Lapangan SMA Bhakti Mutiara Jakarta yang luas telah dipenuhi oleh banyak orang. Lapangan SMA Bhakti Mutiara memang besar dibandingkan dengan SMA Alfa Jakarta. Jika diumpamakan, luasnya hampir seperti lapangan sepak bola.
Di pinggir lapangan yang telah diberi batas oleh Panitia lomba Drumband, berdiri Gladys dan juga Kamila. Mereka ingin melihat perwakilan SMA mereka untuk unjuk gigi menampilkan apa yang telah mereka persiapkan.
Dari kejauhan, rombongan SMA Alfa terlihat berbaris. Mereka menggunakan seragam berawarna biru dengan garis putih. Pada topi khas pemain drumband, terdapat satu bulu merak yang yang telah diwarnai menjadi kuning. Kurang lebih anggota drumbund SMA Alfa terdiri dari 55 anggota. Ada 6 yang membawa bass, salah satunya adalah Kevin yang terlihat keren dengan seragam yang dikenakannya.
Setelah panitia memberi sambutan, tibalah peserta dari SMA Merah Putih untuk tampil pertama. Perwakilan dari SMA Merah Putih menggunakan seragam berwarna sama dengan nama sekolah mereka. Sang Mayoret memberi aba-aba. Ketika tongkat yang diangkatnya tinggi melebihi kepala dijatuhkannya, terdengarlah gemuruh tenor, senar, tamtam, bass, dan juga piringan. Saat kedua mayoret memberi kode tangan, terdengarlah blira yang menyanyikan lagu Bangun Pemudi Pemuda.
Saat dipertengahan lagu, para pembawa bass memulai atraksi. Dua dari keenam pembawa bass itu meletakkan alat musik berbentuk bulat besar itu dimulutnya. Sisanya memegang bass dan berputar-putar layaknya piringan kaset. Kedua Mayoret berlari kesana kemari dengan centil. Tongkat mayoretnya diputar-putar seperti baling-baling helikopter.
Saat mayoret menjatuhkan tongkatnya, semua anggota drumband SMA Merah Putih berhenti memainkan alat musiknya. Saat mayoret memberi hormat, hal itu menjadi pertanda bahwa penampilan mereka telah usai.
Gemuruh tepuk tangan dari penonton terdengar. Hal itu membuat kepercayaan diri perwakilan SMA Merah Putih meningkat. Memang, mereka adalah salah satu sekolah yang diunggulkan di sini.
Tibalah giliran SMA Alfa. Dini selaku mayoret satu berjalan dengan centil ke depan. Ia memberi hormat pada panitia lalu kembali ke barisannya.
Dini menarik nafas panjang. Kedua tangannya terangkat. Salah satu tangannya memegang tongkat, dan satunya lagi memberikan aba-aba dengan jari telunjuk dan tengahnya.
Saat Dini menjatuhkan tongkat mayoret, terdengarlah suara bising alat-alat mereka.
Di pertengahan, lagu nasional Garuda Pancasila terdengar dimainkan oleh anggota blira. Di barisan paling belakang, Bendera Merah Putih berkibar-kibar. Memutar selayaknya gasing oleh barisan pembawa bendera. Hal itu membuat rasa nasionalisme orang yang melihatnya terbakar oleh semangat. Bukan hanya itu, sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dibacakan. Hal itu memberi nilai plus tersendiri untuk mereka.
"Wuaaahhhh, sumpah ini keren banget!" Kamila berteriak sambil bertepuk tangan heboh.
Gladys mengangguk mengiyakan. Bukan hanya Gladys, seluruh siswa SMA Alfa yang ikut menonton pasti setuju dengan Kamila. Ini benar-benar mengagumkan!
Tibalah atraksi dari barisan bass. Kevin berlari dengan gagah ke depan diikuti oleh pemain bass lainnya. Salah satu alat itu diletakkan di tanah. Kemudian, dua orang naik di alat tersebut sambil memegang bass mereka. Sisanya membentuk piramid yang terbuat dari alat bulat besar itu. Kemudian Dini naik dan memutar-mutar tongkatnya.
Di bawah sana, pemain piringan berlari-lari sambik bersalto. Dua pemain bass menggigit alatnya kemudian berjoget-joget. Kevin? Dia tidur dan menjulurkan kakinya ke atas seperti gaya lilin saat senam lantai. Di atas kakinya ia taruh alatnya tersebut dan dipukul-pukul oleh salah satu pemain piringan.
Tiba-tiba, Dini melemparkan tongkatnya tinggi-tinggi lalu melompat salto ke belekang. Tepat setelah Dini mendarat di tanah, ia langsung menangkap tongkatnya. Penonton yang melihat atraksi tersebut bergemuruh dengan tepuk tangannya karena kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
Teen FictionApa jadinya jika seseorang yang kau sayangi menghilang? Apa jadinya jika kau mengetahui bahwa ternyata orang itu ada di dekatmu tapi ia tidak berusaha menemuimu? Sakit hati! Benar, itu yang akan kau rasakan. Ini mungkin sedikit klise tapi ini adalah...