[29] Satu Malam bersama Guanlin

4K 428 13
                                    

"Udah dong nangisnya," ucap Guanlin mengusap kepala Shira pelan.

Shira mencoba menahan tangisnya, mereka berdua sudah duduk di ruang tengah. Guanlin juga sudah menyalakan TV agar dapat menghibur Shira. Ia lalu berdiri dan berjalan menuju dapur, kembali dengan segelas segelas air di tangannya.

"Minum dulu ya..." Gualin memberikan gelas tersebut pada Shira yang dengan senang hati ia menerimanya.

Seneng rasanya setelah denger pernyataan Guanlin tadi, semoga aja bukan omongan belaka, batin Shira.

"Lin?" panggil Shira setelah meminum airnya.

"Iya, kenapa?" Guanlin yang duduk di sampingnya langsung menoleh menatap Shira.

Shira menghela nafas, "Gue mau bukti kalo lo emang beneran sayang sama gue."

Bukannya apa-apa. Kebanyakan cowok itu cuma ngomong doang tapi tidak ada aksi dan berujung menyakiti.

Guanlin menatap Shira dalam, "Ra, dengerin gue baik-baik. Gue akan selalu ada buat lo, di samping lo, kapanpun itu. Gue gak akan biarin lo disakitin lagi, baik itu gue ataupun orang lain."

"Buktiin."

"Oke." Guanlin mengangguk.

Terus kenapa dia kesini malem-malem gini?, batin Shira.

"Gue ke sini karena Bang Sehun nyuruh gue buat nemenin lo." Guanlin mengeluarkan ponselnya lalu menperlihatkan isi chat dari Sehun pada Shira.

Yeu, si oncom!, batinnya.

"Makasih ya Lin." Shira tersenyum. Sebisa mungkin senyum ke Guanlin.

"Peluk dulu dong..." Guanlin memasang muka sok imutnya sambil merentangkan tangannya.

"Gak mau."

Shira berdiri, berencana untuk kabur tetapi tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh Guanlin hingga ia berakhir dalam pelukannya.

"Biarin gini dulu Ra, untuk beberapa saat," ucap Guanlin pelan.

"Lo pasti capek ya sama gue?" tanya Guanlin.

Shira memilih untuk diam, karena Guanlin pasti tau sendiri jawabannya.

"Lo pasti marah? Dan lo juga kecewa kan sama gue?" tanya Guanlin lagi.

"Tapi anehnya, lo tetep sayang kan sama gue, Ra?"

Shira sedikit kaget mendengar ucapannya. Karena itu benar, apa yang Guanlin bilang itu benar.

"Cinta emang aneh ya, Ra?" tanya Guanlin lagi.

Gue harus ganti topik pembicaraan, batin Shira.

Ia sudah tidak tahan dengan topik yang Guanlin bahas. Seakan-akan dialah yang paling bersalah disini meski kenyataannya memang benar.

"Lin?"

"Hm?"

"Lo rencana kuliah dimana?"

Guanlin langsung melepaskan pelukannya, "lo kenapa nanya gitu? Lo mau kuliah jauh ya?"

Shira menggeleng cepat, "Enggak kok."

"Terus kenapa?"

"Lo bilang kan, kalo lo selalu sayang sama gue. Terus kalo misalkan kita pisah dan jauh, apa lo masih sayang gue?"

"Ra, gue sayang sama lo itu dari hati. Bukan cuma karena nafsu belaka."

"Ih jijikin banget sih bahasanya." Shira mendorong pelan badan Guanlin.

Always • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang