[35] Baikan

3.4K 391 52
                                    

Keadaan Ong sudah semakin membaik seminggu ini. Dan keadaan Guanlin juga ikut membaik setelah perminta maafan yang ia lakukan seminggu lalu pada teman-teman lamanya.

Memperbaiki semua kesalahannya sebelum terlambat menjadi pikiran Guanlin akhir-akhir ini. Ia juga tak tau kenapa hal tersebut terus saja ada di pikiran dan benaknya.

"Kapan lo mau nembak Shira? Gak enak tau digantungin gitu," ucapan Samuel tiba-tiba membuat lamunan Guanlin buyar.

Sekarang ia dan Samuel sedang duduk di bawah pohon sambil memperhatikan siswa siswi lainnya yang berjalan dengan tujuan mereka masing-masing.

"Ha? Oh.. Itu.. Gak tau."

"Enak banget lo jawab gak taunya," Samuel langsung memukul kepala Guanlin.

Guanlin meringis lantas langsung menatap Samuel tajam, "Sakit anjir!"

"Jangan digantungin gitu lah si Shira," tambah Daehwi yang muncul dengan 3 botol minuman di tangannya di tambah plastik yang Guanlin yakin berisi basreng.

Daehwi melempar botolnya satu persatu kepada Guanlin dan Samuel, lalu dia duduk di samping Samuel.

"Gue gak tau harus gimana nembaknya," jawab Guanlin sejujurnya.

"Gimana ya? Gue juga bingung, gue suka sama Somi aja cuma bisa mendem." ujar Samuel yang lalu menghela nafas.

Daehwi tiba-tiba saja keselek minumannya sampai terbatuk.

"Pelan-pelan kali Wi... " Samuel menepuk-nepuk punggung Daehwi.

"Demi apa lo suka sama Somi, Sam?!" tanya Daehwi setelah berhenti dari batuknya.

"Iya. Bahkan dari awal gue liat dia, gue langsung suka." jawab Samuel menatap lurus ke depan.

Guanlin mengikuti arah pandangan Samuel. Shira, Somi, Yoojung, dan Sejeong sedang berjalan bersama.

Shira, batin Guanlin.

"Cinta emang gak jelas ya," ucap Guanlin tanpa mengalihkan pandangannya dari Shira yang sedang berjalan di sebrang sana.

"Cinta emang buta," tambah Samuel.

"Cinta-cintaan aja, kayak lu pada tau aja apa itu Cinta?!" Daehwi sewot.

Guanlin langsung menoleh ke arah Daehwi, begitupun Samuel.

"Emang lo tau apa itu Cinta?" tanya Samuel.

"Kagak sih. Kagak paham gue," jawab Daehwi santai.

"Si tai. Diem aja makanya!" kata Samuel.

"Kebanyakan bacot dah lu." Tambah Guanlin.

Dari kejauhan Guablin melihat Baejin yang berjalan ke arah mereka dari koridor.

"Tuh si baejin baru muncul anjir!" oceh Samuel.

"Lin!" panggil Baejin lalu duduk di samping Daehwi.

Guanlin menoleh, "kenapa?"

"Ada yang mau ketemu sama lo." Ucap Baejin

"Siapa? Suruh sini aja kali pake malu-malu," Daehwi yang menjawab.

"Di parkiran sekarang. Cepet!" Baejin mendorong tubuh Guanlin untuk bangkit dari tempatnya dan berdiri.

Guanlin pun segera berjalan menuju tempat parkir. Ia penasaran, siapa yang ingin bertemu dengannya.

Sampainya di parkiran tidak ada siapa-siapa kecuali, Jihoon. Dia berdiri sambil bersandar pada motor Guanlin dan memperhatikan kakinya yang menendang-nendang batu. Sejujurnya Guanlin sangat tidak ingin berurusan dengannya, bahkan untuk ketemu saja Guanlin benar-benar tidak ingin.

Seharusnya gue tanya Baejin siapa yang mau ketemuan sama gue, batin Guanlin.

Jihoon mengangkat kepalanya karena tersadar oleh kemunculan Guanlin.

Guanlin mendekat, "Ada apa?" Tanya Guanlin datar.

Jihoon tersenyum miring, "masih songong ya lo?"

"Gue gak mau cari ribut sama lo. Apalagi cuma gara-gara cewe." Jawab Guanlin.

"Bagus deh kalo lo sadar." Jihoon menatap tajam Guanlin.

Sumpah, bacot banget mulutnya, batin Guanlin. Ia sudah kesal sekarang.

Guanlin menghela nafas, "Jadi lo mau apa sekarang? Gue banyak urusan!"

Jihoon terkekeh pelan, "Jangan ngegas elah... "

Guanlin memutar bola matanya jengah karena Jihoon banyak basa-basi

"Gue minta maaf Lin."

"Apa?" Guanlin tersentak kaget.

Tatapan Jihoon berubah menjadi sendu, "Gue minta maaf kalo selama ini gue egois. Selama ini gue gak mikirin perasaan lo dan gue selalu bertindak semau gue."

"Hmm."

"Gitu doang?" tanya Jihoon tak percaya akan jawaban Guanlin.

Guanlin mengangkat pundaknya, "Ya terus? Lo aja minta maafnya gak kaya pidato, jadi ya gue jawabnya seadanya."

"Kurang ajar."

"Becanda."

Jihoon tersenyum lebar lalu memeluk Guanlin sambil menepuk punggungnya. Dan Guanlin membalasnya dengan hal yang sama.

Satu per satu, masalah gue selesai. Dan gue mulai ngerasa lega, batin Guanlin.


















Semenjak berbaikan dengan Guanlin, akhir-akhir ini Samuel, Daehwi, dan juga Baejin jarang kumpul bersama para gadis. Mereka semacam mengasingkan diri dari para gadis. Ternyata hal itu tidak hanya dirasakan oleh Shira.

"Makin curiga gue sama mereka," kata Yoojung sambil memakan jasukenya.

"Curiga apaan?" Tanya Somi bingung.

"Anak cowo. Sejak baikan sama Guanlin jadi misah gini sama kita, ye kan? Kayaknya ada yang direncanakan nih sama mereka," Yoojung mulai berasumsi.

"Ya elah. Kali aja mereka lebih bicara tentang hal-hal cowo kan. Kalo sama kita kan tuh anak cuma gosip aja, apa gak tambah doyan daehwi ghibahin orang," jawab Somi lalu memakan mi ayamnya.

"Tapi ya, Samuel ini yang paling curiga," tambah Sejeong.

"Mau nembak somi kayaknya," ujar Yoojung asal yang membuat Somi keselek.

"Asal aja lo kalo ngomong sempak!" Somi langsung meminum aqua botol yang Shira berikan padanya.

"Samuel kan suka sama lo tolol dari awal masuk!" kata Yoojung.

"Ya mana gua tau lah!" Somi mulai nyolot.

"Atau... " suara Sejeong menbuat mereka bertiga menoleh ke arahnya secara bersamaan, "Shira yang mau di tembak sama Guanlin."

UHUKK

Ucapan Sejeong berhasil bikin Shira keselek basreng yang sedang ia makan.

"Tai! Mana ada!" Seru Shira.

"Bisa aja kan!?"

"Ada benernya juga lu jeong! Shira ini mah!" Tambah Yoojung.

"Positif Shira!" Somi sampai memukul meja.

"Bacot lu pada yaa" Shira menggelengkan kepalanya.






























































Happy end?
Sad End?
Sad+Happy End?
Atau jangan di end ?
Wkwkwk
11/02/18

Always • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang