Propose

276 56 6
                                    

Selamat membaca !!


***

Lay menggaruk belakang kepalanya dengan wajah polos, saat ini laki-laki berdarah china itu sangat bingung memilih perhiasan yang bagus untuk  melamar kekasihnya.

Dirinya tidak tahu cincin seperti apa yang kekasihnya sukai, ia takut salah dan berakhir dengan penolakkan, kasus seperti itu banyak terjadi akhir-akhir ini.

"Anda mencari cincin seperti apa?" tanya karyawan perempuan yang bernama lee min ki. Perempuan itu sepertinya sedikit terpesona dengan ketampanan lay terbukti dari wajahnya yang tersipu malu padahal lay sendiri tidak melihat ke arahnya.

"Tolong carikan cincin untuk kekasih saya" ucap lay matanya masih mengamati cincin yang berada di etalase.

"Kekasih anda seperti apa?" tanya lee min ki.

"Dia cantik, kulit nya putih, dan dia orang yang sederhana"

"Kalau begitu kenapa tidak yang simple saja, saya yakin kekasih anda menyukai nya" pegawai itu menyerahkan kotak berbentuk segi empat berwarna merah yang sengaja di buka memperlihatkan cincin berwarna putih, namun elegant di saat bersamaan.

Lay berbinar menatap nya, membayang kan kekasih nya menerima lamaran nya, lalu ia memasang kan cincin itu ke jari manis pujaan hatinya.

"Baiklah saya ambil yang ini"

***

Bulan purnama menyapa kota seoul memberi penerangan terhadap malam nya hari, sehingga orang-orang akan terbantu dengan penerangan itu. bintang-bintang yang mengelilingi sang rembulan menambah kesan indah nya langit pada malam hari.

Lay menyiapkan segala sesuatu nya dengan sempurna, meja makan yang terdapat hidangan  menggoda, cincin, dan lilin di setiap sisi nya.

Lay tersenyum puas melihat betapa indah nya meja makan yang ia rias sedemikian rupa, lalu mendongak menatap langit.

Lay sengaja menempatkan semua nya di atap restoran yang sengaja ia pesan untuk melamar kekasih nya, Beruntung cuaca hari ini tidak menunjukkan bahwa hujan akan turun.

Lay menatap jam tangan yang berada di pergelangan tangan kirinya, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan lay yakin bahwa kekasih nya sebentar lagi sampai.

Bertepatan saat lay menatap pintu yang menghubungkan ke arah atap, lay melihat bagaimana pintu itu di buka dengan keras oleh seorang perempuan yang ia tunggu.

Baju putih yang di pakai perempuan itu terdapat bercak darah membuat lay mau tak mau menghampiri kekasih nya yang terlihat lelah, dan lemas.

"Ya ampun zy, kau kenapa?" tanya lay, saat lay ingin memeluk tubuh suzy, kedua tangan perempuan itu sengaja ia ulurkan kedepan mencegah agar tidak memeluk dirinya.

"Kenapa?" tanya lay tak mengerti

"Bajumu akan terkena darah jika memeluk ku" ucap suzy.

"Tidak masalah zy" lay kemudian melangkah mendekati suzy, lalu memegang tangan suzy menyelipkan di sisi tubuh nya agar ia bisa memeluk suzy dengan leluasa.

"Aku telat?" tanya suzy, nafas nya tersengal karena ia habis berlari.

"Tepat waktu" lay mencium puncak kepala suzy dengan sayang, laki-laki berambut hitam itu melepaskan pelukannya dan menuntun suzy untuk duduk di kursi yang sudah di siapkan, lay pun duduk di kursi yang berhadapan dengan suzy.

"Ceritakan padaku kau kenapa?" tanya lay.

"Aku melihat tabrakan beruntun di depan ku, beruntungnya aku tidak termasuk. Aku sebagai satu-satunya dokter di sana  mengobati mereka yang terkena luka dan beruntung nya lagi tabrakan itu dekat dengan apotik" 

Lay tercengang mendengar cerita suzy merasa prihatin dengan orang-orang yang mengalami kecelakaan itu, dan ya ia merasa beruntung suzy tidak termasuk ke dalam tabrakan beruntun itu, lay berdiri lalu memeluk suzy kembali guna menenangkan suzy dari apa yang dilihat.

Meskipun lay tahu bahwa suzy dokter, mengobati luka adalah hal yang biasa bagi suzy tapi lay jelas tahu suzy tidak pernah melihat secara langsung bagaimana tabrakan itu.

"Jadi, untuk apa semua ini oppa?" tanya suzy masih berada dalam pelukan lay.

"Kau yakin sudah tenang?"

"Aku tidak apa-apa hanya sedikit terkejut saja, lebih baik kau beritahu aku maksud dari semua ini"

"Dengar kan aku zy, aku tahu, aku bukan laki-laki romantis yang selalu kau impikan, bukan juga laki-laki sempurna yang kau harapkan, dan aku bukan laki-laki yang akan selalu membuat mu bahagia. Tapi, aku akan mencoba menjadi laki-laki yang kau inginkan zy. Aku tidak akan berjanji tapi aku akan membuktikkan kepadamu jadi, will you marry me?"

Lay berucap dengan sekali tarikan, ia benar-benar gugup sekarang begitupun suzy, ia merasa terharu sekarang jantung nya bekerja lebih cepat dan ia merasa bahagia.

"I will" bisik suzy, dan itu membuat lay tersenyum bahagia, melepaskan pelukannya lalu mengambil cincin di atas meja.

Cincin itu kini tersemat indah di jari manis suzy membuat sang empunya menangis terharu.

"Terimakasih" gumam suzy.

Lay kembali memeluk suzy, mencium kening suzy lembut.

END

Vomment nya di tunggu

Suzy-Exo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang