Aby menyerahkan helm yang dipakainya pada Gun. Hari ini tepat tiga hari, hari terakhir laki-laki itu mengantarnya kerja. Lega rasanya, seperti sudah terbebas dari satu masalah.Bukannya dia tidak berterima kasih diantar pulang pergi, tapi rasa-rasanya aneh. Bagaimanapun juga, lebih nyaman naik sepeda sendiri meskipun sepeda butut.
"Hutang mas Gun lunas." Celetuknya sebelum Gun membuka mulut. Laki-laki itu tergelak. Baiklah, dia mengalah. Tidak bisa mengantar Aby bukan berarti rencana pdkt-nya gagal, kan?
"Makasih banyak yah, Mas..."
"Hmm" Gun mengangguk sambil tersenyum simpul. Diantarnya Aby menuju gerbang rumah Darrend, kemudian berdiri di samping kang Hasan yang sudah cengar cengir merhatiin mereka. Pandangan matanya masih belum beralih, seolah takut Aby menghilang.
"By..." Tiba-tiba ada dorongan untuk mempercepat rencananya.
"Ya?"
"Besok gue jemput lagi boleh, yah..."
Aby menautkan alisnya. Ada apa lagi ini?
"Kenapa Mas?"
"Ada sesuatu yang mau gue kasih." Bukan alasan, dia memang sudah lama ingin menghadiahkan sesuatu pada gadis itu, tapi waktunya saja yang belum tepat.
Aby terdiam sesaat, kemudian mengangguk pelan.
"Oke."
Pemilik lesung pipit itu tersenyum cerah, seolah tak ada hari yang lebih baik lagi daripada hari ini. Ia benar-benar percaya diri dengan pesonanya. Bukan sombong, tapi pada kenyataannya, selama ini jarang sekali ada gadis yang tidak tertarik pada Gun.
Sambil terus memamerkan deretan gigi putihnya, motor Gun pun melaju meninggalkan rumah mewah tersebut.
Aby menggeleng heran. Dilangkahkan kakinya memasuki pelataran keluarga Hanggoro. Jujur ia masih sangat memikirkan kejadian semalam. Saat Juno yang dulu pernah menempati hatinya tiba-tiba mengungkapkan perasaannya, mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada Aby. Kenyataan yang membuat Aby sedikit geli dan sesak.
Kenapa perasaan itu tidak ada saat Aby juga menginginkannya? Dulu, Juno hanya bisa melihat Ruby. Semua hal yang ia bicarakan, bahkan ia rencanakan hanya tentang Ruby.
"Konyol ..." desahnya, kemudian seperti biasa, gadis itu memasuki rumah dari pintu garasi, melepas sepatunya dan buru-buru berlari menuju dapur. Tiba-tiba ...
BRUUKK!
"Aww ..." Ia mengurut lengannya tatkala kulit lembut itu tergores ujung lancip map saat menabrak manusia bercula didepannya dan jatuh hampir tersungkur.
"Iblis" sungutnya sepelan mungkin.
"Bahkan sekarangpun lo nyebelin." pemilik map itu sedikit tersenyum, kemudian duduk di kursi minibar, masih memegang map ditangannya.
"Kenapa? Semangat lo nambah berapa kali lipat setelah ditembak Juno?" katanya lagi sedikit menyindir. "Matre."
Aby menelan ludah kesal. Seketika kepalanya sudah penuh dengan makian dan umpatan untuk manusia yang mulutnya pedes sepedes sambel level 10 ini. Anehnya laki-laki itu mengatakannya dengan sangat santai, kemudian menyeruput kopi dan mulai memeriksa map yang dibawanya.
"Terima kasih den Darrend sudah repot-repot menilai saya. Saya permisi dulu" jawabnya tanpa basa-basi. beberapa langkah ia berhenti, menunggu suara cucu majikannya. kali-kali ngomong sepatah dua patah menimpali perkataan Aby, tapi tidak terdengar apapun. fix... hanya Aby yang memiliki perasaan aneh ini. diam-diam ia menyunggingkan senyum pahit. ada sesak yang akhir-akhir ini setia mendatanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️I got U
RomanceBagaimana jika seorang laki-laki tampan, kaya raya, smart, ketemu sama cewek msikin yang separuh hidupnya ia habiskan untuk mencari uang demi membayar hutang-hutang keluarganya? Pertemuan mereka diwarnai dengan banyak kesalah pahaman yang menyebalk...