Coagulation

1.3K 198 17
                                    

171118

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

171118

Hampir lima belas menit Yoongi berada di depan layar, terhubung dengan istrinya yang berada di Korea dengan bantuan video call. Namun rasanya percuma saja, setelah beberapa menit berlalu, mereka sama sekali tak mengobrolkan apa pun. Sangat berbeda dengan dua hari yang lalu saat Sunhee yang menghubunginya. Jika kemarin, Sunhee lebih banyak bicara--mengatakan apa saja termasuk berani menggoda Yoongi--tapi kali ini wanita itu diam. Bergeming membungkam mulut dan terkadang melakukan aktifitas lain selama Yoongi memperhatikannya dari layar laptop. Entah karena mood wanita itu sedang buruk atau ia memang kembali pada mode dingin seperti biasa. Jujur saja, Yoongi kesulitan untuk menerkanya jika seperti ini.

"Hee_"

"Kau mau bicara pada Yoonmi? Sepertinya dia sudah pulang. Sebentar, " ia menyela, bangkit dari kursi dan beranjak pergi menjauh dari layar yang menampilkan Yoongi yang bingung.

Beberapa menit kemudian ia kembali dengan ekspresi tak ramahnya yang sama sekali tidak berubah. Tangannya menggendong kucing peek nose putih dan duduk di depan laptop seperti awal. "Bukan Yoonmi ternyata, tapi Mochi." katanya tanpa menatap Yoongi dan lebih menyibukkan diri dengan si kucing di pangkuan. "Kau boleh menghubungi lagi nanti jika ingin berbicara dengan Yoonmi."

Yoongi menarik napas panjang. Sungguh, ia tidak mengerti sama sekali, bagaimana Sunhee bicara, bagaimana Sunhee sekarang menjadi abai, dan bagaimana Sunhee menanggapinya dengan cara yang berbeda. Apa Sunhee sedang mengalami fase PMS? Seingatnya ini masih pertengahan bulan, terlalu awal untuk wanita itu menjadi sedemikian aneh. Lalu ada apa? Atau apa ada yang salah dengan dirinya?

"Hee?"

"Ya? Kau mau menutup sambungan?"

"Tidak."

Sunhee terlihat bingung dan Yoongi baru menyadari wajah cantik itu terlihat lelah.

"Apa ada masalah?" tanya Yoongi tanpa ragu.

"Tidak ada." jawabnya.

"Aku lihat tidak seperti itu."

"Kau pasti keliru."

Yoongi mengacak rambut, merasa kebingungan dengan usahanya untuk mengetahui permasalahan istrinya. Bagaimanapun, Sunhee selalu sulit.

"Akhir bulan ini aku baru bisa pulang."

"Aku tahu, tidak apa-apa."

Bibir yang terasa kering dijilatnya cepat, sejenak memikirkan bahan obrolan lagi sebelum kembali ke tatapan awal. "Hee_"

"Oh, ya, Yoon. Kudengar kau di-notice Camila Cabello, ya? Bukankah itu artis favoritmu? Hebat sekali bisa sampai sejauh itu. Selamat, selamat, semoga kau bisa berduet dengan wanita itu."

Dan baru kali ini Yoongi melihat perubahan ekspresi di wajah Sunhee, bibirnya melengkung membentuk senyuman cantik yang biasanya Yoongi senangi. Tapi rasanya berbeda untuk saat ini. Entahlah, Yoongi merasa ada yang berbeda pada setiap penekanan nada yang Sunhee sampaikan padanya. Pembahasan tentang 'wanita itu' tiba-tiba membuatnya sedikit tak enak hati pada senyum yang kini semakin pudar.

"Yoon, kau melamun?" Sunhee memperingatkan. "apa kau merayakan sesuatu dengan anggota yang lain? Kupikir pasti akan sangat hebat jika akhirnya memang akan terjadi kolab."

"Jadi karena itu?"

Sunhee diam sebentar. "Apa?" katanya.

"Kau marah karena Camila mungkin akan berduet denganku?"

Lagi-lagi wanita itu diam, namun kali ini tidak langsung menjawab, justru terkekeh seolah pertanyaan Yoongi tadi adalah sebuah humor menghiburnya. "Kenapa berpikir begitu?"

Gantian Yoongi yang diam.

"Kau pikir aku akan marah jika kalian berkembang semakin besar?" Sunhee membasahi bibirnya. "meskipun aku kurang tahu, tapi kukira Camila Cabello itu cukup berpengaruh juga. Bukankah itu baik bagi reputasimu dan Bangtan? Seperti halnya Suran Eonni yang terkenal dengan lagunya, bukankah sangat menguntungkan hingga akhirnya kau dikenal sebagai produser yang menciptakan lagu dengan baik? Itu 'kan cita-citamu? Dikenal sebagai produser lagu-lagu yang dipakai banyak orang dan disukai banyak kalangan."

Yoongi diam, bahkan rasanya pria itu terlalu sunyi untuk dapat memperdengarkan suara napasnya. Ia hanya tidak tahu untuk mengatakan apa pun perihal semua yang diucapkan Sunhee. Entahlah, Yoongi bingung untuk mencermati setiap katanya. Dan meskipun terkadang terdengar penekanan di sana, tapi pikiran Yoongi selalu berpikir ada ketidaksukaan dari sisi Sunhee yang bicara.

"Sunhee,"

Wanita yang dipanggil merasakan jantungnya berdetak cepat. Sungguh, kenapa tiba-tiba saja ia merasa bodoh? Padahal sedari tadi bibirnya terus berucap tanpa henti. Dan jujur saja, panggilan dari Yoongi adalah yang ia benci. Karena saat memanggil, ia akan langsung terfokus pada kuncian mata Yoongi yang membekukan dirinya.

"Kau tidak ingin menanyakan kenapa semua partner yang kupilih adalah wanita?"

Akhirnya setelah mendengar pertanyaannya, Sunhee memejamkan mata sejenak, mendekatkan diri dengan layar laptop dengan tangan bersidekap di meja. "Yoon, kupikir dulu aku pernah mengatakannya padamu bahwa aku tidak memiliki hak sepenuhnya untuk melarangmu. Kau akan berduet, berkencan, bahkan berhubungan dengan wanita lain pun aku sama sekali tidak akan melarang. Aku bukan si posesif yang mengekang dan membatasi semua yang dilakukanmu. Aku sama sekali tidak akan memberi larangan atau bertindak hal tak terduga untuk mengawasimu. Dan karena itu, kau bebas dengan siapapun dan melakukan apa pun sesukamu."

"Tapi kau memiliki hak itu, Hee." di tengah rasa menohoknya, Yoongi menyela. Ucapan Sunhee benar-benar telah membuat semua tubuhnya semakin terasa gusar. Ada rasa bersalah, namun takut jika suatu saat wanita itu akan kembali mengabaikannya. Bahkan bisa saja lebih parah. Karena saat ini, Yoongi telah yakin mendapat seperempat bagian terkecil dari sisi lembut hati Sunhee, oleh karena itu, ia selalu bersikukuh mempertahankannya. Ia selalu berusaha agar seperempat itu akan menyebar menjadi setengah kemudian sepenuhnya mendapatkan hati wanita itu.

"Yoon__"

"Eomma!! Yoonmi pulang!"

Dan setelah terdengar suara gadis kecil dari belakang pembicaraan mereka, layar kaca yang diperhatikan Yoongi menggelap. Sambungan terputus, dan ia terlalu bingung untuk melakukan apa setelah itu. Hingga beberapa hari kemudian, ia sama sekali tak berani untuk menghubungi lagi.

Fin
.
.
Epilogue :

"Eomma! Ada pesan dari Appa!"

'Ayo kita selesaikan. Temui aku segera.'

.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak, readers 😘

By : imchoya

[Suga X Sunhee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang