Hari ini Jihoon dan Guanlin sudah masuk lagi ke sekolah setelah diskorsing selama 3 hari. Sekarang Shira dan lainnya sedang berada di kantin, mereka makan dalam tawa.
Dan ya tiba-tiba saja Baejin menyinggung hal-hal yang seharusnya juga diketahui Jihoon.
"Eh Ra, kata lo Kyulkyung itu cuma sandiwara aja, bener?" tanya Baejin mengangkat kedua alisnya lalu meminum es jeruknya.
Shira ngangguk, "Iya, gue denger sendiri percakapan dia sama Guanlin di balik tangga beberapa hari lalu."
"Lo punya bukti apa Ra?" tanya Jihoon.
Shira diam karena nada omongan Jihoon terdengar sangat tidak enak.
"Lo mending diem aja deh. Selagi lo diem, kita diem, gak akan ada masalah!" Jihoon memukul meja cukup kuat lalu bangkit dan pergi.
Semuanya pada kaget, apalagi Shira. Yoojung, Somi, dan Sejeong hanya bisa menatap kepergian Jihoon sambil mengumpat di dalam hati.
"Gue susul Jihoon dulu," ucap Baejin datar yang langsung pergi menyusul Jihoon diikuti Daehwi.
"Apaan sih Jihoon!" ketus Somi yang sudah kesal.
"Suka gaje dia itu emang!" tambah Yoojung.
"Ra lo gakpapa kan?" tanya Samuel.
"Gue gakpapa kok."
"Udah jangan dimasukin hati, Ra. Jihoon emang kayaknya lagi pms, suka marah-marah gitu," Sejeong menepuk-nepuk pelan punggung Shira mencoba menenangkannya.
"Gue duluan ya, gue butuh waktu sendiri." Shira langsung aja pergi meninggalkan semuanya. Ia cukup syok akan perilaku Jihoon, bahkan Abangnya saja tidak pernah membentaknya.
Somi, Yoojung, Sejeong, dan Samuel hanya diam melihat Shira yang pergi menjauh tanpa ingin menahannya.
Tujuan Shira cuma satu, Rooftop. Karena tempat hanya itu yang bisa membuat Shira sedikit tenang. Seonho dan Guanlin yang memberitahu tempat ini sejak mereka ngomong empat mata dengan Shira beberapa hari lalu.
Shira duduk di bangku yang sudah tak terpakai sambil menatap lurus ke depan melihat langit dan pepohonan.
"Loh, Shira? Ngapain disini?" ucap seseorang yang membuat Shira menoleh.
Daniel. Jarang banget bisa ketemu apalagi ngobrol sama dia. Kata Guanlin, Daniel sering bolos sekolah tidak tau kenapa dan kemana, dia tidak pernah bilang ke Guanlin dan yang lainnya.
"Lo abis nangis?" tanya Daniel yang lalu duduk di samping Shira.
"Enggak kok," Shira senyum terpaksa.
Daniel ngangguk tak berniat untuk memaksa Shira mengatakannya.
"Lo sering kesini?" tanya Shira.
Daniel mengangguk, "iya. Kalo bolos gue kesini terus tidur."
Shira tersenyum tipis, "Kalian kenapa diem aja? Disaat ada orang yang ngebuat kalian jatuh." ucap Shira yang membuat Daniel langsung menoleh.
"Jadi lo tau?" tanya Daniel yang mengerti apa yang Shira maksud.
Shira mengangguk.
"Karena emang dasarnya kita udah jelek, Ra. Jadi, mau gimana juga orang bakal mikir kita jelek." Daniel menjawab pertanyaan Shira sambil tersenyum tipis ke arahnya.
"Seongwoo, dia playboy dan suka balap motor. Jisung, dia punya banyak masalah di keluarganya dan cuma bisa nyembunyiin dibalik ketawa dia. Woojin, dia cuma terobsesi sama dance dan idup sendiri. Gue, Daniel, orangtua gue cerai dan bilang kalo gue ini anak gak guna. Cuma Seonho dan Guanlin yang bener-bener anak normal, cuma salah pergaulan." jelas Daniel.
"Jadi, emang dasarnya udah jelek. Mau diapain?" tambah Daniel.
"Maaf, gue gak bermaksud---"
"It's okey. Gue rasa ini saatnya orang luar tau siapa gue dan kawan-kawan gue." potong Daniel.
Mereka berdua diam sejenak, mencoba menetralkan pikiran masing-masing.
"Oiya, tadi gue ketemu Jihoon pas kesini. Dia nyariin lo deh kayaknya," ucap Daniel.
"Gue ngerasa, gue gak cocok sama mereka." kata Shira.
"Loh kenapa? Gue liat lo baik-baik aja sama mereka."
"Entahlah."
Shira sebenarnya ingin membahas hal ini pada Daniel, mungkin saja laki-laki itu bisa memberi saran atau semacamnya. Tapi, sudahlah. Biarkan dia sendiri yang menyelesaikan dengan caranya sendiri.
Melihat Shira yang kembali murung, Daniel tidak ingin memaksa Shira untuk bercerita. Toh, mungkin Shira juga tidak ingin bercerita.
🐥🐥🐣🐥🐥🐥🐣🐥🐥
Sebelum pelajaran selanjutnya dimulai, Guanlin meminta pada Seonho untuk bertukar tempat duduk. Menurut Guanlin, lebih baik dia duduk di belakang Shira supaya bisa melihatnya lebih lama walau hanya sekedar melihat punggungnya saja.
Jam pelajaran selanjutnya sudah dimulai, tapi Shira belum juga ada di dalam kelas.
"Eh, Shira kok gak ada, Hwi?" tanya Somi pada Daehwi.
"Ih kaya gue tau aja. Tadi kan dia sama lo," jawab Daehwi.
Guanlin yang mendengar percakapan tersebut lantas melihat ke arah bangku Shira, tasnya ada tetapi tidak dengan orangnya.
"Iya, tapi abis itu dia pergi sendiri buat nenangin diri." jawab Somi.
Guanlin lalu berdiri segera bergegas keluar dari kelas. Ia mencari ke semua tempat yang memungkin keberadaan Shira. Mulai dari kantin, toilet perempuan,
"WOI LO COWO NGAPAIN MASUK SINI!!!"
Taman belakang, lapangan, dan seluruh penjuru sekolah.
Dibutuhkan Dunia (6)
Guanlin.:
Pd dimana?Daniel:
AtepWoojin:
KelasOng:
Warkop mbak wendyJisung:
Uks
Tidur gue
Ehehe
Bolos sini kawanqWoojin:
Kelas gk ada guru
Slow ajSeonho:
Kls gue ad
Njir
Babi emgJisung:
Kok lu maen hp?
Hebat
Sapa yg ngajarSeonho:
Pak Seokjin,
Adem lah anak cowo
Dianya sok ganteng
Depan murid cewe
Yaudh lah pd tidur sm main hpDaniel:
Sini Lin, ada shiraTanpa banyak basa-basi, Guanlin langsung pergi ke rooftop ketika membaca balasan Daniel.
An:
Ngeselin banget sih jihoon
07/2017/05/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Always • Lai Guanlin
Fanfiction1st Book Gue selalu sayang sama lo -Guanlin. [BAHASA DAN ALUR ABSURD] [REVISI DENGAN PENAMBAHAN ADEGAN] start: 22/06/2017 finish: 05/04/2018 start revisi: 01/05/2020 finish revisi: 24/05/2020 ©nywongg