Clara dan Dimas sudah pergi meninggalkan Rara di halte.
Hujan turun dengan deras.
Dan tak ada satu pun kendaraan atau transportasi umum yang lewat.
Entah nasib macam apa yang menimpa dirinya.
Rara merasa hidupnya berada di kubangan nasib buruk dan menenggelamkannya.
"Kenapa hidup gue gini-gini amat ya?" racau Rara sendirian.
Ya, dia benar-benar sendirian di halte.
"Clara ... seneng banget kalau seandainya gue bisa jadi lo, sehari pun nggak apa-apa."
Rara menghela napas panjang dan menatap langit.
Sepertinya, hujan sedang tak bersahabat, tak ada tanda-tanda untuk reda.
Ponsel Rara bergetar.
Mami is calling!
Rara buru-buru mengangkat telpon itu.
"Halo, Mi?"
"Kamu dimana? Mami mau tanya sesuatu yang penting!"
Rara mengernyit karena nada suara Maminya seperti orang yang sedang marah.
"Ada apa emang, Mi? Kok Mami kayak marah gitu ke Rara?"
"Kamu dimana? Kok belum pulang?"
"Rara masih di halte bus, Mi, gak ada bus, angkot, atau alat transportasi umum yang lain."
"Kenapa gak pesan taksi online aja?"
"Gak punya paketan, Mi."
"Ya sudah, Mami pesankan taksi. Cepet pulang!"
💄💄💄
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ugly Girl ✓
Short StoryApa kalian pernah menyukai seseorang, tapi kalian sadar diri dan memilih menjauh untuk menjadi pengagum rahasia? Tapi sayangnya, laki-laki yang aku sukai malah menyukai sahabatku sendiri. Aku dengan lancangnya mencintai dia, padahal aku tahu, sahaba...