Aby berjalan gontai di sepanjang trotoar menuju angkringan ibunya. Ia mencoba tersenyum pada kenyataan, kenyataan yang mengatakan Bahwa ia telah benar-benar jatuh cinta pada laki-laki angkuh itu. Dan yang membuatnya kesal, Ia tak bisa menyingkirkan perasaan ini semudah menyingkirkan perasaannya pada Juno.Bajunya masih basah. Untuk pertama kalinya ia melakukan hal bodoh, lari ditengah terjangan hujan sambil menangis. Seperti di film-film India saja.
Ditariknya ujung bibir, tersenyum kecut. Apa hidupnya memang semenyebalkan ini? Ia bahkan tidak sempat memilih laki-laki mana yang seharusnya ia sukai. Tiba-tiba saja sosok Darrend yang serba segalanya datang dan mengambil semua hatinya sedikit demi sedikit.
Jika bisa, ia ingin mencintai laki-laki yang sederhana saja. Laki-laki yang bisa ia gapai, bukan mimpi seperti Darrend.
"Shit!!!" Dugghhh!!!
Suara makian dan tendangan ban terdengar cukup nyaring. Aby segera mencari-cari asal suara itu. Seorang pemuda dengan wajah kesal meletakkan kedua tangannya dipinggang. Sepertinya ia benar-benar frustasi. Kali ini gadis itu tersenyum tulus. Bayangan saat ia pertama kali bertemu dengan Darrend kembali melintas.
"Ada yang bisa saya bantu, Mas?" Tawar gadis itu ramah. Ia tidak ingin berbasa basi, hanya saja mungkin pemilik mobil sedang terburu-buru dan butuh bantuannya?
Pemilik mobil tidak menjawab tawarannya. Ia malah diam dan sibuk memperhatikan Aby dengan seksama.
"Maaf, ada yang aneh sama muka saya?" Tanya Aby hati-hati. Laki-laki itu tampak mengingat-ingat sesuatu. Dan..
"Aaahhh... Gue inget, Lo Aby kan?" Katanya semangat sambil menunjuk Aby. Aby kedip-kedip bingung. Darimana laki-laki ini tahu namanya?
"Iya.. Mas kenal saya?"
"Gue Gun... Yang waktu itu moto lo." Laki-laki didepannya sumringah. Aby yang berusaha mengingat-ingat akhirnya tertawa kecil.
"Loooh... Mas Gun yang fotografer itu yah?" katanya tak kalah heboh. Gun manggut-manggut. "Kok ada disini sih mas?"
"Ban gue ..." jawab Gun sedih kemudian menunjuk ban depannya. "Gue tau disini banyak ranjau paku, tapi kenapa gue yah yang kena apes? Gue lagi buru-buru juga ..." katanya dengan wajah masam.
"Mau Aby panggilin tukang ban?"
"No, no, gue nggak ada waktu ... gue cuma butuh nitip mobil aja sih." Gun terlihat meminta solusi.
"Rumahku digang itu, itu angkringan ibuku.. " kata Aby sambil menunjuk angkringan beberapa meter dari mobil Gun. "Kalau mas Gun buru-buru naik taksi aja, mobilnya tinggal... biar nanti aku panggilin tukang ban."
"Bisa gitu?"
"Bisa.. gimana?"
Gun terlihat berpikir, kemudian memandang Aby sejenak. "Oke, gue nitip yah... Ban serepnya ada di bagasi, ini kuncinya." Laki-laki itu menyerahkan kunci mobil setelah mengambil ransel dan kameranya dari dalam mobil.
"Gue nitip mobil gue yah By ... ntar kalo urusan gue udah selesai gue traktir deh, haha" laki-laki itu tergelak. Aby mengangguk mantap, sesaat sebelum Gun benar-benar hilang setelah menaiki taksi. Hhh... Entah kenapa mood Aby sedikit membaik setelah bertemu Gun. Atau mungkin karena Gun memiliki sifat yang hampir mirip dengan Juno?
*********
Ning setasiun balapan...
Kuto solo sing dadi kenangan..
Kowe Karo aku....Sayup-sayup terdengar suara pengamen okulele menyanyikan lagu khas Jawa di depan angkringan. Suasana yang selalu ada hampir tiap malam disini. Ibu tidak mengusirnya, karena lantunan okulele dan nyanyian mas-mas rambut gondrong berblangkon itu menjadi nafas tersendiri bagi usaha beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️I got U
RomanceBagaimana jika seorang laki-laki tampan, kaya raya, smart, ketemu sama cewek msikin yang separuh hidupnya ia habiskan untuk mencari uang demi membayar hutang-hutang keluarganya? Pertemuan mereka diwarnai dengan banyak kesalah pahaman yang menyebalk...