Saat Hermione terbangun di hari berikutnya, kegelapan sudah hilang dan dia disambut oleh langit-langit rumah sakit berwarna putih. Hari baru telah tiba. Hermione merasa kelelahan. Dia akan jatuh tak sadarkan diri lagi jika bukan karena kenangan mengerikan membanjiri pikirannya. Seperti pisau mereka tanpa ampun memotong pikirannya. Hermione mencoba untuk telentang, tapi langsung dihukum dengan rasa sakit yang tajam berkedip melalui dirinya. Sebuah erangan lembut keluar dari bibirnya.
"Oh, kau bangun," suara itu menembus kesengsaraannya.
Hermione menoleh. Dia menemukan Madam Dulan berdiri di sisi lain tempat tidur, tersenyum ramah. Hermione sekarang menyadari kalau dia tidak sendirian di tempat tidur rumah sakit. Tom Riddle berbaring, tidur nyenyak, tepat di sampingnya. Dulan mengenggam tongkat di tangannya dan melambaikannya dalam pola yang rumit di atas Tom. Hermione menyaksikan saat jaring perak sihir melepaskan diri dari tongkat, melayang ke bawah dan menghilang ke dada Tom, meninggalkan kilau samar.
"Kau menakut-nakuti kami saat kau tidak ada di tempat tidur," Madam Dulan mencaci Hermione lembut. "Untungnya kami menemukanmu sangat cepat."
Hermione mengangguk bingung sambil menatap Tom yang masih terpejam. Wajahnya sangat pucat dan ada perban tebal menutupi dadanya.
"Apa dia baik-baik saja?" Hermione bertanya khawatir.
"Dia sudah terkena kutukan jahat," Dulan menjelaskan dan mata Hermione langsung ke arahnya. "Jangan khawatir, dear. Penyembuh Perry berhasil mematahkan kutukan pada luka. Kekuatannya sedang surut sejak itu."
Hermione kembali wajah Tom. "Kenapa dia tidak bangun?"
"Dia masih dalam masa penyembuhan," jawab Dulan. "Tapi dia akan segera bangun."
Perawat itu menaruh tongkatnya dan kemudian meraih botol ramuan yang berdiri di rak terdekat sebelum dia menyerahkannya ke Hermione.
"Minum itu," kata perawat itu. "Ini akan membantumu mendapatkan kembali kekuatanmu."
Hermione menerima ramuan dan meminumnya. Saat ramuan mengalir di seluruh tubuhnya, rasa kantuknya hilang.
"Terima kasih."
Dulan tersenyum dan melangkah ke sisi Hermione dari tempat tidur.
"Apa kau pikir kau bisa bangun?" tanyanya hati-hati. "Aku perlu melihatmu."
Hermione mengangguk dan mencoba bangkit duduk. Dia mendesis kesakitan saat punggungnya membungkuk. Dulan meraih lengan atasnya untuk menopangnya.
"Hati-hati," Dulan memperingatkan hati-hati. "Kau punya beberapa irisan jahat."
Masih memegang Hermione aman, Dulan membawanya pergi dari tempat tidur Tom. Hanya sesaat mata Hermione mengamati ke sisi lain dari rumah sakit. Dadanya mengerut pedih saat matanya mendarat di tempat tidur rumah sakit yang ditinggalkan. Kemarin, tempat tidur itu tidak kosong. Hermione bergidik. Tentunya itu sebabnya orang tuanya di sini. Mereka ingin mengambil anak mereka kembali ke rumah.
Hermione menghembuskan dan menghirup udara yang terdengar lebih seperti rengekan. Segera Madam Dulan melemparkannya pamdangan sekilas. Perawat itu membuat Hermione duduk di meja pemeriksaan sebelum dia dengan lembut membantunya untuk melepas baju piyamanya. Hermione menekan lengannya di dadanya sementara perawat bekerja di punggungnya.
"Ini adalah luka yang agak tidak biasa," Dulan berkomentar saat dia berdiri di belakang Hermione. "Bagaimana kau bisa mendapatkannya kalau aku mungkin bertanya?"
"Hm ... itu ... itu ..." Hermione bergumam malu-malu. "Seekor Harpy?"
"Harpy? Aku tidak tahu mereka masih ada," teriak Dulanin syok. "Sayang Merlin. Tidak heran kalau ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultima Ratio ✔️
FanfictionSTORY BY: WINTERBLUME Akhirnya hari Pertempuran Akhir melawan Lord Voldemort telah datang. Harry, Ron dan Hermione bertempur dengan gagah berani melawan musuk bebuyutan mereka. Tapi kemudian sesuatu menjadi salah. Dan Hermione menemukan dirinya terj...