Chapter 20

755 49 6
                                    

*****

Kencan?

Pantaskah itu disebut sebuah kencan?

Tiga orang remaja duduk di sebuah warung pinggir jalan yang dindingnya terbuat dari kain dengan tulisan besar Seafood dan juga Lalapan.

Di dalam tenda kecil itu, terdapat sebuah gerobak yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh bahan-bahan dan juga lalapan. Ada juga meja panjang yang di sisi kiri dan kanannya terdapat bangku panjang tanpa sandaran. Di ujungnya juga terdapat bangku kecil sehingga sekilas terlihat seperti persegi panjang.

Adrian dan Kevin duduk berhadapan, sedangkan Gladys, cewek itu memilih duduk di bangku kecil agar tidak terkesan memilih duduk dengan siapa, atau kata lainnya 'pilih kasih'.

Gladys memperhatikan Adrian dan Kevin yang sedari tadi saling bertatapan. Tatapan yang terpancar di kedua mata cowok tampan itu terlihat seperti tatapan untuk saling membunuh.

Dengan agak sedikit canggung, Gladys berdehem kemudian berucap, "Guys... Pengen makan apa?"

Kedua cowok itu masih terdiam. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Mungkin, dalam kepala kedua cowok itu sedang memikirkan cara, bagaimana mereka menyingkirkan saingan untuk bisa hanya berdua dengan Gladys.

Dengan sedikit kesal karena diabaikan, Gladys beranjak dan menuju ke Mas yang punya warung seraya menghentakkan kakinya sedikit keras.

Duh, gue kesannya kayak pengasuh bayi.

Sebelumnya, saat di rumah Gladys, terdapat sedikit perselisihan antara Kevin dan Adrian. Mereka berdua bersikukuh ingin mengajak Gladys pergi berkencan. Namun, karena Kevin datang lebih awal, ia merasa berhak pergi bersama dengan Gladys.

Kemudian Adrian tidak mau kalah. Ia berkata kalau dia yang pertama kali membuat janji dengan Gladys, jadi yang paling berhak pergi bersama Gladys menurutnya adalah dirinya.

Karena merasa perdebatan itu tidak akan selesai jika tidak dihentikan, Gladys memiliki sebuah ide. Gladys menyuruh Kevin untuk menaruh saja motornya di rumah Gladys, kemudian ia mengajak Kevin dan Adrian untuk pergi berkencan menggunakan mobil Adrian. Kevin duduk di depan dan Gladys di kursi penumpang.

Mungkin itu tidaklah cocok disebut sebagai sebuah kencan, tetapi sebuah musibah untuk Adrian dan Kevin. Baiknya, Gladys merasa itu lebih dari sekedar kencan dan akan sangat berkesan. Siapa tahu, kan, Adrian dan Kevin bisa berbaikan? Kenyataannya, yang diinginkan Gladys malah kebalikannya.

***

Saat Gladys kembali ke tempat duduknya, seorang mas-mas mengikutinya. Mas itu membawa tiga gelas es teh, lalapan dan juga nasi putih. Sederhana memang, tapi itu adalah makanan kesukaan Gladys.

Diam yang tadi terjadi di antara Kevin dan juga Adrian, hilang seketika saat melihat menu makanan yang dipesan Gladys. Mata mereka membulat, tidak menyangka kalau cewek seperti Gladys akan makan menu seperti itu yang terkesan...

KAMPUNGAN!

Namun, dengan melihat itu, mereka berdua semakin merasa kalau Gladys adalah cewek yang patut dijadikan pasangan. Pasalnya, jarang mereka menemukan cewek sejenis Gladys.

Dan itu membuat aura persaingan semakin terasa di antara Adrian dan juga Kevin.

Bingung karena tingkah Adrian dan Kevin yang melihat menu makanan itu dengan mata tak biasa, Gladys mengangkat bahu kemudian mengucapkan sebuah kata, "Apa?" dengan nada bertanya.

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang