[41] Mama

3.2K 408 24
                                    

"MAMAAA!!!" Teriak Guanlin. Ia langsung bangun terduduk dengan keringat di seluruh tubuhnya.

Guanlin mengatur nafasnya, memejamkan matanya sejenak lalu turun dari kasurnya dan pergi ke dapur untuk minum.

"Mimpi buruk lagi ya, den guanlin?" Tanya seorang wanita paruh baya yang bekerja membantu di rumah Guanlin. Wanita itu tidak sengaja terbangun ketika mendengar teriakan Guanlin.

"Iya, Bi. Akhir-akhir ini aku sering mimpiin mama." ucap Guanlin memandang gelas di tangannya.

"Mungkin mama kangen sama den Guanlin."

"Bukan itu aja Bi. Tapi, mama pengen aku ikut sama dia." jawab Guanlin menatap wanita itu.

Wanita itu menatap Guanlin tak percaya. Hal yang tidak seharusnya wanita itu bayangkan tiba-tiba saja langsung terbayang.

Paginya, tepatnya hari sabtu. Papa Guanlin pulang dari luar kota yang sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Jadilah, Guanlin di rumah sendiri ditemani Bi Inah.

"Guanlin mana Bi?" Tanya laki-laki itu pada Bi Inah yang membukakan pintu untuknya.

"Di kamarnya, Tuan."

Papa Guanlin baru saja berjalan beberapa langkah ketika Bi Inah memanggilnya.

"Oiya Tuan."

"Kenapa Bi?"

"Den Guanlin cerita, kalo dia akhir-akhir ini sering mimpi ketemu nyonya, dan katanya nyonya pengen den Guanlin ikut dia." jelas Bi Inah sedikit sedih.

Papa Guanlin lalu menarik nafas panjang dan melangkahkan kakinya menuju kamar anaknya.

"Guanlin?" Panggilnya sambil mengetuk pintu kamar Guanlin.

"Masuk aja, Pa. Gak dikunci." jawab Guanlin dari dalam.

Papa Guanlin langsung saja membuka pintunya, dan melihat Guanlin sedang berdiri di balkon dengan kaos putih dan celana hitam.

"Ini papa bawain kamu oleh-oleh. Kamu pasti suka, papa beli langsung di New York." ucap Papa Guanlin sambil menaruh kotak sepatu di atas kasur Guanlin, "Sisanya masih ada di bagasi mobil. Nanti papa suruh pak Didit buat nurunin ya."

"Pah?" Panggil Guanlin tetap memandang langit.

"Iya, Nak?"

"Papa kangen mama gak?"

Papa Guanlin menghela nafasnya, lalu menghampiri Guanlin dan mengusap punggung anaknya itu.

"Kamu siap-siap ya, kita ke tempat mama. Papa tunggu dibawah."











Lina Puspita
Binti
Mahmudin
Lahir: 12 Juli 1976
Wafat: 27 September 2015

Guanlin menaruh buket bunga di atas makam mamanya. Dia langsung terduduk dan memegang batu nisan tersebut. Mengelusnya pelan berharap mamanya mengelus kembali tangannya.

"Guanlin kangen mama."

"Mama kangen Guanlin?"

"Mama kenapa sih ngajak Guanlin terus buat ikut mama?"

"Guanlin sayang mama, Guanlin belom mau ikut mama. Karena ada seseorang yang harus Guanlin bahagiain setelah mama."

"Nanti Guanlin ajak buat ketemu mama. Tapi bukan sekarang."

Guanlin mencoba menahan tangisnya, ia menggigit bibir bawahnya. Papanya yang berdiri di belakangnya hanya bisa menatap sendu anak sematawayangnya itu.










Always • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang