tiga

1.9K 255 44
                                    

Kalian tau, ternyata pepatah yang mengatakan kalau dunia selebar daun kelor itu benar adanya.
Bagaimana bisa disekian banyak orang didunia, ia harus kembali dipertemukan dengan pria yang sangat-sangat ia benci.
Kalau bukan karna permintaan memelas dari Minhyuk, ia tidak akan sudi bergantian, bahkan bersamaan menjaga Ruru.
Dan bagaimana bisa Kang Minhyuk yang notabene-nya pria berwajah tampan dengan sejuta senyum menawan bak malaikat, orang teramah, tersopan dan baik hati sepertinya mempunyai adik seperti DIA!!
Kang Ruru, bocah tampan dan menggemaskan. Harus menderita mempunyai Kakak seperti DIA!!

"Jadi kalian udah saling kenal?" tanya Minhyuk yang duduk berhadapan dengan keduanya.

"NGGA!!" ucap keduanya bersamaan.

Mereka sama-sama saling tatap dengan tatapan penuh kebencian dan bibir saling mengutuk.
Minhyuk terkekeh melihat kekompakan keduanya.

"jadi Abang tenang donk, ninggalin Ruru sama kalian berdua."

"Bang, emang ngga ada yang lain apa? Kenapa mesti DIA? Kayak Ruru mau aja sama DIA!!" protesnya dengan menekan kata 'Dia'.

"Ruru malah seneng banget sama Sinb kok. Malah langsung akrab, tau sendiri kan Ruru sama orang asing gimana?"

"ngga, pokoknya gue ngga setuju!"

"gue juga ogah, kalau tau kakaknya Ruru itu COWO TONGGOS macem lo." sungut Sinb.

"kalian ada masalah apa sih?" tanya Minhyuk penasaran.

Keduanya sama-sama diam, enggan untuk membalas pertanyaan Minhyuk.

"Sinb kamu udah kenal sama Daniel kan?"

Sinb mengangguk malas, ia melirik kesal Daniel yang sedari tadi memerhatikannya.

"siapa yang ngga kenal sih sama dia!! Kang Daniel, cowo playboy seantero kampus yang tiap hari ganti cewe kayak ganti baju."

"lo masih suka mainin cewe, Niel?" tanya Minhyuk tajam.

"siapa yang mainin cewe sih, Bang. Lo tau sendiri kalau gue masih single, mereka aja yang deketin gue.
Gue mah cuma berlaku sebagai teman yang baik.
Emang salah apa kalau punya banyak temen apalagi temennya cewe."

Sinb mendecih kesal, apa dia bilang? Memperbanyak teman wanita? Memangnya ia bodoh apa? Kalau memang hanya berteman apa perlu peluk-pelukan dan saling memberi ciuman dipipi.

"boong Kak, mana ada temenan pakai kecup-kecupan dipipi sama kening, malah peluk-pelukan." sindir Sinb.

"ngadu aja terus!! Mereka aja selow, kok lo yang repot yah? Oh jangan-jangan lo pernah dicampakkin cowo playboy ya, makanya trauma sendiri." ejek Daniel.

"kalau iya kenapa? Makanya gue benci sama cowo playboy kayak lo!" ketus Sinb.

Sinb bangkit berdiri, kemudian ia menunduk sopan Kearah minhyuk.

"maaf ya Kak udah bikin keributan, aku pulang dulu.
Besok aku dateng lagi kesini buat nepatin janji aku jagain Ruru." pamit Sinb.

"pantes." gumam Daniel, yang ikut beranjak pergi menuju kamarnya.

"yakin Ruru ditinggal sama mereka berdua? Kalau berantem mulu gimana? Kasian Ruru-nya. Tau ah, pusing gue."

❤❤❤

"pagi, Bah." sapa Sinb dengan tangan menenteng seplastik buah dan beberapa makanan ringan.

"pagi Neng geulis, masuk Neng kebetulan Den Ruru lagi rewel."

"eh?  Rewel?  Ya udah Sinb masuk dulu ya Bah."

"sok atuh Neng."

Sinb berjalan cepat memasuki rumah utama keluarga Kang, baru saja masuk ia sudah mendengar tangisan kencang Ruru, dari arah kamarnya.

Playboy Sejagat [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang