(38) Apa Itu Penyesalan?

4K 278 52
                                    







Bangunan itu terbakar. Api memecahkan kaca jendela, menjilati dengan ganas gedung yang rusak itu. Pecahan jendela kaca seperti itu tidak bisa menahan panas. Bangunan mulai menghitam saat api memakannya. Bahkan mantra yang digunakan untuk melindungi bangunan dari mata Muggle tidak bisa menahan kekuatan panas ini. Mantra dengan perlahan-lahan mati, memperlihatkan api ganas yang mungkin akan dilihat Muggle. Dengan cepat jalanan dipenuhi oleh kerumunan orang yang menatap dengan mata lebar pada gedung yang terbakar. Gambaran rumah yang hancur itu tidak baru bagi mereka—negara mereka telah terguncang oleh perang selama empat tahun terakhir—tapi mereka masih tidak percaya api dapat membinasakan gedung itu. Wajah orang-orang pucat saat mereka menyaksikan api membakar gedung dengan ganas dan menjatuhkan apa saja yang disentuhnya. Beberapa orang bergegas pergi, ingin memanggil pemadam kebakaran meskipun itu jelas bantuan akan datang sangat terlambat. Orang-orang yang tersisa menyaksikan tanpa daya saat gedung aneh terbakar.

Mereka tidak tahu bangunan yang tiba-tiba muncul itu. Mereka cukup yakin kalau di sana berdiri pabrik kosong, tapi sekarang anehnya ada bangunan seperti rumah yang agak besar di sini. Rumah itu dihiasi pintu ganda bersayap yang mengarah ke gedung dan perlahan-lahan menghintam kerena api di dalam membakar hingga hangus. Di atas pintu ganda ada sebuah tanda. Beberapa saksi bisa membacanya sebelum di makan oleh api. Tanda bacanya bertuliskan, 'Departemen Pengurusan Muggleborn'. Itu tidak masuk akal. Tapi penampilan bangunan aneh ini dan tanda yang tidak dimengerti memang sangat aneh dan para saksi tidak bisa memikirkan keanehan dari seluruh kejadian tersebut. Mereka hanya bisa berharap, berdoa, dan memohon apapun pada Tuhan dan mereka percaya keajaiban.

Mereka semua bisa mendengar teriakan dari dalam gedung.

Perang sudah banyak mengorbankan orang-orang, tapi tidak ada yang jisa membiasakan diri dari jeritan tersebut. Beberapa membungkuk dan menangis tak berdaya. Beberapa berdiri terpaku di tempat dengan wajah membatu karena mereka melihat kematian yang mengerikan. Beberapa berlari ke pintu masuk yang hangus dan mencoba untuk membukanya. Apapun yang mereka coba, pintu itu tetap tidak bergeming. Meskipun pintu kayu itu melemah karena api, pintunya tetap tidak bisa membuka. Itu tidak bisa dijelaskan, pintu itu seperti memiliki kekuatan aneh yang melarang mereka untuk membukanya. Seolah-olah ada dinding tak terlihat yang ingin menghentikan penyelamatan.

Para saksi tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka hanya bisa menyaksikan bangunan yang perlahan-lahan menghilang dalam lalapan api hingga semua jeritan berhenti. Kemudian lalapan pi menenggelamkan segala sesuatu yang lain, tapi suara dari orang-orang yang sekarat bergema keras di telinga orang yang mendengarnya ...

Seorang pria berdiri di atap rumah di seberang gedung yang terbakar. Dia mengenakan celana panjang abu-abu dan kemeja biru tua. Secara keseluruhan, pakaiannya tidak terlihat seperti orang-orang yang menjadi saksi di jalan. Apa yang membedakan orang ini dari orang-orang di jalan itu adalah senyum yang meringkuk bibirnya dan matanya berkilat penuh kemenangan saat ia melihat api ... saat mendengar jeritan. Rambut pirang kusutnya itu berwarna merah akibat cahaya dari api. Pria itu tampaknya terpesona oleh pemandangan gedung yang dilalap api. Dia bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari api saat tiba-tiba tujuh orang muncul di sekelilingnya. Mereka keluar dari udara tipis dengan bunyi pop lembut. Semua ketujuh orang itu mengenakan jubah hitam, kemeja katun, celana tempur hitam dan sepatu bot hitam. Mereka berkumpul di sekitar pria berambut pirang. Tapi pria itu tidak berbalik untuk menghadap mereka. Matanya terus tertuju ke api, sedangkan senyum dingin tidak pernah meninggalkan wajahnya. Ketujuh orang itu tidak mengatakan apa-apa. Mereka berdiri dengan penuh perhatian memandang pemimpin mereka, siap menunggu perintahnya

Akhirnya pria berambut priang mengalihkan matanya dari gedung yang terbakar dan berbalik. Ada sedikit kebanggaan di matanya saat ia mengamati ketujuh orang di sekelilingnya.

Ultima Ratio ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang