[27] Pernyataan Jihoon

3.6K 392 25
                                    

Setelah lelah menangis, Shira akhirnya berhenti. Ia merasa malu menangis di depan Jihoon. Shira menangis karena tak habis pikir dengan sikap Guanlin yang malah membiarkannya dipermalukan oleh Hayoung di depan banyak orang. Padahal sudah sangat jelas kalau kejadian tadi bukanlah murni kesalahan Shira melainkan Hayoung yang secara sengaja melakukannya.

Drrt
Drrt

Ponsel Shira bergetar, ada notifikasi line dari Guanlin.

Guanlin:
Dimana Ra?
Maafin gue.

Shira lantas menghapus air matanya, lalu memutuskan untuk membalas pesan tersebut, karena ia merasa sudah muak dengan Guanlin.

Basi banget hidupnya, batinnya.

Shira:
Basi maaf lo.

Shira lantas mengubah mode ponselnya ke mode silent, karena malas mendengar notifikasi yang sudah jelas-jelas pasti dari manusia laknat, Guanlin.

Kenapa sih dia dateng ke hidup gue? Dari awal gue nabrak dia pas masuk sekolah, udah gue tebak idup gue pasti sial, batin Shira.

"Udah selesai kesel sama nangisnya?" Tanya Jihoon.

Shira menoleh ke sebelah kirinya, Jihoon yang duduk di kursi. Ia sampai lupa kalau ada Jihoon di ruangan itu.

"Eh, bantet. Lo ngapain sih nolongin gue? Peduli apa lo sama gue?" Shira masih kesal pada Jihoon, tak usah tanya kenapa, yang jelas karena ia marah-marah tidak jelas saat Shira dekat dengan Guanlin.

"Maafin gue Ra. Gue cuma--"

"Apa? Hah?! Udah deh ya, gue gak butuh penjelasan dari lo, Hoon. Jangan nambahin masalah gue." Shira langsung membuka pintu UKS.

"Ini alasan kenapa gue marah lo kenal sama Guanlin!" bentak Jihoon.

Shira berhenti di ambang pintu, tidak keluar dari UKS karena ucapan Jihoon, lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat Jihoon.

"Jadi... Maksud lo, lo--"

"Iya, gue suka sama lo Ra."

Shira dian.

"Gue suka sama lo sejak kita kenal. Gue kira perasaan ini cuma hal aneh aja yang gue rasain pas kenal lo, tapi makin lama rasanya makin aneh. Gue ngerasa gue gak bisa liat lo sama cowo lain, terutama Guanlin yang pasti akan berakhir dengan nyakitin perasaan lo." Jelas Jihoon

Penjelasan tersebut membuat Shira sontak kaget. Jadi selama ini Jihoon menyimpan perasaanya pada Shira, itulah kenapa ia menjadi suka marah-marah secara tidak jelas padanya. Hal itu terjadi karena Jihoon merasa cemburu pada Guanlin, hingga akhirnya sekarang ia dengan berani menyatakan isi hatinya.

"Terserah lo deh. Tapi, gue harap rasa suka lo gak lebih dari sekedar rasa suka, Hoon."

Shira langsung pergi meninggalkan Jihoon. Jawaban Shira tersebut memang murni dari dalam hatinya. Ia hanya menganggap Jihoon sebatas temannya saja, tidak ada perasaan lebih. Shira hanya berharap perasaan yang Jihoon miliki tidak semakin tumbuh.

Gue gak mau tuh rasa suka dia sampe berubah jadi lebih dari suka. Karena ya gue gak bakal bisa bales, batin Shira.

Setelah pergi dari UKS, Shira memutuskan untuk bolos jam pelajaran selanjutnya sampai jam pulang. Ia memutuskn untuk pergi ke rooftop.

"Ra!"

Seseorang megang tangannya dan membuatnya berhenti menaiki anak tangga.

Guanlin.

Muak banget gue liat muka dia, batin Shira.

"Apalagi mau lo sekarang? Mau bilang maaf? Mau bilang sayang? Gak guna! Sama sekali gak guna! Mending lo balik samperin tuh cewe lo!"

"Ra--"

"Lo ngerti gak sih apa yang gue bilang?!!!"

Muka Guanlin sedikit kaget karena Shira membentaknya. Tapi Shira tak peduli. Ia langsung menghempaskan tangannya agar bisa terlepas dari genggaman Guanlin dan pergi begitu saja meninggalkannya.

"Gue selalu sayang sama lo, lo harus tau itu Ra!" Teriak Guanlin.

Shira benar-benar menghiraukan perkataan Guanlin tersebut. Ia sudah muak mendengar kalimat yang dengan sangat mudahnya itu keluar dari mulut Guanlin.

Begitu sampai di rooftop, Shira langsung duduk di kursi kayu yang ada disana. Ia lelah, bener-bener lelah. Masalah satu pergi, masalah lainnya datang.

"Gak bisa apa hidup gue tenang tanpa masalah?" Ucap Shira bermonolog.

"Guanlin. Gara-gara dia, hidup gue penuh masalah. Gara-gara dia, masalah terus dateng. Gara-gara dia, gue dibenci Kyulkyung dan teman-temannya. Gara-gara dia, gue salah paham sama Jihoon. Dan gara-gara dia, baju seragam gue basah." Shira lantas melihat ke arah seragam yang masih ia kenakan. Terdapat noda kuning yang cukup banyak.

"MATI AJA LO GUANLIN!" Teriak Shira yang langas menangis saat itu juga.

"Gue anter pulang ya?" ucap seseorang.

Shira mengangkat kepalanya untuk melihat wajah orang yang kini berdiri di hadapannya, Guanlin. Ia datang menyusul Shira ke rooftop, lalu duduk di sampingnya.

"Nih, pake jaket gue," Guanlin nyodorin jaket warna dongker di hadapan Shiea

Shira menatap Guanlin dan jaket tersebut bergantian. Ia masih mencoba menahan tangisnya, malu karena harus menangis di depan 2 orang cowok seharian ini. Ingin sekali ia menampar Guanlin, tetapi apalah daya, tenaganya sudah habis ia gunakan untuk menangis.

Tak ada respon dari Shira, Guanlin menyampirkan jaket tersebut pada pundaknya.

"Shira langsung aja ke parkiran motor, biar Guanlin yang ambil tas Shira. Oke?" Guanlin mengacak rambutnya dan pergi meninggalkannya.

Sekarang dia baik, tapi nanti dia jahat. Dan gue gak tau kapan dia bakal berubah jadi jahat, batin Shira.

Shira segera menghapus bekas air mata di wajahnya lalu bercermin menggunakan ponselnya untuk mengecek keadaanya matanya, ternyata tidak terlalu sembab, ia takut nanti saat sampai di rumah ada Bang Sehun atau Mama yang akan bertanya tentang matanya. Setelahnya ia langsung turun dari rooftop dan jalan ke parkiran sesuai apa kata Guanlin.

Tak ada orang lain di parkiran. Bahkan sepanjang jalan Shira menuju ke lokasi tak ada guru ataupun murid yang curiga. Dari posisinya saat ini, ia bisa melihat ada satpam di posnya dekat gerbang.

"Kalo gini gimana caranya keluar?" Ucap Shira bermonolog.

Di gerbang yang membatasi halaman parkir kendaraan dengan halaman sekolah, Guanlin berjalan sambil bawa tasnya dan tas milik Shira. Ia tersenyum, terlihat tulus dan seperti merasa bersalah.

Apa dia bener sayang sama gue? Apa kata-kata dia bener? Sebenernya apa sih rencana lo Lin? Sebenernya maksud lo apa?, batin Shira.

A/n:
Boleh minta saran gak?
Saran dong, OST drama yang enak dan melow gitu loh...
Eheheheh😀😀
/2018

Always • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang