"Aw," ringis Rara, ia terbangun dari tidurnya, kepala yang berdenyut-denyut dan perut mual menyambutnya.
Saat Rara menoleh, ia kaget saat melihat Alan duduk di bangku samping ranjangnya dalam keadaan tidur.
Rara tersenyum melihat Alan.
Cowok itu tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya dan bertingkah seolah tahu segala tentang Rara.
Namun itu memang benar.
Rara pun tak mengerti kenapa sering jutek pada Alan, padahal, Alan jauh lebih tampan dari Dimas dan menganggapnya ada.
Tidak seperti 'dia' yang menganggapnya hanya sebuah objek ghaib, tidak terlihat.
Iya, dia ... siapa lagi kalau bukan Dimas.
Ada dua kemungkinan mengapa Rara bersikap demikian. Yang pertama, hati Rara hanya untuk Dimas, yang kedua, Rara merasa takut untuk menaruh rasa suka pada Alan, Dimas saja tak menyukainya, apalagi Alan.
Rara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan melotot.
Ia pergi ke UKS saat jam istirahat baru saja berbunyi, dan sekarang sudah hampir bel pulang sekolah.
Apa Alan bolos pelajaran demi gue?
Rara menggelengkan kepalanya.
Nggak mungkin, toh, buat apa dia bolos demi gue? Mungkin dia juga sakit?
Ia mengelak tapi pipinya memancarkan semburat kemerahan yang menggemaskan.
"Ra," panggil Alan membuat Rara yang sedang bergulat dengan pikirannya terlonjak kaget.
"Lo-lo ngapain disini?" tanya Rara dengan ekspresi terkejut membuat Alan ingin tertawa saat ini juga.
"Gue di sini nungguin lo, Ra."
Rara semakin melotot.
"Lo bolos gara-gara nungguin gue? Dari kapan lo disini?"
"Sejak jam istirahat tadi. Lo kenapa kok di UKS?" tanya Alan.
"Hah?!" Rara membuka mulutnya lebar, seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan Alan. "Nggak mungkin, lo bohong."
"Terserah lo mau percaya apa nggak dan lo belum jawab pertanyaan gue, Ra, kenapa lo di UKS? Lo sakit? Sakit apa? Udah minum obat?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Alan, pipi Rara malah memanas.
Rara blushing.
Sialan! Gue blushing!
Rara menutup kedua pipinya.
"Gue cuman pusing sama mual, itu aja," jawab Rara.
"Kok blushing ditutupin gitu? Kan gue mau lihat pipi lo warnanya jadi merah muda."
Rara mendelik kaget. "Gu-gue, gue gak blushing!"
"Kalau gak blushing, kenapa pipi lo ditutupin dan salah tingkah gitu?"
Rara diam, ia telah dipojokkan.
"Kok diem? Terpojokkan ya? Kehabisan kata-kata?"
Rara menggeram kesal. "Pojokin aja terus! Sekalian sampe gue kejepit!"
Alan mendekatkan tubuhnya ke tubuh Rara.
"A-alan, lo-lo ngapain?" Rara refleks menjauhkan tubuhnya.
"Katanya minta dipojokin?" jawab Alan membuat rona malu di wajah Rara semakin terlihat.
"Nah, blushing lagi," ucap Alan lalu mencubit pipi Rara.
"Alaaaannn!!!! Nyebelin!" geram Rara membuat Alan terbahak.
💄💄💄
Kamu menyebalkan, sangat pandai mengusiliku. Namun, sifat menyebalkanmu itu juga pandai membuatku rindu. Aku ... merindukanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ugly Girl ✓
Short StoryApa kalian pernah menyukai seseorang, tapi kalian sadar diri dan memilih menjauh untuk menjadi pengagum rahasia? Tapi sayangnya, laki-laki yang aku sukai malah menyukai sahabatku sendiri. Aku dengan lancangnya mencintai dia, padahal aku tahu, sahaba...