(15) Pertemanan Di Antara Musuh

4K 447 38
                                    








"Aku akan mengambilnya sebentar. Tunggu di sini, aku tidak akan lama!" kata DeCerto sebelum berbalik dan ber-Disapparate di tempat.

Riddle menghela napas frustasi. Dia tahu mengapa DeCerto meninggalkannya di sini. Kalau dia ikut ke Diagon Alley, dia yakin akan tetap mengurung diri di kamar. DeCerto tidak akan bisa membujuknya lagi untuk meninggalkan Leaky Cauldron. Riddle benar-benar tidak ingin merayakan Malam Tahun Baru. Dia benci malam ini!

Malam Tahun Baru, adalah malam ia dilahirkan dan malam ketika ibunya meninggal. Inilah alasan kenapa dia tidak mau merayakan malam tahun baru. Sejak malam itu, ia terpaksa tinggal di panti asuhan yang kejam. Ditinggal sendirian oleh ibunya yang telah meninggal dan dicampakkan ayah kandungnya yang tidak mau mengakuinya.

Riddle mendesah dan melihat jam tangannya. DeCerto sudah pergi cukup lama. Riddle bosan sekali sehingga ia keluar dari gang. Ia segera mencapai jalan besar yang berpotongan dengan gang kecil tempatnya berdiri tadi. Jalan ini tidak asing bagi Riddle, tapi ia tidak terkejut dengan itu. Karena ia ingat, ia sudah berkeliaran di hampir semua jalan-jalan London. Dia selalu melakukannya untuk menjauh dari panti, bahkan jika itu hanya untuk beberapa jam saja. Dia bersandar di dinding sebuah rumah dan memperhatikan jalan. DeCerto akan muncul di gang tadi, sehingga ia tidak ingin berjalan terlalu jauh. Setelah beberapa menit berdiri di sana, bersandar di dinding, sebuah mobil abu-abu lusuh berhenti di depannya. Matanya melebar syok dan darahnya membeku saat mengenali orang yang keluar dari mobil.

"Tom!" Carter menggeram marah.

Sebelum Riddle sempat bergerak, Carter telah mencapainya dan mencengkeram lengannya kuat. Kemudian ia menyeret Riddle dengan brutal ke mobil, membuka pintu penumpang dan melemparkan Riddle ke dalam. Dia membanting pintu di depan muka Riddle dan menguncinya. Riddle hanya bisa menyaksikan dengan mata terbelalak, Carter masuk ke kursi sopir dan menyalakan mesin mobil. Mereka pun pergi dari tempat itu.

"Kau dalam kesulitan besar," Carter mendesis mengancam Riddle.

Riddle mengepalkan tangannya. Dia bisa merasakan kuku menusuk kulitnya. Ancaman Carter terngiang-ngiang di udara hingga mobil berhenti di depan bangunan panti asuhan. Carter keluar dari mobil, membuka pintu penumpang dan menarik Riddle dengan sangat brutal dari mobil. Dia menyeret Riddle ke pintu masuk panti. Ketika sampai di depan pintu, Carter membukanya dan melemparkan Riddle ke dalam. Riddle kehilangan keseimbangan dan mengerang kesakitan saat bahunya membentur lantai. Carter melangkah ke dalam dan mendekati Riddle.

"Bangun, dasar sampah tak berguna!" bentaknya sambil meraih kerah kemeja Riddle dan menariknya berdiri.

Riddle meringis saat Carter mencengkeram lengannya hingga memar dan menariknya melewati lorong, menuju pintu masuk aula dan ke arah tangga ke ruang bawah tanah.

'Tidak," bisik Riddle.

Carter mengabaikan protes dari Riddle dan melipatgandakan kekuatan cengkeramannya ketika menarik Riddle menuruni tangga. Mereka hampir mencapai ruang bawah tanah saat Carter mendorongnya bergitu keras hingga Riddle oleng dan menggelinding jatuh di tangga terakhir. Tubuhnya menghantam keras lantai beton. Saat mencoba bangkit, ia bisa merasakan darah segar mengalir dari lutut dan telapak tangannya. Carter meraihnya lagi dan menyeretnya ke pintu besi berkarat. Riddle dilemparkan ke dalam penjara kecil di balik pintu. Riddle sangat berharap ia tidak akan pernah lagi melihat penjara ini. Sebelum sanggup bangun lagi, Carter memasuki ruangan dan menutup pintu.

"Kau pikir kau bisa lolos dari hukuman?" Carter bertanya dengan suara dingin.

Riddle duduk dan menghadapi Carter yang berdiri di depan pintu.

"Kau menantangku, kau berani kabur, Tom. Kau sudah bertindak terlalu jauh," Carter mengambil langkah mengancam ke arah Riddle. "Aku harus menghukummu dengan keras sehingga kau tidak akan pernah mencoba kabur lagi."

Ultima Ratio ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang