Koala

1.8K 260 17
                                    

By : imchoya

By : imchoya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

170810

Beruntungnya, malam ini cukup cerah. Tidak ada awan mendung atau panas yang terlalu terik. Ini sedikit membantu pekerjaan Yoongi yang terlalu berat. Walaupun begitu, tetap saja keringat lelah membasahi wajahnya yang tertutup masker dan topi hitam.

"Yoong, turunkan di depan saja!"

Perintah tersebut datang dari arah punggung. Tepat di belakang telinga, jarak mereka memang sedekat itu karena Yoongi sedang menggendongnya, mirip seperti koala. Yoongi sendiri sudah merasa bosan dengan permintaan yang diucapkan setiap beberapa menit sekali sepanjang ia melangkah.

"Memangnya tidak lelah menggendongku?"

"Tentu saja lelah." Yoongi tipikal jujur yang membuat ketidaknyamanan. Ia menaikkan kembali tubuh gadisnya yang merosot karena banyak bergerak.

"Apartemenku masih jauh."

"Memangnya kenapa?"

"Kau sudah lelah, kan? Aku sangat berat." Sunhee merendah, ia rasa itu memang kenyataan. Sekalipun ia pikir beberapa hari ini bobot tubuhnya sedikit berkurang, tapi untuk ukuran Yoongi dirinya pasti terhitung berat. "Yoon, turunkan di depan saja. Kau akan merasa sangat pegal jika terus-terusan menggendongku."

"Lalu bagaimana denganmu yang kadang aku tindih? Apa kau juga sering merasa pegal?"

Sunhee bergeming, begitu pun Yoongi yang jadi diam akibat ucapannya sendiri. Tidak salah sebenarnya. Hanya saja, itu terlalu awkward di saat keadaan mereka yang seperti ini.

"Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu begitu saja?" Yoongi meralat yang tadi. "ini sudah malam." lanjutnya. "kau... calon istriku."

Sepertinya julukan pencipta hening memang cocok diberikan untuk Yoongi, bahkan Sunhee terlalu bingung untuk mengatakan apa. Sialnya, ia tidak bisa membantah ataupun memaksakan untuk berkata hal lain. Yoongi itu seperti titik yang menghentikan perkataan orang begitu saja.

"Kenapa... menyusul?"

Yoongi juga tidak tahu. Saat dirinya dihubungi Mia beberapa jam lalu, ia jadi bertindak kesetanan mencari Sunhee. Mia mengatakan jika Sunhee terpisah begitu saja dengannya dan Hyunsoo. Padahal tadinya mereka jalan beriringan tak terpisahkan. Tapi tiba-tiba saja Mia menyadari jika Sunhee telah menghilang dari sampingnya. Faktanya, ini memang bukan hal aneh. Sunhee memang orang seperti itu. Mudah menghilang dan tahu-tahu akan kembali tiba-tiba. Membuat orang khawatir dan cemas adalah hobi wanita itu, sepertinya.

"Kenapa menghilang?"

Yoongi menemukan gadis itu di bangku depan toko dengan tangan yang memegang kaki. Ia meringis karena kakinya yang entah kenapa terlihat kesakitan. Saat Yoongi terengah di hadapannya, gadis itu berkaca-kaca hampir menangis. Entah sedih atau bahagia seseorang yang dikenal menemukannya.

"Aku hanya bosan."

"Bosan?"

"Mereka hanya memperdebatkan hiasan dan segala macam tentang pernikahan."

Yoongi mendengus sebal. "Jadi kau kabur?"

"Tidak kabur." Sunhee pencari alibi. "aku hanya sedikit... berpencar."

Oke, itu alasan konyol. Yoongi mendapati kakinya memar dan bengkak. Sepertinya keseleo. Ia singgah di depan toko karena rasa sakit, dan menunggu Mia atau Hyunsoo menemukannya.

"Lalu kakimu kenapa?" Yoongi seperti orangtua yang bertanya pada anaknya yang berbuat salah. "kau belum cerita."

Sunhee mendesah berat, menumpukan dagu di bahu Yoongi yang bergerak mengikuti laju kakinya. "Tadi," ia menarik napas lagi. "ada anak menangis karena balonnya tersangkut di pohon."

"Kau jadi super hero untuknya?" Yoongi menebak, dan ia merasakan jika dagu itu bergerak mengiyakan.

"Aku rindu Yoonmi. Aku menolong anak itu karena teringat Yoonmi."

Yoongi jadi terenyuh, ia mengerti maksudnya. Sebagai Ayah, ia pun merasakan hal demikian. Sudah lama sekali ia tidak bertemu putrinya. Terakhir kali ia bertemu Yoonmi sejak pertama masuk taman kanak-kanak. "Sudah kubilang untuk tidak pulang larut."

"Maunya juga begitu."

Keduanya bungkam, hanya mendengarkan derap langkah Yoongi yang berat karena beban tubuh Sunhee di punggungnya. Sepanjang hidup, Yoongi hanya pernah menggendong beberapa orang saja. Mia waktu kecil, dan yang tersering adalah Yoonmi putrinya. Ia tidak pernah mau menggendong seseorang. Dalam grup-nya ia bahkan orang yang sering digendong. Dan hari ini sejak dua puluh empat tahun hidupnya, ia menggendong seseorang selain dua orang penting itu. Dalam keadaan jalan sepi yang lenggang dan hanya ada beberapa kendaraan yang lewat di sisi kiri.

"Kenapa tidak pesan taksi saja sih? Kau tidak perlu menggendongku sejauh ini."

Pria bermarga Min diam seolah tak berniat menjawab. Bukannya tidak pernah memikirkan ide itu, hanya saja entah kenapa ia lebih nyaman seperti ini. Dalam hening jalan yang mereka lewati, Yoongi setiap waktu bisa mendengar degupan jantung Sunhee dari punggungnya. Terkadang cepat, hangat, dan terkadang normal seperti biasa. Hembusan napasnya terasa menggelitik tengkuk, dan Yoongi merasa ini bahkan lebih intim dari waktu-kewaktu.

"Aku bingung dengan bagaimana kau akan menyusui anak-anakku jika hanya sebesar itu."

"Apa?"

"Tidak,"

"Kau bilang apa, Min Yoongi?"

"Memangnya aku mengatakan apa tadi?"

"Aku mendengarmu, sialan."

"Apa?"

"Kau mengejekku!"

Dan perdebatan ini tak akan mereka dapatkan dalam taksi yang nyaman, kan?


~fin


[Pesan dari Mia buat Yoon Gi : Jangan sampai encok 👍 ]

Jangan lupa tinggalkan jejak 😘

[Suga X Sunhee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang