Playboy Sejagat [HIATUS]

sembilan belas

Umji menatap sebal Sinb, pasalnya sejak tadi Sinb terus menempel padanya.
Bahkan beberapa kali mengumpat dibelakang punggungnya, ia tahu kalau tubuhnya sedikit lebih berisi dari Sinb, tapi ya ngga kayak gini juga, bikin emosi jiwa namanya.

"bi.. Lo kenapa sih? Ada apaan sampe gue dijadiin pilar buat lo sembunyi kayak gini."

Sinb mendelikkan matanya, lantas membekap mulut Umji dengan pandangan mengedar kesekeliling.

"ssttt!! Ji jangan kenceng-kenceng ngomongnya."

Umji menyingkirkan kesal tangan Sinb dari mulutnya, lantas menatap Sinb penuh selidik.

"ada apaan sih? Cerita ngga!!" cecar Umji.

"itu sebenernya gu... Mampuslah!! Ji.. Gue toilet dulu bentar."

Setelahnya Sinb berlari cepat meninggalkan Umji dengan segudang pertanyaan.

"lah itu anak kenapa lagi? Aneh banget."

Umji menggedikkan bahunya lantas berbalik.

"Astagfirullah!!!"

Umji berjongkok memegangi dadanya yang berdetak tak karuan karna terlalu kaget dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba.

"sehat lo."

Umji mendongakkan kepalanya lantas mendelik kesal.

"kira-kira donk!! Untung aja gue ngga ada riwayat penyakit jantung."

"lebay lo, Sinb mana?"

"noh toilet, kenapa lo nyariin dia?"

"yeu suka-suka orang ganteng donk."

"najong!!"

"serius ke toilet? boong dosa loh, Ji."

Umji memutar bola matanya malas.

"Kang Daniel.... Anak kecil juga tau kalo boong itu dosa."

"ya abisnya muka lo muka orang boong."

Mendengar itu, Umji langsung melayangkan tabokan kesal dilengan Daniel.

"sembarangan!! Muka lo tuh muka tukang boong.
Udah ah awas!!"

Umji melangkah pergi dengan kaki menghentak sebal.

"ngga Sinb,  ngga Daniel demen banget bikin gue narik urat.
Untung sabar gue tuh." gerutu Umji.

Daniel menatap punggung Umji dengan kernyitan heran.

"lah bocah ngapa ya?
Heran gue, kenapa orang yang temenan sama Sinb kelakuan kayak maung semua?"

❤❤❤

Sinb menghabiskan sisa ice creamnya yang menempel di sticknya, setelah habis lantas membuangnya ketempat sampah.
Beberapa kali ia menghela nafas berat, bahkan matanya tak berhenti mengedar kesekeliling, menatap beberapa orang yang berlalu lalang.

"kok gue malah terdampar disini sih?" keluhnya ketika mendapati beberapa pasangan kekasih yang duduk tak jauh darinya.

"udah bete makinan bete, seketika gue iri sama mereka yang pacaran.
Boro-boro punya pacar, pertama kali pacaran aja udah diselingkuhin.
Ya kali gue jomblo terus.. Malu atuh kalo nanti ada acara keluarga disindir-sindir." monolog Sinb dengan bibir mencebik.

Tidak tau saja Sinb kalau Daniel sejak tadi sudah berdiri dibelakang tubuhnya, mendengarkan setiap keluhannya sambil mengulum senyum.

"ihh bete ah!!"

Daniel mencondongkan badannya, hingga kepalanya berada disamping kepala Sinb.

"ya udah jadi pacar gue aja."