Rara menidurkan kepalanya di atas meja. Ia melihat bangku sebelahnya kosong, bangkunya Clara.
Entah di mana Clara berada.
Tadi pagi, setelah Rara berbicara dengan Dimas, ia memutuskan untuk masuk ke dalam kelas. Menyebalkannya, di perjalanan banyak yang menyuruhnya untuk bersabar dan strong.
Kurang sabar apa sih gue? Bahkan saat liat do'i diembat sahabat sendiri aja gue sabar. Gue strong meski hati gue rasanya pengen retak jadi dua.
Rara menghela napas berat.
Pelajaran terakhir hari ini membuatnya bosan, gurunya terus saja bercerita tentang anaknya yang berkuliah di luar negeri.
Menyebalkan.
Rara melihat jam di pergelangan tangannya lalu memejamkan mata.
Jujur, ia mengkhawatirkan keadaan Alan.
"Alan ...," lirih Rara yang sedang melamun. Entah mengapa pikirannya tertuju pada Alan.
Guru yang sedang bercerita tak sengaja melihat ke arah Rara. "Rara," panggilnya, namun tidak ada respon dari Rara. Ia menggelengkan kepalanya.
Pandangan seisi kelas tertuju ke arah Rara yang sedang melamun. "RARA!"
"Iya, Alan!" jawab Rara refleks. "Eh ...." Rara menutup mulutnya. Ia telah salah bicara dan hal itu sukses membuat seisi kelas tertawa.
"Ciyeeeeeee ...," ejek teman-temannya.
Astaga.
Memalukan sekali. Pipi Rara bersemu merah.
"Rara, kamu ini kok melamun saja di kelas. Kalau kamu mau melamun, nanti saja di rumahmu, jangan di sini!" marah guru itu.
Tepat saat guru itu selesai bicara, bel pulang berbunyi. Sorak-sorai gembira murid yang sudah kelaparan dan jenuh langsung terdengar.
"Baiklah, anak-anak. Ibu akhiri materi sampai di sini. Selamat sore."
"Sore, Bu!" jawab murid-murid di kelas dengan bersemangat, begitu pula dengan Rara. Tak mau kalah membuang waktu, ia langsung bergegas untuk pulang.
💄💄💄
Rara menghentikan langkahnya saat akan memasuki halaman rumahnya, ada sebuah kotak kardus di depan pagar rumahnya.
"Kardus apaan nih?" pikir Rara.
To : Rara
Itu tulisan yang ada di kardus tadi.
"Buat gue? Dari siapa?" Rara mengangkat bahunya acuh dan mengangkat kardus itu ke dalam rumah.
"Wah, Rara sudah pulang," sapa Maminya.
Rara menaruh kardus itu dan salim kepada Maminya.
"Iya, Mi. Gimana keadaan Alan?"
"Alan udah baikan, tapi masih istirahat."
"Oh, yaudah, Mi. Rara istirahat di kamar tamu aja, biar Alan tetep di kamar Rara."
"Kenapa nggak istirahat di kamar Alan?"
Pipi Rara bersemu merah. "Rara ke kamar tamu dulu, Mi. Capek," ucapnya lalu mengangkat kardus dan berlari menuju kamar tamu.
Ia memasuki kamar dan menaruh kardus itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ugly Girl ✓
Short StoryApa kalian pernah menyukai seseorang, tapi kalian sadar diri dan memilih menjauh untuk menjadi pengagum rahasia? Tapi sayangnya, laki-laki yang aku sukai malah menyukai sahabatku sendiri. Aku dengan lancangnya mencintai dia, padahal aku tahu, sahaba...