sepuluh

285 63 2
                                    


"ABYYYYYY!!!!!"

Tidak salah lagi, suara membahana itu pasti suara ibu. Masih jam lima pagi dan emak-emak bahenol itu sudah berteriak sekencang ini? Ada apa sebenarnya, Aby sama sekali tidak merasa berbuat salah.

"Ibuuk, apaan sih? Ini masih pagi, ibu nggak inget kalo kanan kiri rumah kita punya tetangga?" jawab Aby tanpa rasa berdosa, membuat wanita didepannya semakin kesal.  Apa-apaan ini bocah, abis bikin salah wajahnya masih slow aja?

"INI APA? APAAA?? HEH?" suara ibu masih keras, tangannya memegang tiga bendel uang dan beberapa lembar berserakan dilantai. Aby gugup, ia tahu ibunya sedang salah paham.

"Itu.. Itu uang dari.."

"DARI OM OM?? KAMU NEMU OM OM DIMANA? IBU KECEWA SAMA KAMU BYYYY!"  ibu mulai menangis, ia memukul-mukul dadanya sakit. Ruby yang tidak tahu apa-apa ikut nimbrung sambil menerka-nerka sendiri apa yang terjadi. Mbak Aby sama om om??

"Bu, ibu dengerin Aby dulu.. Ini bukan seperti yang ibu bayangkan." Bela Aby. Ia benar-benar tidak tahu apa yang ada dipikiran ibunya. Ia tidak sefrustasi itu sampai-sampai harus menggadaikan dirinya. Tapi belum juga selesai dijelasin ibu sudah ngamuk- ngamuk kayak orang kesurupan.

"APANYA YANG HARUS IBU DENGERIN BY? MANA MUNGKIN KAMU PUNYA UANG SEBANYAK INI DALAM WAKTU SEHARI? GAJI KAMU? NGGAK MUNGKIN!!" mata ibu melotot, kesal, malu dan menyesal, ia cepat-cepat membawa bendelan uang itu kedapur. "Ibu bakar aja ini uang! Ibu malu!."

"Bu dengerin Aby, " suara Aby tertahan, ia sibuk memegangi ibunya yang nggak tahu kesambet apa pagi-pagi begini. Nanya baik-baik kan bisa, kenapa harus drama sih? Aduuuhh kepalanya pusing.

"DENGER APA BY?? NGGAK BENER KAMU ITU, SAKIIIT ATI IBU, SAKIIITTT.. HU..HU..HU.."

hhh.. Tambah nangis.. :(

Akhirnya, karena ibu masih ngotot juga mau membawa uang itu ke dapur, dengan terpaksa Aby mengambil paksa uangnya. Enak aja mau dibakar.

"BU, DENGERIN ABY DULU!!" teriaknya. Membuat wanita yang badannya over seksi depan belakang itu terdiam. "Ini uang dipinjemin den Darrend tanpa bunga, bukan hasil malakin om-om!"

"Apa???"

Seketika ibu dan Ruby menghembuskan napas bersamaan, lega karena gadis 22 tahun itu tidak seperti yang mereka bayangkan. Wajahnya juga kembali kalem seperti semula.

"Kenapa kamu nggak ngomong dari tadi? Kan ibu nggak usah marah-marah dulu.. Sayang tenaga ibu." wanita itu langsung pergi begitu saja sambil ngelus-ngelus dadanya.

Udah? Gitu aja? Setelah apa yang sudah gue alami pagi ini, cuma gitu aja jawabannya?? Aby menghentakkan kakinya kesal. Kemudian duduk dikursi ruang tamu sambil memejamkan mata lelah. Ibu kebanyakan nonton sinetron.

"By, yang kamu bilang tadi beneran? Ibu nggak salah denger, kan?" tiba-tiba ibu ada disebelahnya, dengan wajah berbunga-bunga dan bahagia. Nampaknya beliau barusaja mudheng dengan kata-kata anaknya. Ya Tuhan.....

*******

Aby tersenyum melihat pesan bergambar yang baru saja masuk. Sekotak brownies dengan sobekan kertas bertuliskan "thanks " dan tanda emoticon senyum disampingnya.

Aby juga tidak tahu laki-laki itu dapat nomernya dari mana?. Ia cepat-cepat membalas pesan tersebut.

To : Mr. Darrend

Enak browniesnya? Sekali lagi makasih den sudah bantu saya dan keluarga :)

Send...

Nggak tahu kenapa dia jadi cengar cengir sendiri, membayangkan balasan apa yang akan diterimanya. Byyy... Kondisiin muka lo...

✔️I got UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang