Part 34 : Jebakan

9.6K 1K 51
                                    

Alan duduk di samping ranjang Rara, melihat wajah yang pucat itu dengan tatapan nelangsa.

Mengapa sangat sulit bagi Alan untuk menjaga gadis di hadapannya itu? Menjauhkannya dari Clara saja Alan tak berhasil, dan sekarang, gadis itu malah sakit.

Alan menghela napas kasar dan tanpa sengaja melihat ponsel Rara di atas nakas yang dari tadi bergetar, ia pun mengambil dan mengecek ponsel Rara yang tidak dipassword.

7 panggilan tidak terjawab dari Clara.
25 pesan belum dibaca dari Clara.

Alan mengernyit melihat banyaknya pemberitahuan dari Clara.

"Kalau pesannya gue buka, Rara marah gak ya?" pikir Alan. "Ah, bodo amat!"

From Clara : Ra, gue mau pinjem tas lo yang baru dong, tas gue basah tadi gue cuci, tas gue cuman satu.

Lah bego! Ngapain dicuci sore gini kalau cuman punya satu, udah tahu mendung! Dan ini apaan? Tas yang masih baru? Enak banget idup lu?

Alan tersenyum miring.

"Gue nggak tahan lagi sama lo, Clara!" gumam Alan lalu mencatat nomer Clara.

"Kena lo sama gue!"

💄💄💄

Malam ini, Alan duduk santai di balkon kamarnya karena lega, Rara sedang beristirahat setelah siuman dan minum obat.

Alan menekan tombol telpon di kontak Clara yang dinamai 'MANUSIAFAKE'

Clara mengangkat panggilan Alan di dering kedua.

"Halo."

Alan tersenyum sinis. "Hai, Clara."

"Maaf ini siapa ya?"

"Ini Alan, Ra."

"Oh, Alan, ada apa, Lan? Kok telpon malem-malem gini?"

"Gak ada apa-apa sih, cuman kangen aja."

"Ih, Alan! Jangan bikin baper deh."

"Loh, gue jujur kok, seriusan deh. Eh, nada suara kamu kenapa?"

"Emang nada suara gue kenapa?"

"Nada suara lo kayak orang kesel, Ra. Hayo jujur, lagi kesel ya sama orang?"

"Enggak kok, sok tahu deh."

"Lo kesel gara-gara gue telpon malem-malem gini ya, Ra?" tanya Alan dengan nada penuh penyesalan.

"Eh, enggak kok! Enggak sama sekali."

"Terus kenapa kalau bukan karena gue? Kalau lo gak mau cerita berarti emang bener, lo kesel gara-gara gue, yaudah, Ra, gue matiin aja-"

"Gue kesel sama Rara, Lan."

"Kok kesel sama Rara? Bukannya kalian temen baik ya? Gue sebenernya juga kesel banget sama Rara," ucap Alan dengan nada kesal lalu menekan tombol rekam pada layar ponselnya.

"Rara itu egois dan pelit banget, masak aku hari ini mau pinjem tas nggak dibolehin, padahal aku butuh banget."

"Oh ya? Kok jahat banget?" tanya Alan semakin mengompori Clara.

"Iya, Rara itu jahat, gue sebenernya nggak kuat temenan sama Rara, dia itu seenaknya sendiri, padahal setiap kali dia minjem sesuatu ke gue selalu gue pinjemin, bahkan nggak dikembaliin sama dia."

Alan mengepalkan tangannya mendengar ucapan Clara.

Hah? Gak salah denger nih gue? Dasar manusia nggak tahu diuntung!

"Eh, Ra, gue ada urusan mendadak nih, gue matiin dulu nhgak apa-apa, kan? Sampai ketemu di sekolah, besok istirahat sama pulang bareng gue ya."

Clara terkekeh pelan. "Iya, nggak apa-apa kok, Lan ... nggak sekalian jemput gue juga? Biar bisa berangkat bareng."

"Gue nggak bisa kalau berangkatnya bareng, maaf ya."

"Yah, yaudah deh, bye, Lan."

Alan langsung mematikan sambungan telpon tanpa membalas ucapan Clara.

Ia tersenyum miring. "Rekaman ini adalah bukti kebusukan lo, Clara."

💄💄💄

An Ugly Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang