Chapter 6

1.2K 93 30
                                    

Seperti dugaan Gladys, pintu gerbang sudah tertutup rapat. Hal itu menandakan bahwa ia tidak bisa masuk ke dalam. Ia menggerutu. Jika saja bukan karena tuyul arab itu, pasti ia masih bisa masuk dan ikut upacara bendera pertamanya dijenjang menengah atas. Tapi, semuanya hancur. Bahkan ia tidak menggunakan seragam putih abu-abu layaknya anak SMA. Gladys benar-benar kehilangan momentum yang seharusnya menjadi catatan indah dalam hidupnya.

Gladys menghentak-hentakkan kakinya ke tanah dengan kesal. Kelakuannya itu membuat ia terlihat seperti orang gila.

"Eh lo! Ini bukan SMP. Lo salah tempat!" ucap seorang cowok berseragam SMA Alfa.

"Yee! Gue juga udah SMA kali. Cuman gue belum ada seragam jadi make seragam SMP."

"Gue ga percaya."

"Serah loh deh! lo sendiri ngapain di sini bukan di dalam?" tanya Gladys penasaran, mengapa cowok itu ada di luar?

"Anu... Gue juga telat. Gue juga baru masuk," jawab cowok itu sedikit malu.

"Anjay... Terlambat juga lo? Hahaha."

"Gue Kevin," ucap cowok berparas tampan itu sembari mengulurkan tangannya.

Gladys menatap uluran tangan Kevin tidak percaya, tapi pada akhirnya ia tetap menerima uluran tangan itu.

"Kenalin, gue Ariana Grande. Istri sahnya Zayn Malik, pacarnya Harry Styles, selingkuhannya Niall Horan, TTM-nya Liam Payne, dan jodohnya Louis Tomlinson."

"Eh buset. Ngarep jangan ketinggian neng. Ntar jatuh, sakit loh."

"Ga sakit dongs, kan ada matras kalo gue jatoh."

"Serah lo deh," kata Kevin mengalah.

"Hahahah... Gue Gladys. Nah gimana nih kita masuknya?"

"Gampang itu. Lewat samping yok. D isitu ada pohon gede yang ada tangganya. Kita lompat pagar," Gladys menautkan kedua alisnya, melihat itu, Kevin bertanya, "Lo milih mana, ga masuk atau lompat pagar?"

Sebenarnya Kevin sudah tahu nama Gladys. Ia juga sudah mendapatkan foto Gladys secara diam-diam. Dia juga sebenarnya tidak terlambat. Ia sengaja menunggu Gladys karena ia tidak melihat Gladys ada di barisan tadi.

"Gue milih opsi kedua!"

Seperti prediksi Kevin. Ia tahu kalau Gladys akan memilih opsi yang kedua.

Mereka menuju ke tempat yang dimaksud Kevin. Saat tiba di tempat itu, ada sebuah pohon besar yang memiliki tangga. Sepertinya pohon itu memang sering menjadi penyelamat bagi anak-anak yang datang terlambat seperti mereka. Pohon itu juga sering menjadi jembatan dosa yang membantu anak-anak bandel untuk membolos.

Kevin memanjat duluan. Ketika Kevin sudah di atas pagar itu, Gladys langsung mengikuti. Gladys agak sedikit kesusahan memanjat karena rok yang ia pakai. Namun akhirnya Gladis berhasil.

Mereka kemudian melompat turun. Jaraknya tidaklah terlalu jauh seperti saat mereka memanjat tadi, jadi tidak berbahaya jika mereka melompat.

Mereka tertawa gembira ketika berhasil masuk ke dalam lingkungan sekolah. Masalahnya, mereka tidak melihat satpam yang sedari tadi memperhatikan kelakuan mereka. Alhasil, mereka menjadi salah tingkah di depan satpam berbadan besar itu.

"Masih siswa baru kok udah melanggar peraturan. Mau jadi apa bangsa ini?" ucap satpam itu dramatis.

Mereka saling pandang satu sama lain dan tertawa kecut menanti nasib mereka selanjutnya. Dengar-dengar, guru BP SMA Alfa sangat kejam dan tidak memberi toleransi pada siswa yang melanggar peraturan. Mereka bergidik ngeri membayangkan hukuman yang akan diberikan kepada mereka.

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang