[39] Ditembak

3.1K 386 34
                                    

"Iya gue udah jadian sama Guanlin."

Somi langsung terbatuk-batuk begitu mendengar jawaban Shira. Dia sedang makan bakso dengan cabe sebanyak 5 sendok.

"Kampret! Ini sakit njir idung gue panas gila! Taik lo Ra!" Somi langsung meminum air esnya.

"Kok gua yang disalahin?"

"Gak pas banget timing lo!"

"Yaudah maaf."

"Tapi Ra, perasaan gue kok gak enaknya?" ujar Somi setelah meletakkan gelasnya.

"Gak enak gimana?"

"Gak enak aja."

"Ah kali cuma gak enak aja ini udah mau UN, takut gak lulus kan lo?"

"Masa sih? Iya kali ya?"

"Udah, sekarang mending lo beli minum apa deh, gue yang bayarin."

"Serius?"

"Iya."

"Gue mau Thai Tea yang deket minimarket lampu merah aja deh!"

"Boleh."

"Baik bener emang lo ini Ra." Somi pun lanjut makan lagi, begitupun Shira.

Kali ini ia hanya berdua dengan Somi karena yang lainnya sedang mengerjakan PR di jam istirahat. Yap, begitu lah mereka. Walaupun Shira tidak mengatakan kepada semua teman-temannya, tapi bisa ia yakini kalau mereka pasti akan tau sebentar lagi.

•••

Bel pulang baru saja berbunyi, mereka semua bergegas untuk merapihkan barang-barang dan segera pulang. Shira yang akan pulang bersama Somi, terlebih dahulu memberitahu Guanlin yang sekarang duduk di depannya.

"Lin, aku balik sama Somi ya? Gakpapa kan?" Yanya Shira pada Guanlin yang sedang membereskan barangnya. Ia memasukkan semua barangnya dengan cepat.

"Gakpapa." jawabnya tanpa menoleh ke arah Shira lalu bergegas pergi.

"Loh kok gitu? Lin kamu kenapa?" Shira sedikit berteriak pada Guanlin yang sama sekali tidak menoleh dan langsung keluar dari kelas.

Shira menatap Guanlin heran dan kesal, "Tau ah!" Ia menghentakkan kakinya lalu berpindah ke arah Somi.

"Som. Ayo balik, kan tadi lo bilang mau Thai tea."

Somi menoleh,"haduh, maaf Ra. Gue dijemput mama disuruh nemenin dia belanja bulanan."

Shira memanyunkan bibirnya, "Yaudah deh."

Shira melihat bangku Daehwi dan Samuel juga sudah kosong padahal ia tidak ingin pulang sendirian. Pandangannya lalu ke bangku milik Seonho yang juga sudah kosong, sudah lama ia dan sepupunya itu saling diam bahkan sampai membuat Sehun dan Mamanya bingung.

Berakhirlah Shira yang pulang sendiri. Terpaksa ia pulang naik ojek online, percuma jika meminta Sehun untuk jemput hal itu akan sangat mustahil terjadi jika memang Sehun sedang berbaik hati.

Shira menuruni tangga seperti orang yang sudah tidak ada gairah hidup. Sudah banyak rentetan pesan yang ia kirim pada Guanlin tetapi tidak ada satupun yang dibaca, panggilan teleponnya juga tidak ia angkat.

Shira memasukkan kembali ponselnya ke saku roknya, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling gedung sekolah yang sudah tampak sepi bahkan hanya menyisakan dirinya seorang.

Ia sudah sampai di anak tangga terakhir, kini matanya melihat sosok Guanlin yang berdiri di tengah lapangan yang biasanya digunakan untuk upacara. Guanlin berdiri di tengah sana sambil menunduk karena panas matahari. Ia juga terlihat memainkan kakinya.

"Guanlin!"

Guanlin mengangkat kepalanya begitu mendengar namanya dipanggil, ia tersenyum lebar ke arah Shira.

"Dasar aneh." Ucap Shira yang lalu berlari kecil menghampiri Guanlin.

Shira sudah berdiri di hadapan Guanlin, tepat di tengah lapangan, "masih disini?"

Guanlin mengangguk, "Iya."

"Kamu kenapa kok langsung ngambek gitu pas aku bilang pulang sama Somi?" Tanya Shira.

"Gakpapa kok."

Shira mengangguk pelan, "aku gak jadi pulang sama Somi kok. Pulang yuk?"

"Bentar."

Guanlin tiba-tiba saja mengotak-ngatik ponselnya lalu meletakkannya di samping telinga. Sepertinya ia sedang menelpon seseorang.

Guanlin menatap Shira tepat di bola matanya, "sekarang."

























































"AKU SAYANG KAMU SHIRA!!!"

Teriakan itu membuat Shira menoleh ke gedung sekolah yang tiba-tiba saja ramai. Dari lantai 3, terdapat banner besar bertulisan kalimat seperti apa yang mereka teriakkan. Anak-anak lainnya juga ada yang melemparkan potongan kertas warna warni yang terbuat dari kertas origami.

Shira juga melihat, Samuel, Baejin, Jihoon, dan beberapa anak lainnya yang megang banner. Dan juga di gedung sayap kiri ada Daehwi bersama ponsel di tangannya yang sedang merekam video dokumentasi tersebut.

Somi, Yoojung, Sejeong juga ikut berpartisipasi melemparkan potongan kertas sambil berteriak heboh bersama anak-anak lainnya.

"Ra?"

Guanlin memegang tangan Shira.

"Hm?"

"Norak ya?"

Shira menggeleng cepat, "enggak kok. Aku suka. Lucu." Senyuman lebar tak hilang dari wajahnya.

Guanlin ikut tersenyum, "dengan begini, kita resmi ya. Gak akan ada lagi yang deketin kamu, ataupun deketin aku."

Shira hanya bisa mengangguk, ia sangat senang. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

"Lin?

"Iya?"

"Ini nanti yang bersihin kertasnya siapa?"


































































A/n:
Gua lagi doyan nonton orang ketiga gengs.
Seru ternyata.
Pelakor:) heuheu
25/2/2018

Always • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang