(24) Di Mana Rumahmu?

4.4K 308 17
                                    







Hermione berkeliaran tanpa tujuan menyusuri banyak koridor kastil Hogwarts. Rasanya mengerikan sejak pengakuan dosa kecilnya. Longbottom bereaksi dalam cara terburuk yang bisa dibayangkan Hermione.

Yah, setidaknya dia tidak mengutukku...atau Tom. Hermione berpikir frustasi sepanjang menyusuri koridor. Langkahnya bergema keras di lantai batu. Saat ini ia berada di area kastil yang agak terpencil karena berusaha keras menghindari siswa-siswa lain. Bisa dipastikan mereka akan menginterogasinya tentang Tom atau mereka akan melewatkan pembicaraan dan langsung mengutuknya.

Dia mendesah keras dan memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia tak bisa berkeliaran di koridor-koridor kastil selamanya. Tapi kembali ke ruang rekreasi Gryffindor jelas bukan pilihan yang bagus. Asumsinya, Longbottom yang sedang marah pasti ada di sana. Lupin dan Weasley mungkin di sana juga dan mungkin juga menghibur Longbottom setelah menerima kabar mengejutkan darinya. Yang jadi masalah lain, Hermione tak mau ke ruang bersama karena beresiko akan menghadapi teman-teman sekamarnya yang cerewet. Setelah tontonan di Aula Besar tadi, mereka pasti akan mencoba memaksa untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin darinya. Mungkin tindakan yang terbaik hanyalah melarikan diri dari kastil dan memulai hidup baru jauh-jauh dari sini, pikir Hermione kecut.

Karibia pastilah aman untuk tahun ini.

Hermione terkikik pelan saat berbelok dan menyusuri koridor baru.

Atau Albania. Mungkin cuacanya tidak bersahabat di sana tapi Tom akan datang ke sana.

Hermione begitu tenggelam dalam rencana pelarian diri saat mendengar suara berat di belakangnya, "Apa yang dikatakan teman-temanmu?"

Dia berbalik dan menemukan Tom bersandar di dinding koridor. Hermione hampir memutar matanya ketika seringai melengkung di wajah tampan itu saat mengamatinya dengan geli.

"Apa yang membuatmu begitu senang?" Hermione bertanya agak jengkel.

Kejengkelannya hanya membuat seringai di wajah Tom melebar.

"Tidak ada," kata Tom dengan nada ceria menyebalkan.

Lalu Tom menjauh dari dinding dan mendekatinya. Seringai-Slytherin masih menarik-narik sudut mulutnya. Kemudian Tom mengambil tangannya dan mulai berjalan. Hermione mendesah tapi tetap mengikutinya.

"Kukira kita akan bertemu tepat setelah kau berbicara dengan bocah-bocah itu," kata Tom, yang mengejutkan, suaranya bebas tuduhan. Tampaknya pemuda ini sedang dalam suasana hati yang bagus.

Hermione mengeluarkan gumaman yang tak jelas apa artinya.

"Jadi? Bagaimana teman-temanmu?" Tom bertanya lagi sambil menggandengnya menyusuri koridor. Nadanya ringan seolah-olah sedang membahas cuaca. Menjengkelkan.

"Apa kata mereka tentang hubunganmu yang mengejutkan?"

Hermione menyipitkan mata ke arahnya dengan waspada. "Mengapa kau tiba-tiba peduli tentang apa kata teman-temanku?" dia menjawab dengan kecurigaan dalam suaranya.

Tom terkekeh geli, "Hanya ingin siap-siap kalau saja teman-teman bodohmu akan menyerangku."

"Mereka tidak bodoh," balas Hermione sambil memukulnya dengan tatapan menghina.

Tom tampaknya tidak takut dengan cemberut di mukanya. Dia hanya tersenyum tanpa dosa, membuat tingkat kejengkelannya naik. Ketika melewati koridor berikutnya, Hermione melihat sekelompok gadis Ravenclaw berjalan ke arah mereka. Mereka sepertinya tahun keempat atau kelima. Hermione hampir mengerang saat tatapan bermusuhan gadis-gadis itu memukulnya. Sejak meninggalkan Aula Besar, dia belum bertemu dengan anak-anak yang lain sehingga ia tidak tahu apa yang dipikirkan populasi Hogwarts tentang hubungannya dengan Tom. Tapi sekarang, para gadis Ravenclaw itu memberinya gambaran bagaimana reaksi murid lain terhadap berita itu. Satu atau dua dari gadis itu mengamatinya dan Tom ingin tahu, tapi gadis-gadis sisanya melemparkan pelototan menjijikkan pada Hermione. Hermione menduga mereka pasti akan mengutuknya kalau Tom tidak bersamanya sekarang.

Ultima Ratio ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang