(40) Permintaan Tom

5.2K 283 36
                                    






Hermione terbangun keesokan harinya karena kebisingan dari keempat teman sekamarnya. Dia berguling di tempat tidur dan langsung rasa sakit menusuk di sisi tubuhnya. Dia tidak bisa menahan erangan, tapi setidaknya dia sudah terjaga sekarang. Dengan hati-hati agar tidak menimbulkan sakit lain dia duduk di tempat tidurnya. Gelombang pusing memukulnya, membuat pandangannya kabur dan dia harus menunggu agar mereda. Terbangun dan merasa seakan neraka pelan-pelan menjadi pola hidupnya, pikir Hermione kecut sambil membuka kelambunya.

"Oh, selamat pagi, Hermione," Rose, yang sedang mengobrak-abrik kopernya menoleh dan tersenyum riang.

"Pagi," Hermione bergumam dengan suara serak, mencoba untuk mengabaikan rasa sakit yang berdenyut-denyut di kepalanya. Sekarang dia sedang duduk dan benar-benar merasa sakit. Mungkin dia harus berbaring dan tidur lagi.

Rose menggagalkan rencana Hermione karena sekarang dia berbalik dan berteriak, "Dia bangun!"

Hermione jadi jengkel dengan teman sekamarnya yang sekarang sudah berkumpul. Rose duduk di atas koper, menatap Hermione penuh harap. Lucia melompat di tempat tidur di samping Hermione dan tertawa bodoh saat ia tersenyum pada Hermione. Viola dan Diana bersiri agak jauh tapi mereka juga memandangny penuh keingintahuan. Hermione mengerang pelan. Dia sedang tidak dalam kondisi suasana hati yang baik untuk bergosip ria bersama teman sekamarnha. Dia mengangkat alis di wajah bersemangat teman sekamarnga dan bertanya kesal,

"Apa ada masalah?"

"Tentu saja," rengek Lucia seolah-olah sekarang sedang meminta berita penting. "Kami melihatmu kemarin."

Hermione berkedip dan menatapnya kosong. Kemarin banyak hal yang terjadi. Apa yang dilihat teman sekamarnya? Dia bertanya-tanya gugup.

Saat Hermione tidak menjawab, Lucia berbisik seolah memberitahu mereka rahasia besar, "Dengan Tom Riddle."

Oh, itu, pikir Hermione. Tentu saja, anak-anak di ruang rekreasi kemarin sudah melihat Tom mengantarnya ke kamarnya. Tidak heran kalau sekarang ada rumor yang menyebar.

"Apa kalian bersama lagi?" Rose bertanya penuh ingin tahu sambil mengamati Hermione seperti elang, tertarik untuk melihat berbagai jenis rona merah di wajah mangsanya.

Hermione berhasil menjaga wajahnya tetap datar. "Bukankah masih terlalu pagi untuk bergosip?" tanyanya, suaranya tegang saat ia mencoba untuk terdengar santai.

Tentunya dia tidak akan duduk di sini dan membicarakan kemungkinan mantan pacarnya yang ingin memintanya kembali. Gagasannya sendiri sebenarnya sangat konyol. Apapun yang Tom inginkan kemarin, itu pasti bukan sesuatu hal seperti tindakan untuk kembali padanya.

'Aku mencintaimu.' tanpa sadar kata-katanya yang dengan lembut diucapkan terbang di kepalanya dan Hermione merasakan perutnya melilit. Kemarin Tom menyelamatkan hidupnya ... Tiba-tiba dia berdiri dari tempat tidurnya melupakan rasa sakit dari luka-lukanya. Akibatnya, ia hampir jatuh pingsan saat nyeri tajam menyengat kakinya. Hermione berhasil menenangkan diri, hanya erangan tak terdengar yang keluar dari mulutnya. Teman Sekamarnya masih menatap penuh harap, tampak tidak menyadari rasa sakit Hermione.

"Aww, kenapa kau selalu merahasiakannya?" Rose mengomel.

Hermione mengacuhkannya, berpaling dari gadis-gadis di sekelilingnya dan meraih beberapa pakaian dari kopernya sebelum ia tertatih-tatih berjalan ke kamar mandi.

"Kenapa kau bisa terluka?" Diana bertanya dengan lembut saat Hermione berlalu sambil menatap bibir pecah Hermione.

Hermione menatap mata hijau Diana yang khawatir dan tersenyum ramah. Diana Potter begitu mirip dengan Harry. Selalu prihatin tentang orang lain.

Ultima Ratio ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang