(21) Kecemburuan

5.3K 362 24
                                    








Hermione duduk di kelasnya dengan suasana hati yang sangat kesal. Hari ini adalah hari Jumat. Sejak ia terdampar di zaman yang asing ini, ia selalu membenci hari Jumat. Dan alasan kenapa ia membenci hari Jumat sekarang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi, kelas." Suara tajam Legifer bergema di dalam kelas.

"Selamat pagi, Profesor." Seisi kelas berteriak bersama-sama, kecuali Hermione.

Hermione memutuskan untuk mengabaikan pelajaran ini. Kelas ini sangat konyol. Energinya terlalu berharga untuk dibuang-buang hanya untuk ini. Tapi tekadnya itu tidak membuat Hermione berhenti merasa jengkel ketika tatapannya berkelana ke Profesor Legifer dengan penuh kebencian. Mengapa wanita tua itu selalu terlihat begitu sempurna? Semuanya bersih, sepatunya mengkilap, dan pakaiannya sangat serasi dengan tatanan rambutnya yang sempurna. Mengapa wanita itu sudi untuk membuang-buang waktu dengan berusaha untuk mencapai kesempurnaan dalam penampilan sih? Hermione selalu merasa penampilan seperti itu sangat mustahil baginya, tapi perempuan itu selalu mengharapkan kesempurnaan yang sama dari murid-muridnya. Dan melihat tatapan menghakimi Legifer yang menyindirnya, penyihir tua itu tampaknya berpendapat Hermione bukanlah tipe wanita yang baik. Hermione tidak bereaksi terhadap tatapan jahat Legifer, hanya melihat kosong ke depan. Setelah beberapa saat, Legifer menggeleng kesal sebelum berkata,

"Setelah liburan yang panjang kemarin, tampaknya kita harus mengejar banyak ketinggalan sekarang."

Hermione mengalihkan pandangannya dari profesor ke arah jendela dengan benci. Dia merasa tidak punya alasan untuk memperhatikan pelajaran. Jadi, ia menghibur diri dengan menatap keluar jendela dan membiarkan pikirannya mengembara kemana-mana. Pikirannya berputar-putar kembali kepada sosok Slytherin tampan berambut hitam. Hermione menyadari saat ini dia dalam kesulitan. Interaksinya dengan Tom sama sekali tidak bisa dibenarkan. Semua ini terlalu berbahaya.

Pagi ini ketika sarapan, dia melihat lengan Lestrange diperban. Hermione cukup yakin bahwa Tom yang melakukan itu. Jelas ia menghukum pengikutnya karena telah menyerangnya kemarin. Tom sendiri yang menyatakan bahwa dia akan memastikan pengikutnya tidak akan pernah menyakitinya lagi. Dan Tom menepati janji itu. Hermione masih terkejut karena pemuda itu melindunginya. Dia tidak pernah menyangka seorang Tom Riddle benar-benar melindungi dirinya. Semakin memikirkan itu, maka semuanya semakin tidak masuk akal. Ia telah terkejut karena kemarin Tom menunjukkan kemarahannya setelah melihat lukanya. Kebingungannya semakin tumbuh ketika Tom membawanya ke Rumah Sakit dan terlihat sangat mengkhawatirkannya. Akibatnya Tom telah mengambil tindakan untuk mencegah agar kejadian penyerangan itu tidak terjadi lagi. Meskipun tindakan protektif Tom membuatnya senang, tapi di sisi lain juga membuatnya takut.

Dengan gemetar Hermione mengusap rambut keritingnya sehingga jadi lebih acak-acakan. Pandangan tajam Legifer menatap rambut semak Hermione agak lama. Tetapi Hermione tidak pernah menyadari pandangan jijik di wajah profesor karena terlalu larut dalam pikirannya sendiri.

Sikap Tom kemarin sangat membuat Hermione ketakutan. Bukan berarti dia takut karena Tom telah menggunakan kekerasan terhadap para pengikutnya. Menggunakan kekerasan pada orang lain memang hal yang salah, tapi itu bukan sesuatu yang baru atau tak terduga dari Tom Riddle. Yang membuat Hermione teramat gelisah adalah sikap melindungi dan kepedulian yang ditunjukkannya. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Tom menggandengnya hati-hati ketika membawanya ke Rumah Sakit. Setelah itu Tom menciumnya lagi lalu memeluknya dengan sangat lembut. Kelembutan itu yang membuatnya takut. Perilaku gentleman seperti itu bukanlah karakter Tom.

Mengapa sikapnya berubah drastis? Dia kan Pangeran Kegelapan. Dan Pangeran Kegelapan pastinya tidak akan menunjukkan kekhawatiran pada siapa pun juga.

Ultima Ratio ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang