Guanlin, Shira, dan juga yang lainnya sedang berbincang ketika seseorang mencari Guanlin pagi ini.
"Yang namanya Guanlin mana ya?" Tanya cowok itu di ambang pintu pada siapa saja siswa yang ada di kelas.
Sontak semua siswa menoleh, terlebih lagi Guanlin yang sudah tak dapat berkata-kata lagi.
"Mampos Kak Minhyun woi!!" ucap Daehwi heboh.
"Alamat ini woi!" Samuel juga tidak kalah heboh.
Shira, Somi, dan Guanlin sudah saling tatap-tatapan satu sama lain.
"Lin?" Panggil Shira.
Guanlin noleh lalu senyum, "santai."
"Guanlin, dicariin Kak Minhyun!" Teriak Lami dari ambang pintu. Iya, dia menyambut Kak Minhyun.
Guanlin pun bangkit dan jalan menghampiri Minhyun.
"Kenapa Kak?" tanya Guanlin.
"Ikut gue." perintah Minhyun yang mukanya sudah datar dengan tatapan tajamnya.
Minhyun mengajak Guanlin ngobrol di lapangan yang sudah berserakan kertas-kertas gara-gara acara nembak Shira beberapa hari lalu.
Minhyun natap Guanlin dan Guanlin cuma nyengir aja.
"Gue akui itu emang romantis dan gue tau lo udah nyogok Pak Suher cs buat bersihin nih ulah lo. Tapi, sayangnya gue cuma nyuruh mereka buat bersihin seperempatnya doang. Jadi, lo paham kan maksud gue?" Muka Minhyun udah bete aja.
Wajar aja dia bisa bertindak kayak gitu. Selaku Ketua Osis dia harus tegas dengan segala apapun yang terjadi demi memajukan sekolah.
"Iya Kak. Paham." jawab Guanlin sedikit menunduk.
"Berhubung juga pelajaran pertama di kelas lo kosong, jadi setidaknya lo bisa lah beresin semua ini." tambah Minhyun.
"Iya Kak."
Minhyun lalu pergi lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali.
Guanlin lalu pergi ke ruang dibawah tangga, dimana disana menjadi tempat penyimpanan alat bersih-bersih yang digunakan pak Suher cs.
Guanlin mulai menyapu lapangan, untungnya lapangan itu berasal batu paping bukan tanah.
"Lin. Gue tau lo bego, tapi gak segininya juga.. " Shira menghela nafas melihat Guanlin menyapu menggunakan sapu ijuk yang malah bikin ijuknya rontok.
Guanlin cuma nyengir aja.
Akhirnya, Shira mengambil sapu lidi membantu Guanlin membersihkan lapangan dibantu Somi, Samuel, dan juga Daehwi.
"Capek gue... Sumpah... Gak kira-kira nih sampah. Heran gue, pegel pinggang, mana kaki sakit, panas pula, abis ini gue kantin lah, aus pengen minum." cerocos Daehwi.
"Eh cabe! Lo itu cuma masukin kertasnya ke tempat sampah doang, tapi ngeluhnya udah kayak lo doang yang bersihin nih lapangan." sahut Somi sambil berdecak pinggang.
"Yeeee, dikira gak capek apa?! Capek tau!"
"Bodo amat Daehwi! Sekali lagi lo ngeluh, gak usah minjem liptint gue!"
"Ih! Mainnya ngancem. Gak seru!"
"Itu kenapa malah ribut ya?" tanya Minhyun yang ternyata memantau mereka dari lantai 2.
"Ayo! Lanjutin, masih banyak itu sampahnya." perintah Minhyun datar.
"Lain kali. Berani bertindak, berani tanggung jawab atau terima konsekuensinya. Paham?" Minhyun lalu pergi ketika melihat Guanlin mengangguk sambil menunduk.
Setelahnya, Guanlin menghampiri Shira dan yang lainnya yang sedang duduk lesehan di koridor.
"Maaf ya, gara-gara gue jadi kayak gini." ucap Guanlin.
"Udah. Santai aja Lin." jawab Samuel.
"Iya, lagian kan ini juga bikin gue sehat nih, bergerak aktif." tambah Daehwi.
"Mau lo apa sih? Tadi aja lo ngeluh, sekarang sok sok-an bergerak aktif." omel Somi ke Daehwi.
"Udah deh. Jangan ribut. Pusing gue dengernya." kata Shira yang langsung membuat Somi dan Daehwi saling menatap sinis.
Di lantai 3, seseorang sedang memperhatikan mereka sejak lama, terutama Guanlin dan Shira.
"Ke Wendy's dulu mau Ra?" tanya Guanlin ke Shira saat mereka berjalan menuruni tangga.
"Mau dong. Orang kaya bebas ya mau makan apa aja. Hehe"
Guanlin mengacak-acak rambut Shira, lalu mencubit pipinya pelan.
Saat mencapai koridor Jisung adik kelasnya memanggil Guanlin.
"Kak Guanlin!" panggil Jisung dari lapangan.
"Bentar ya Ra." setelah menerima anggukan Shira, Guanlin lalu berlari menghampiri Jisung.
Guanlin mendengarkan setiap kata yang diucapkan Jisung, tapi matanya tak lepas menatap Shira.
Shira maju beberapa langkah ke tepian lapangan.
Tanpa sengaja, Guanlin melirik ke lantai 3, ada seseorang menggunakan jaket hitam dan juga masker hendak melempar sebuah pot ke arah Shira.
Mata Guanlin langsung melotot melihat hal itu dan segera berlari menuju Shira. Guanlin menarik Shira sampai koridor dan refleks memeluk Shira begitu pot itu jatuh hancur menyentuh tanah.
"Kamu gakpapa, kan? Ra, kamu gakpapa?" tanya Guanlin panik yang langsung menakup wajah Shira menggunakan kedua telapak tangannya.
"A-aku gakpapa." jawab Shira yang sedikit kaget.
Guanlin melirik ke arah pot tersebut, mata Shira pun mengikuti arah pandang Guanlin.
Siswa siswi lainnya ikut terkejut dengan kejadian barusan. Apalagi Jisung yang melihat dengan jelas.
Guanlin lalu ke lapangan dan melihat ke arah lantai 3 yang sudah sepi tidak ada orang. Sedangkan di lantai 2,masih ada siswa siswi yang ikut melihat kejadian tersebut.
"Jisung, lo liat orang yang lempar?! Liat gak?!" tanya Guanlin setengah berteriak pada Jisung.
"Gu-gue gak liat mukanya Kak. Gue juga gak liat itu cewek atau cowok." jawab Jisung yang sedikit takut dengan Guanlin yang terlihat marah besar.
"Lin! Udah Lin! Kamu gak seharusnya marahin Jisung!" Shira mencoba menenangkan Guanlin.
Guanlin berbalik dan langsung memeluk Shira. Shira dapat mendengar suara detak jantung Guanlin yang begitu cepat, dan nafasnya yang terburu-buru.
"Aku takut, aku takut kamu kenapa-kenapa... " Guanlin mempererat pelukannya.
"Aku gakpapa kok. Serius. Kamu tenang ya..." Shira mengelus punggung Guanlin.
"Atur nafas kamu Lin... " ucap Shira yang langsung dilakukan oleh Guanlin.
A/n:
Wanna one comeback woiii.
Guanlin sumpahh :""""
Jahat dia ihhh
KzzzllllVoment juseyo yorobun
Terima kasih banyak.Karena kalian, aku akan semakin cepat untuk update. Heuheuuu
07/03/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Always • Lai Guanlin
Fanfiction1st Book Gue selalu sayang sama lo -Guanlin. [BAHASA DAN ALUR ABSURD] [REVISI DENGAN PENAMBAHAN ADEGAN] start: 22/06/2017 finish: 05/04/2018 start revisi: 01/05/2020 finish revisi: 24/05/2020 ©nywongg