Part 14 : Ketahuan

9.8K 1.1K 30
                                    

Rara sampai dengan disambut pelototan tajam dari Maminya. Baru saja ia melangkahkan kaki ke dalam rumah, Maminya sudah berada di depannya dengan mata melotot.

"Kenapa, Mi?" tanya Rara hati-hati.

"Kenapa kamu minum obat pelangsing dan memakai pemutih?!"

Rara membulatkan mata saat melihat Maminya memperlihatkan pelangsing dan pemutih miliknya.

"Ma-mami ... itu-"

"Itu apa?" tukas Maminya dengan nada tinggi membuat Rara sedikit takut.

Ia paling tak suka dibentak.

"Jangan bentak Rara, Mi. Maaf," ucap Rara takut, mata Rara memanas dan berair, kedua tangannya mengepal kuat.

"Mami gak mau kamu kenapa-kenapa, Ra!" lanjut Maminya masih dengan nada tinggi.

Rara menangis.

"Rara gak mau jelek, Mi, Rara capek ... kenapa Rara harus terlahir jelek? Gendut, item ... Mami tahu? Bukannya Rara nggak bersyukur, Mi. Tapi ... Rara capek, Mi, Rara capek denger ejekan-ejekan dari orang lain," lirih Rara.

Rara menangis saat mengucapkan kalimat tadi.

Kalimat itu adalah perwakilan hatinya saat ini.

Ia merasa muak dengan hidupnya.

"Jangan bentak aku, tolong. Apa nggak bisa diomongin baik-baik? Seorang anak itu butuh pengertian ibunya jika salah, nasehati baik-baik. Aku masih punya telinga yang normal buat denger ucapan tanpa harus dengan nada tinggi." Rara sedikit terisak.

"Rara," panggil Maminya lirih.

"Rara capek, Mi," lirih Rara dengan suara parau.

"Rara pergi dulu, jangan dicariin, Rara pasti pulang," pamit Rara lalu berlari keluar rumah.

"RARA!" panggil Maminya keras namun tak dihiraukan oleh Rara.

"Jangan cari Rara."

💄💄💄

Maafin Rara ya, Mi, dulu ... Rara masih emosi, enggak bermaksud buat ngomong gitu kok ke Mami. :')

An Ugly Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang