[43] Awas

3.1K 385 56
                                    

"Lo gak mikir ya?!"

"Terserah gue mau lakuin hal apa sama dia!"

"Lo itu bukan Cinta sama Guanlin! Egois tau gak lo?!"

"Mau lo apa sih? Gue udah ikutin apa kata lo!"

"Tapi gak gini!"

"Bacot banget ya lo. Bikin lama urusan gue selesai."













Shira, Guanlin, dan juga Jisung adik kelas mereka-- diminta untuk datang ke ruang BK untuk dimintai keterangan soal kejadian kemarin. Bahkan kejadian itu sudah menyebar ke satu sekolah dan sampai ke telinga para Guru.

"Jadi, saya langsung to the point aja. Kalian udah tau kan maksud saya memanggil kalian kemari?" tanya Pak Gong Yoo.

"Iya Pak." jawab Guanlin. Shira dan Jisung hanya mengangguk.

"Saya mau dengar dulu dari Guanlin." Pak Gong Yoo langsung menatap Guanlin.

Guanlin menceritakan dari awal, dari kejadian Jisung memanggilnya hingga dia menanyai Jisung melihat tidak siapa yang melempar pot bunga nya.

Lalu Pak Gong Yoo beralih menanyakan pada Jisung. Dia bilang dia tidak melihat dengan jelas wajah pelaku karena menggunakan masker dan jaket bertudung. Tapi menurut Jisung, dia seorang perempuan karena tinggi badannya.

"Lalu Shira. Apa kamu punya musuh di sekolah ini?" tanya Pak Gong Yoo yang sudah beralih menatap Shira.

Guanlin pun ikut menatap Shira, mereka berdua melakukan kontak mata beberapa detik.

"Mengenai hal itu saya--"

"Shira gak punya musuh Pak. Shira temenan sama semua anak kok. Jadi gak mungkin kalo dia punya musuh." Guanlin memotong ucapan Shira karena dia menyadari sesuatu.

"Saya bertanya pada Shira, Guanlin." ucap Pak Gong Yoo datar membuat Guanlin mengalihkan pandangannya.

"Benar itu Shira?" tanya Pak Gong Yoo padanya.

"Iya Pak. Bener. Saya gak punya musuh kok. Tapi mungkin ada yang gak suka sama saya. Tapi saya sendiri gak tau orangnya siapa." jawab Shira.

"Pak, daripada bapak interogasi kita kayak gini. Mending bapak dengerin saran saya aja lah ya, bapak tingkatin tuh keamanan sekolah. Jangan kita udah bayar tapi gak dapet apa-apa." ucapan Guanlin membuat Pak Gong Yoo langsung melempar tatapan tajamnya.

"Kamu--"

"Saya sama Shira permisi." Guanlin berdiri dan menarik tangan Shira keluar dari ruangan.

Setelah keluar dari ruangan, Shira melepaskan tangannya dan berhenti.

"Kamu kok gitu sih, Lin?!"

"Apa? Percuma tau gak diinterogasi kayak gitu gak akan selesai masalahnya. Yang ada mereka malah ikut campur urusan ini, lagian gue udah tau kok siapa yang lakuin hal ini!"

Guanlin langsung pergi begitu saja meninggalkan Shira. Kalau sudah seperti ini, tandanya Guanlin marah besar.

Shira mengikuti Guanlin dari belakang, mencoba menyamakan langkah Guanlin yang cukup lebar karena kaki panjangnya.

"Guanlin! Kamu mau kemana?!" tanya Shira yang mengikuti Guanlin menuruni tangga.

"Gue mau ke rumah sakit! Gue mau temuin Daniel buat ngasih tau sepupunya itu untuk berenti gangguin kita!" jawab Guanlin setengah berteriak.

Shira yang mengejar Guanlin hampir saja jatuh di tangga. Sedangkan Guanlin sama sekali tidak memikirkannya.

"Udah Lin! Gak usah!" teriak Shira yang tak didengar oleh Guanlin.

Guanlin lalu menyebrang ke warung depan sekolah, karena tadi pagi dia terlambat dan menitipkan motornya disana. Shira tidak jadi menyebrang karena jalanan ramai lagi.

Dari kejauhan, sebuah mobil sudah bersiap untuk menabraknya tanpa di rencanakan.

Begitu jalanan sepi, Guanlin menoleh dan melihat Shira yang hendak menyebrang. Tapi dia juga melihat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju.

"SHIRA AWAS!!!" Guanlin langsung lari mendorong tubuh Shira hingga Shira jatuh terduduk di tepi jalan.

BRRRAAAKKK

Tubuh Guanlin tertabrak dan terlempar cukup jauh. Mobil itu langsung pergi dan rencana yang dibuat sang pemilik gagal.

Shira langsung bangkit dan menghampiri tubuh Guanlin yang tergeletak tak sadarkan diri. Darah keluar dari mulut dan juga hidungnya, bahkan kepalanya juga mengeluarkan darah, ada cukup banyak luka di lengannya.

"GUANLIN!! GUANLIN!! BANGUN GUANLIN!!" Shira menepuk-nepuk pipi Guanlin, mencoba memastikan keadaan Guanlin. Tanpa dia sadari air matanya sudah tumpah.

Warga-warga sudah mengerubungi mereka berdua.

"Dek, bapak gak bisa kejer mobilnya tapi bapak udah foto nomor polisi mobilnya. Ini bapak udah telpon ambulans," ucap Seorang bapak-bapak pada Shira yang sedang menangis sambil memeluk tubuh Guanlin.



















Shira terduduk lemas di kursi UGD, dan air matanya masih saja keluar tanpa dia sadari.

"Mba, maaf. Bisa mengisi data pasien terlebih dahulu?" tanya seorang perawat pada Shira.

"Bi-bisa." jawab Shira.

"Ini dompet pasien. Mba bisa mengisi data sesuai KTP pasien. Mari mba disebelah sana." perawat itu menujuk meja lobby.

Shira mengisi data sambil menangis, "mba tau gak, pasien itu pacar saya. Dia nyelamatin saya dari mobil yang hampir aja nambrak saya." cerita Shira pada petugas yang memberikannya kertas di lobby.

"Dia pasti gakpapa kan Mba?" tanya Shira.

"Adek berdoa aja ya... Semoga dia gakpapa." Petugas itu mengelus tangan Shira mencoba menenangkan.







"Shira!" panggil Somi yang datang bersama yang lainnya.

Somi langsung memeluk Shira, dan dia kembali menangis. Somi pun ikut menangis sambil mencoba menenangkan.

"Adek Temen-temennya?" tanya seorang bapak-bapak pada Jihoon dan yang lainnya.

"Iya Pak. Ada apa ya?" tanya Jihoon.

"Salah satu, bisa ikut bapak bentar?"

Jihoon akhirnya mengikuti bapak itu ke sudut lain.

"Kenapa ya pak?"

"Waktu kejadian, bapak sama warga sekitar sempet kejer mobilnya tapi gak dapet. Bapak cuma dapet nomor polisi mobilnya aja. Ini" bapak itu menunjukan foto bagian belakang mobil.

Mata Jihoon langsung seperti ingin keluar karena kaget melihat foto tersebut dan dia menyadari nomor polisi mobil itu, "Bisa bapak kirim ke saya?"

"Bisa bisa."

"Kirim lewat wa aja pak."

Setelah bertukar nomor, bapak itu segera mengirim gambarnya.

"Terima kasih ya pak."

"Iya sama-sama, Nak."

"Bapak bisa tidak jadi saksi jika kasus kecelakaan ini sampe ke pihak kepolisian?"

"Bisa Nak. Bisa."

"Terima kasih ya pak."

Setelah bapak itu pergi, Jihoon memperhatikan foto tersebut. Membuatnya mengepalkan tangannya meninju tembok.

"Sialan!"





































A/n:
Gue ngetik apa yalorddd :"""

Hnggg

Terimkasih yang masih membaca dan vote sampai sejauh ini:""")
11/03/2018

Always • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang