Kalau ada yang tanya sekarang Shira sedang apa, jawabannya adalah ia sedang menangis di dalam kamarnya. Setelah mengantar kepergian Guanlin di bandara sekitar 1 jam yang lalu, Shira lalu kembali ke rumahnya dan masuk ke dalam kamar. Duduk di pinggiran kasurnya, dan tiba-tiba saja menangis.
Kalau ada yang tanya bagaimana perasaan Shira saat ini, jawabannya adalah sangat sakit bahkan menyedihkan. Menurutnya. Karena Guanlin pergi ketika baru beberapa hari sadar dari komanya, dan mereka berdua putus.
"Aku mohon Lin. Jangan pergi untuk yang kedua kalinya..." pinta Shira dalam pelukan Guanlin.
Tubuhnya sudah ikutan basah akibat tubuh Guanlin yang baru saja keluar dari kolam renangnya. Bahkan Shira sama sekali tidak peduli. Yang dia inginkan sekarang hanyalah, Guanlin tetap bersamanya.
"Ra, kita bisa LDR... Aku bakalan usahain buat main kesini, buat jenguk kamu. Atau aku bisa kok ajak kamu kesana kalau kamu libur... " jawab Guanlin mencoba menenangkan Shira dan membuat gadisnya itu percaya akan hubungan mereka.
"Enggak Lin. Aku gak bisa LDR! Aku gak percaya kalau kamu disana gak bakalan ngelirik cewek lain!"
"Ra... Aku cuma sayang sama kamu. Kamu harus percaya."
"Enggak Lin. Aku gak bisa."
Shira melepaskan pelukannya. Guanlin memegang pundak Shira tetapi Shira menyingkirkannya.
"Mungkin kita cukup sampai disini Lin." ucap Shira.
"Maksud kamu apa?"
Guanlin sebenernya paham apa yang Shira ucapan, gadis itu minta hubungan mereka berhenti.
"Kita putus aja."
"Tapi... "
"Aku gak akan bisa kalo kita LDR. Aku gak akan bisa percaya kalau kamu disana gak selingkuh atau semacamnya. Mungkin awal-awal LDR kita bisa aja saling telponan, video call, chatting, tapi lama kelamaan? Enggak kan? Pasti kita makin sibuk sendiri-sendiri dan disitu lah kepercayaan kita satu sama lain akan hilang secara perlahan."
"Kita kan belum coba Ra... "
"Gak perlu Lin. Gak perlu dicoba. Karena itu cuma nambah sakit hati aku aja." jawab Shira tersenyum tipis.
Guanlin tidak dapat berkata-kata lagi. Dia hanya diam, berpikir apakah ini jalan terbaik untuknya dan Shira atau malah sebaliknya. Dia juga berpikir harus menjawab apa atas jawaban Shira itu.
"Kalo itu mau kamu. Aku siap. Dan aku terima keputusan itu. Jawaban kamu emang bener. Aku minta maaf kalo aku cuma nyakitin kamu, aku berterima kasih karena kamu mau nemenin aku selama ini Ra, meski belum terlalu lama. Dan satu hal lagi, di masa depan aku janji kita akan saling memiliki satu sama lain untuk selamanya." ucap Guanlin.
Guanlin mencium sekilas bibir Shira.
"Dan untuk ciuman itu, aku harap kamu gak marah karena aku asal cium kamu." kata Guanlin.
Shira mengangguk lalu tersenyum, "kalo gitu, aku pulang dulu."
"Hati-hati."
Shira mengangguk, lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Guanlin. Sedangkan Guanlin, dia sangat ingin sekali menahan Shira untuk tidak pergi atau bahkan memeluknya lagi untuk yang terakhir kali. Tapi tidak, Guanlin pikir itu hanya akan menyakiti kembali perasaan Shira dan membuatnya kembali menangis.
"Tau gini gua gak nyemplung kolam, anjir!" umpat Guanlin.
Shira kembali menerima panggilan telpon dari Jihoon. Dan yang tak lain hanya akan menanyakan keadaannya baik-baik saja atau tidak, seperti pesan Line yang Jihoon kirim.
Hari ini Shira hanya ingin tidur dan berharap dia terbangun dengan keadaan seperti beberapa hari yang lalu. Berharap kalau hari ini atau bahkan sejak kecelakan itu adalah mimpi terpanjang yang dia alami.
Tapi sayangnya, ketika dia bangun semuanya tetap sama.
- THE END -
AHAHAHAHAH
TAMAT WOI TAMATT
GUE GANTUNG CERITANYA.
TAPI, GUE PUNYA SESUATU DI NEXT PART.
Always
Tamat dengan 49 part.
15/04/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Always • Lai Guanlin
Fanfiction1st Book Gue selalu sayang sama lo -Guanlin. [BAHASA DAN ALUR ABSURD] [REVISI DENGAN PENAMBAHAN ADEGAN] start: 22/06/2017 finish: 05/04/2018 start revisi: 01/05/2020 finish revisi: 24/05/2020 ©nywongg