lamunan Sinb.

"eh? Samain aja deh Kak, aku bingung mau pesen apa."

Minhyuk mengangguk, kemudian ia memanggil pelayan cafe untuk menuliskan pesanannya.

"gimana kuliahnya?" tanya Minhyuk memecah keheningan.

"ngga gimana-gimana, yah gitu aja kayak biasa."

Minhyuk terkekeh ringan, Sinb adalah salah satu murid pertamanya dulu ketika mengajar Taekwondo.
Jarak umurnya terpaut 7 tahun, ia kelahiran tahun 1991 dan Sinb kelahiran tahun 1998.
Ia menjadi guru Sinb ketika Sinb duduk dibangku kelas 1 smp.
Sebenarnya ia juga salah satu murid kala itu, tapi berkat kepiawaiannya dalam hal Taekwondo.
Ia diberi tanggung jawab lebih untuk mengajar Sinb.
Semenjak itu mereka jadi dekat, dan Minhyuk sudah menganggap Sinb seperti adik perempuannya.

"Kakak masih ngajar Taekwondo? Aku udah jarang kesana soalnya."

"udah jarang juga, sibuk sama kerjaan. kan tau sendiri, sekarang Kakak jadi orang kantoran. Ke tempat latihan juga hari sabtu doank." sahut Minhyuk dengan kekehan merdu yang Sinb sukai.

"oh iya, ada apa Kakak ngajak ketemuan. Lagi jam istirahat kantor kan?" tanya Sinb mengaduk-aduk pelan minumannya yang baru diantar oleh pelayan cafe tadi.

"emm, sebenernya Kakak mau minta bantuan kamu."

Sinbi mengernyitkan dahinya bingung, ia menghentikan gerakan mengaduknya.

"tolong apa?"

"jagain Ruru, adek Kakak yang masih 4 tahun itu. Yang pernah Kakak ceritain waktu itu."

"loh emang Kakak mau kemana?"

"Kakak ada proyek disemarang selama 3 bulan, ngga mungkin Kakak bawa Ruru kesana.
Nanti yang urus siapa?"

"eh tapi ya Kak, bukannya Kakak punya adek lagi yah? Yang masih kuliah itu tuh."

"dia ngga bisa Kakak andelin, dan Kakak percaya Ruru bakal baik-baik aja kalau sama kamu, Bi. Kakak mohon yah." pinta Minhyuk dengan tangan mengenggam jemari Sinb.

"3 bulan ya Kak?" tanya Sinb menimang-nimang tawaran Minhyuk.

"iya, boleh ya."

"ok Deh Kak, Kakak berangkat kapan?" tanya Sinb sambil menyesap perlahan minumannya.

"nanti sore."

"hah?"

❤❤❤

Sinbi mendongak dengan kaki melompat-lompat kecil memerhatikan rumah mewah didepannya.
Ia berjalan mondar-mandir didepan gerbang rumah Minhyuk, menunggu seseorang membukakan pintu gerbang rumah ini.
Sinbi berjengit begitu merasakan sebuah tepukan ringan dibahunya.

Playboy Sejagat [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang