Dua puluh

318 61 14
                                    


Darrend menghentikan mobilnya tepat didepan rumah. Dadanya panas, perasaan tidak bernama ini membuatnya sungguh-sungguh membenci dirinya. Digebraknya kemudi mobil menumpahkan semua emosi. Kemudian melepas ikat dasinya buru-buru.

Ia keluar dari mobil, dan segera masuk kedalam rumah untuk berganti pakaian.

"Kang Hasaaaann!" teriaknya sekeras mungkin.

"Buuuffffttt!!!" lagi-lagi, kang Hasan yang sedang asik menyeruput kopinya kaget. Cairan hitam itu tersembur, tumpah kebaju dan meja didepannya. Haadeeehh ... Perasaan gue nggak enak nih! Batinnya.

"Kang Hasan!!" panggil Darrend sekali lagi. Dengan malas laki-laki tiga puluh lima tahunan itu segera keluar dari posnya. Berjalan tanpa semangat menuju laki-laki 28 tahun itu.

"Iya, Den,"

"Temenin saya lari !"

"Tapi saya la-"

"Nggak peduli !" Darrend memandang kang Hasan tajam. "Temenin saya lari sekarang juga, atau kang Hasan mau dipecat?!"

"Hm.. Anu, Baik Den, saya juga lagi pingin joging kok."

Apes kok berkali-kali. Jam sembilan malem joging, den Darrend... Den Darrend, kalo jatuh cinta ya nggak usah ngerepotin orang kenapa?

*********

Darren diam bersandar di kursi gazebo. Badannya masih penuh keringat. Dan sepertinya lari-lari memutari rumah belasan kali bukan ide bagus untuk saat ini. Membuat otaknya semakin gila saja. Baru beberapa detik yang lalu tanpa ia sadari jarinya sudah lancang mengetik beberapa kata dan mengirimnya pada Aby via massanger.

"Lo pacaran sama Gun?"

Yang benar saja! Mau ditaruh mana mukanya nanti? Diam-diam ia berharap Aby adalah cewek culun yang sama sekali tidak bisa menggunakan massanger. Tapi... Ping!

Cupu
Nggak kok Den, kenapa yah?

Darrend
Majikan bebas mau nanya apa aja

Cupu
Iya.. Maaf

Apa-apaan itu?? Jawaban apa itu? Darrend menggeram kesal. Ditunggunya beberapa lama, tapi tak ada lanjutan lagi.

Darrend
Besok lo berangkat sama siapa?

Diam, tak ada balasan sama sekali. Hanya tanda jika pesannya sudah dibaca. Ini anak... Nggak takut yah sama gue?

Darrend
By??

Darrend
Jawab !

Masih diam..

Karena pesan yang tidak kunjung dibalas, Darrend jadi semakin kesal. Buru-buru dipencetnya nomer Aby sambil terus mengomel. Cewek ini.. Nggak tau apa Gun itu seperti apa? Tapi Aby tidak juga mengangkat teleponnya. Semakin geram diketiknya beberapa kata lagi.

Darrend
Angkat!!


Dan Darrend kembali meneleponnya. Peduli setan Aby mau berpikiran apa. Urusan nanti.

"Ya den?" suara Aby dari seberang sedikit gugup.

"Besok lo berangkat sama siapa?"

"Mas Gun, Den," terdengar suara Aby semakin bergetar.

"Jangan!"

✔️I got UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang