Aku hanya ingin kau tahu, besarnya cintaku, tingginya khayalku bersamamu.
-Republik-💄💄💄
Suara petir yang meraung-raung membuat Rara terbangun dari tidurnya.
Jam menunjukkan pukul 00.12 WIB. Rara mengembuskan napas lelah dan melamun.
Alan.
Nama itu terngiang dalam pikirannya. Mengingat kenangan masa kecil bersama dan Alan yang sekarang, ada satu hal yang tidak berubah, yaitu Alan selalu melindungi dan menjaganya.
Suara petir terdengar lagi, kali ini lebih kuat suaranya dan diiringi matinya lampu di kamar Rara.
"Aaaaaaaaaa!!!!" teriak Rara ketakutan dan menitup mata dengan kedua telapak tangannya.
Kamar itu sangat gelap, dan Rara takut gelap.
Suara langkah orang berjalan tergesa-gesa terdengar jelas disusul suara pintu kamar Rara yang terbuka.
Rara merasakan ada seseorang yang memeluknya.
Aroma yang familiar langsung terdeteksi oleh indra penciuman Rara.
Alan? Ini baunya Alan.
"Ra, lo udah aman sama gue, jangan teriak lagi, ya?" Suara Alan terdengar di telinga Rara, suaranya sedikit serak dan lirih.
Dalam dekapan Alan, Rara hanya bisa diam, ia ingin melepaskan pelukan Alan, namun tubuhnya berkhianat dan malah membalas pelukan Alan.
Astaga, gue ngapain? Aduh, lepasin nggak ya? Kalau nggak dilepasin ntar kesannya gue mau banget dipeluk Alan.
Saat Rara sedang berkutat dengan pikirannya, lampu menyala. Secara refleks Rara melepaskan pelukan Alan. Namun secepat kilat Rara berada di pelukan Alan lagi.
Astaga, kejadian semacam ini yang berbahaya bagi kesehatan jantung dan hati Rara.
"Tolong, biarin gue dalam posisi kayak gini, Ra," lirih Alan lalu menempelkan wajahnya ke bahu Rara dengan lemas.
Mata Rara sedikit melebar saat merasakan dahi Alan yang menempel di bahunya terasa panas.
"Alan? Badan lo panas," ucap Rara khawatir.
"Gue sayang sama lo, tapi kenapa lo seakan nggak pernah tahu dan sadar tentang perasaan gue?" lirih Alan.
Rara semakin dengan keadaan Alan, badannya lemas dan sedikit ambruk ke arah Rara.
"Alan, lo kayaknya demam deh, istirahat ya?"
Alan menggelengkan kepalanya. "Gue sayang sama lo."
"MIIIIII! MAMIIII! TOLONG ALAN MII!!" teriak Rara.
Rara melepaskan pelukan Alan yang melemah lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.
Tak lama, Maminya datang dengan mimik wajah khawatir. "Ada apa, Ra? Alan kenapa?"
"Kayaknya Alan demam, Mi. Rara mau ambilin kompesan dulu ya," pamit Rara dan berdiri, namun Alan menggenggam tangannya.
"Jangan tinggalin gue, jangan lari lagi. Gue butuh jawaban," lirih Alan membuat Rara menatap Maminya dengan tatapan bingung harus bagaimana.
"Biar Mami yang ambilin kompesan, kamu di sini aja temenin Alan," ucap wanita paruh baya itu dan berlalu.
Rara mengembuskan napas berat dan menatap Alan yang sedang berbaring di atas kasur.
Rara menghela napas berat. "GWS Alan."
💄💄💄
Aku tahu, aku terlalu bodoh menyia-nyiakanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ugly Girl ✓
ContoApa kalian pernah menyukai seseorang, tapi kalian sadar diri dan memilih menjauh untuk menjadi pengagum rahasia? Tapi sayangnya, laki-laki yang aku sukai malah menyukai sahabatku sendiri. Aku dengan lancangnya mencintai dia, padahal aku tahu, sahaba...