[44] Mobil Dia

2.9K 428 57
                                    

"Halo Shira? Guanlin beneran kecelakaan?"

"I-iya om."

"Gimana keadaan Guanlin sekarang? Dia baik-baik aja kan? Om akan segera pulang secepatnya."

"Gu-guanlin koma, om."












"Jin, kok itu kayak Shira ya?" Tanya Ong menunjuk seseorang.

Cewek itu berjalan mengikuti brankar yang di atasnya ada seseorang dengan seragam yang sama. Brankar yang didorong beberapa perawat itu terlihat terburu-buru.

"Iya, itu Shira. Ngapain dia?" Woojin nampak bingung.

"Itu bukannya Guanlin?" kini Jisung yang terlihat bingung.

Mereka bertiga sedang berada di taman, menemani Ong yang katanya bosan di dalam kamar. Ong sebenarnya bisa pulang sekarang, tapi dia bilang ingin menghabiskan waktu di rumah sakit sehari lagi.

"GUANLIN KECELAKAAN DONG BERARTI?!!" Tanya Woojin heboh.

"Coba gue tanya Seonho dulu." Jisung lalu mencari nomor Seonho dan menghubunginya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

"Gak aktif. Apa gue kesana aja?" Tanya Jisung.

"Gak usah. Lagian buat apa? Kayak Guanlin peduli aja sama kita." ucap Ong ketus.

"Lo gak mikir ya? Dia temen kita!" Kata Woojin.

"Gua gak peduli!" Bantah Ong.

"Bego tau gak lo?! Guanlin itu bahkan rela ribut sama Daniel cuma buat jengukin lo! Asal lo tau aja, buah yang selama ini gue bawa itu dari Guanlin!" Woojin langsung saja pergi meninggalkan Ong dengan emosi.

Jisung hanya diam tak ikut campur.

Ong menghela nafas, tenggorokannya terasa seperti tercekik mendengar ucapan Woojin.

"Jisung." Panggilnya.

Jisung yang berdiri di sampingnya kini beralih duduk di kursi tepat hadapannya, menggantikan posisi Woojin sebelumnya, "hm?"

"Yang Woojin bilang, bener?" Tanya Ong.

Jisung mengangguk cepat, "bener. Udah berkali-kali juga gue ngeliat dia yang mau masuk ke dalem ruangan tapi gak bisa karena ada Daniel di dalem."

Kini Ong menyesali perkataanya tadi.









Emosi Jihoon sudah menggebu-gebu sejak Guanlin kecelakaan dan dia mengetahui kebenarannya. Dia segera menghampiri kelas Daniel.

"MANA KANG DANIEL?! MANA??!!" Teriak Jihoon dari ambang pintu kelas Daniel.

Seluruh siswa di kelas tersebut terdiam takut karena Jihoon.

"GUE TANYA MANA DANIEL!!! SIALAN!!!" Yeriak Jihoon sekali lagi.

"Di ka-kantin, Hoon." jawab seorang siswi yang duduk dekat pintu.

Jihoon langsung lari ke kantin dan mendapati Daniel sedang makan dengan santainya bersama Seonho.

"ANJING LO!!" Jihoon menarik kerah seragam Daniel dan menonjok wajah Daniel hingga dia terjatuh.

"LO APA-APAAN SIH?!" Daniel langsung bangun dan memegang rahangnya.

"LO... LO KAN YANG NABRAK GUANLIN?!! NGAKU AJA LO!! ANJING!" Jihoon langsung menerjang Daniel dan melayangkan pukulan.

"BUKAN GUA!! GUA BERANI SUMPAH!!" Teriak Daniel disela Jihoon memukulinya.

"KEMARIN BUKAN GUA YANG PAKE MOBIL GUA!! SUMPAH!! GUA GAK AKAN MUNGKIN NABRAK GUANLIN MESKI GUE BENCI SAMA DIA!!" teriak Daniel lagi.

Jihoon langsung berhenti. Dia menarik kerah baju Daniel dan mendorongnya hingga menyentuh tembok.

"Lo.. Guanlin koma sekarang di rumah sakit...." Nafas Jihoon terburu-buru bahkan dia meneteskan air mata.

"Gue mohon sama lo... Untuk ngakuin perbuatan lo!" Jihoon melepaskan tangannya lalu pergi meninggalkan Daniel.

Jihoon tak percaya sepenuhnya dengan perkataan Daniel. Bisa saja memang ia pelakunya dan ia takut untuk mengakuinya karena takut akan di penjara. Seluruh siswa di kantin kini saling berbisik sambil memandangan Daniel.

"Ditabrak dong."

"Iya. Mana sampe koma lagi tuh kata Jihoon."

"Berarti kecelakaan kemarin itu dong? Depan gerbang?"

"Iya. Gue gak nyangka kalo itu Daniel."

"Anak basket padahal."

Daniel kini menatap Seonho yang berada di hadapannya, Seonho pun hanya menatapnya tak percaya.

"Gue gak nyangka lo setega itu." Ucap Seonho yang lalu pergi meninggalkan Daniel.







"Dek, makan dulu." ucap Sehun dari ambang pintu kamar Shira.

"Nanti aja.. " jawab Shira yang hanya tidur memeluk gulingnya.

Sehun menghela nafas lalu menuju dapur mengambil nasi dengan lauk secukupnya untuk Shira makan.

"Abang suapin sini." Kata Sehun yang sudah masuk kamar Shira dan duduk di pinggiran kasurnya.

"Buka mulutnya... " Sehun sudah mengarahkan sendok ke mulut Shira.

Mau tak mau Shira membuka mulut.

"Bang, kalo Guanlin pergi gimana?" Tanya Shira yang kembali menangis.

"Hus! Jangan ngomong gitu lah! Berdoa aja, dia pasti sembuh kok."

"Guanlin koma bang.... "

"Iya abang tau. Tapi ya jangan ngmong gitu juga dek.... "

Shira kembali menangis. Melihat adiknya menangis, Sehun lantaran langsung memeluknya. Mencoba menenangkan.

"Sini anak mama peluk mama coba..."

Shira langsung memeluk mamanya yang tiba-tiba muncul. Sehun pun ikut menenangkan kembali dengan mengelus kepala Shira.






Jihoon lalu pergi ke rooftop, menangis sejadi-jadinya. Menyalahkan semua yang terjadi. Sampai membuat matanya terasa perih dan dirinya lelah.

Drrrtt

Drrrtt

Drrrtt

"Ha-halo?"

"Dengan saudara Jihoon?"

"Iya benar saya sendiri."

"Bisa ke kantor polisi sekarang?"


































Di vote elah:" bukannya apa ya, suka sedih aja liatnya, cerita org itu viewers nya banyak, votenya juga banyak.

Bukannya mau sok atau apa. Tapi, gue ngerasa kayak cerita gue ini jelek apa ya...karena kurangnya apresiasi :"((
2018

Always • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang