Keesokan paginya, Tom terbangun dengan rasa kaku yang mengganggu di lehernya. Ia masih terbaring di sofa, dirinya dan DeCerto...
Bukan, Hermione.
...telah duduk di sana semalaman.
Dia melirik sekilas ke arlojinya dan menyadari bahwa sekarang sudah jam 10.30. Ia menguap, mencoba menghilangkan rasa lelahnya. Ketika bangkit dari sofa, ia melihat selimut yang menutupi tubuhnya. Pasti Hermione yang menyelimutinya, pikirnya heran. Matanya menjelajahi ruangan tenda dan menyadari Hermione tidak ada di sana. Tom bertanya-tanya kemana perginya gadis itu ketika ia berjalan ke kamar mandi. Dia mencuci muka sambil mengabaikan nyeri di punggungnya. Saat melihat bayangannya di cermin, matanya tertuju ke lengan kirinya dan bekas lukanya.
Dengan ngeri ia teringat percakapannya semalam dengan Hermione. Dia menyalahkan anggur yang membuatnya bercerita terlalu banyak tentang dirinya. Mengapa dia harus memberitahu Hermione? Dia belum pernah memberitahu siapa pun tentang dirinya. Tetapi Hermione tampaknya banyak tahu tentang rahasianya sekarang. Dan gadis itu telah melihatnya dalam keadaan lemah dan menyedihkan. Namun, gadis itu masih bersamanya dan tidak memanfaatkan kelemahannya untuk melawannya. Suatu hal yang pastinya akan Riddle lakukan kalau posisi mereka di balik, ia akui itu. Tapi di sinilah gadis itu, menolongnya bahkan setelah semua yang pernah ia katakan dan lakukan terhadap Hermione. Hermione masih menjadi teka-teki.
Tom meninggalkan kamar mandi lalu duduk di meja dapur. Yang diceritakannya semalam adalah tentang liburan musim panas terburuk yang pernah dialaminya. Itu adalah liburan musim panas pertama ketika dia harus meninggalkan Hogwarts tanpa tongkat sihirnya. Dumbledore mengambil tongkatnya saat itu, begitu pula liburan-liburan musim panas berikutnya. Dia telah mengancam Tom dengan pengusiran jika sampai ia menggunakan sihir selama liburan atau kalau sampai dia mendengar Tom berperilaku buruk. Tom tidak pernah mengambil risiko itu selama ini. Kalau sampai dia dikeluarkan, maka Tom harus rela kehilangan tongkatnya dan karena ia tidak memiliki keluarga penyihir, maka dia harus meninggalkan dunia sihir dan kembali ke dunia Muggle dan panti asuhan.
Sangat menggelikan, bahwa Dumbledore memiliki kekuasaan sebesar ini terhadapnya. Tom membenci sekaligus takut pada Dumbledore karena pria itu punya pengaruh yang besar atas dirinya. Tapi suatu hari nanti, pikirnya marah, ia akan membalas dendam pada pria tua itu. Setelah tahun ketujuhnya selesai, maka Tom akan bebas. Bebas untuk melakukan apapun yang ia inginkan. Seringai jahat terbentuk di wajahnya memikirkan itu. Dia akan memastikan Dumbledore dan Carter dan semua orang yang pernah menyiksanya akan membayar mahal atas tindakan mereka. Tapi sebelum itu, dia harus memastikan untuk tidak pernah masuk ke dalam situasi seperti saat liburan musim panas lagi.
Ingatannya berjalan ke saat di mana dia kembali ke panti asuhan dan bertemu Carter untuk pertama kalinya. Dari awal Carter tampaknya membencinya, tapi Tom tidak terlalu memperhatikannya. Dia telah belajar untuk tidak pernah mengharapkan perlakuan yang berbeda dari para Muggle. Tapi kemudian Carter menemukan buku itu dan menyiksa Tom. Dia merinding mengingat hari itu. Dia begitu tak berdaya. Tak berdaya tanpa sihirnya. Setelah Carter selesai menyiksanya, Tom ditinggalkan sendirian berbaring di ruangan kotor. Tom masih ingat bagaimana menderita dan kesakitannya dirinya saat dikurung di sana. Ia merasakan kesadarannya datang dan pergi setiap menit yang penuh penderitaan. Setiap kali terbangun, dalam pikirannya ia selalu ketakutan bahwa di menit berikutnya ia akan kehilangan kesadaran selamanya, tidak pernah bangun lagi. Tom tahu bahwa suatu keberuntungan ia tidak mati saat itu, terbaring sendirian di penjara. Ia selalu bisa mengingat kegelapan yang mengintainya, seolah akan melahapnya. Belum pernah dalam hidupnya dia begitu ketakutan, takut akan kehampaan yang melahap dirinya. Bahkan sampai hari ini, Tom masih ketakutan oleh kehampaan itu. Setiap kali harus pulang ke panti, setiap kali Carter menariknya ke penjara itu, Tom ketakutan. Dia akan melakukan apa saja untuk menyingkirkan rasa takut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultima Ratio ✔️
FanficSTORY BY: WINTERBLUME Akhirnya hari Pertempuran Akhir melawan Lord Voldemort telah datang. Harry, Ron dan Hermione bertempur dengan gagah berani melawan musuk bebuyutan mereka. Tapi kemudian sesuatu menjadi salah. Dan Hermione menemukan dirinya terj...