lima belas

1.4K 207 55
                                    

Sinb tidak pernah menyangka, kalau Daniel menepati ucapannya waktu itu.
Daniel menghindari Sinb, bukankah itu bagus?
Tapi kenapa Sinb merasa aneh ya?
Terhitung sudah satu minggu Daniel menjauhinya.
Daniel yang biasanya selalu berada disekitar Sinb, seakan menghilang ditelan bumi.
Ruru memang masih dititipkan dirumahnya, bahkan Daniel tak pernah mengambil kembali Ruru, membiarkan Ruru tinggal dirumahnya.

Seperti sekarang Umji dan Eunseo dibuat bingung dengan tingkah Sinb.
Banyak melamun dan sering melakukan kesalahan.
Yang paling parah ia menjatuhkan mangkuk berisi bakso yang baru dipesan.
Untung saja tidak sampai mengenai kakinya.

"heh!! Lo kenapa sih?"

Yang ditanya hanya menoleh malas, kemudian kembali memfokuskan dirinya didepan layar laptop.

"Ji.. Ngerasa ngga sih, kalau Daniel itu hilang secara tiba-tiba?"

Umji membenarkan ucapan Eunseo, ia mengaduk minumannya kemudian menyesapnya perlahan.

"gue juga bingung, biasanya kan dia ada pas Sinb ada.
Lo tau ngga dia kemana? Aneh aja kalau secara misterius dia ilang kayak gini." tanya Umji.

Sinb menggedikkan bahunya, kemudian ia bangkit berdiri, membereskan buku-bukunya.
Lalu berlalu pergi dari perpustakaan, meninggalkan Umji dan Eunseo dalam kebingungan.

"lah? Itu anak kenapa?" bingung Eunseo.

"kayaknya gue tau deh."

❤❤❤

Sinb membawa Ruru masuk kedalam kamarnya.
Lalu membukakan bungkus lollipop, lantas memberikannya ketangan Ruru.

"Ruru.." panggil Sinb, mencoba menarik atensi Ruru.

"iyah Kak, kenapa?"

Sinb sedikit ragu bertanya dengan Ruru sebenarnya, tapi rasa penasarannya mengalahkan segalanya.

"eum.. Ruru tau ngga? Abang Daniel pergi kemana?"

Ruru terlihat mengerutkan keningnya, lantas menggeleng.

"Lulu ngga tau Kak, kan Abang ngga pelnah jemput Lulu lagi."

Sinb menepuk keningnya, merasa lupa akan fakta itu.

"gitu ya, ya udah yuk ke Mommy aja." ajak Sinb.

"duhh.. Gue kenapa sih!!"

❤❤❤

Sinb menidurkan kepalanya diatas meja kantin.
Jus strawberry-nya sudah habis sejak tadi, dan ia tak berniat untuk segera pergi.
Ia menatap layar ponselnya yang menampilkan games ludo.
Beberapa kali ia menghembuskan nafas bosan.
Punggungnya menegak begitu melihat siluet pria yang beberapa hari ini membuatnya jadi uring-uringan.

"Daniel?" gumamnya.

Ia beranjak dari duduknya, bergegas menghampiri Daniel.
Namun langkahnya terhenti ketika melihat Daniel menghampiri Chungha, dan terlihat Chungha mendaratkan kecupan singkat dipipi Daniel.

"bego banget sih gue." rutuk Sinb.

Ia berbalik cepat, dengan tangan terus memukul pelan kepalanya.

"ngga penting banget sih gue uring-uringan karna mikir dia seriusan marah sama gue.
Inget Sinb.. Sekali bad boy plus play boy, dia bakal tetep sama dan ngga berubah.
Lo ngga seharusnya luluh cuma karna perlakuan manis dia.
Inget Sinb!! Apa yang dilakuin dia ke lo itu cuma buat main-main.
Dia ngga tulus Sinb!!" gumamnya pada diri sendiri.

Sinb memejamkan matanya, entah mengapa ia merasakan kecewa.
Ia membuang nafas berkali-kali, menahan perasaan sesak yang entah kenapa memenuhi ruang hatinya.

Playboy Sejagat [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang