9. Sick

12.2K 565 0
                                        

"Ayah..."

"Yah... Sini Yah... Mmmhh"

Baekhyun mengigau dalam tidurnya. Gerakannya terlihat gelisah dengan bulir keringat yang membasahi wajahnya. Sesekali ia meringis dengan nafas yang tidak teratur. Jemarinya sibuk meremas selimut yang ia pakai dengan erat.

Sementara Chanyeol, ia baru saja selesai mandi dan membuka lemarinya, mengambil satu stel baju formal untuk dipakainya ke kantor. Tetapi dari balik pintu kamarnya, ia dapat mendengar suara Baekhyun yang memanggilnya.

Chanyeol bergerak menuju kamar Baekhyun dengan lilitan handuk di pinggangnya. Ketika melihat tidur Baekhyun yang gelisah, Chanyeol pikir itu hanya mimpi buruk yang sering terjadi. Tetapi ketika telapak tangannya mengusap kening Baekhyun, Chanyeol terperanjat dengan rasa panas yang menjalar di tangannya.

Baekhyun demam.

"Astaga Sayang, tubuhnya panas sekali!" Chanyeol duduk di sisi Baekhyun dan mengusap keringat di wajahnya. Baekhyun semakin gelisah tetapi belum merasa terjaga.

Chanyeol bangkit dan berlari untuk berpakaian kemudian kembali ke kamar Baekhyun, membungkus tubuh Baekhyun dengan selimutnya dan menggendongnya menuju mobil. Chanyeol ingin membawa Baekhyun ke rumah sakit.

Chanyeol terlihat panik ketika pedal gas mulai ia injak. Tangannya sibuk mencengkram Baekhyun di pangkuannya, beruntung ada rumah sakit terdekat. Ketika sampai pun Chanyeol tergesa berlari menuju resepsionis untuk meminta layanan darurat demi putrinya.

Pada akhirnya, Baekhyun ditangani dengan Chanyeol yang menggenggam erat jemari Baekhyun. Sang dokter hanya menggeleng melihat reaksi berlebihan Chanyeol.

Baekhyun dibawa oleh seorang perawat untuk menuju ke ruangan lain sementara Chanyeol mengikuti dokter menuju meja kerjanya.

"Anda penanggung jawab Nona Park Baekhyun?"

"Ya, saya Ayahnya. Putriku kenapa Dok?" Chanyeol bertanya dengan nada panik diiringi gestur tubuhnya yang terlihat sedikit gemetar.

"Anda tidak perlu panik, Nona Baekhyun hanya mengalami demam biasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Ah terima kasih Dokter, terima kasih."

"Perawat sedang mengurusnya untuk mendapatkan infus sementara, ketika suhu tubuhnya kembali stabil Nona Baekhyun bisa kembali ke rumah."

"Iya Dok, sekali lagi terima kasih."

"Dengan senang hati."

Chanyeol meninggalkan ruangan tersebut dan menuju ke ruang rawat Baekhyun. Tepat ketika Chanyeol masuk, dua orang perawat tengah berusaha memasang infus di tangan kanan Baekhyun. Salah satu dari kedua perawat tersebut mencengkram erat tubuh Baekhyun agar tidak memberontak.

"Ayah... Hiks--"

Chanyeol langsung lari dan sedikit mendorong si perawat untuk menggantikan tempatnya. Chanyeol berpikir kenapa perawat itu kasar sekali dalam menahan Baekhyun.

"Ah penanggung jawab Nona Baekhyun? Mohon bantu saya untuk menenangkan Baekhyun. Saya akan mulai memasangkan infus."

"Ya, akan saya bantu."

Si perawat memulai dengan mengusapkan kapas alkohol disekitar punggung tangan Baekhyun.

"Ayah.. Baekkie takut hiks, kita pulang saja yuk hiks--"

"Sssstt tidak apa-apa Sayang, kau demam dan harus diobati. Tenang saja, Ayah disini menemanimu." Bisik Chanyeol.

Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun, dan sebelah tangannya ia gerakan untuk membelai kening hingga surai Baekhyun. Chanyeol membungkuk sambil sesekali mengecup wajah Baekhyun.

Ketika perawat mulai membuka jarum infus, Chanyeol mencengkram wajah Baekhyun agar menatapnya. Mengalihkan pandangannya agar ia tidak merasa takut. Chanyeol sempat melirik sebentar ke arah perawat dan mengangguk kecil.

"Ssstt jangan menangis, Sayangku.."

Dan bersamaan dengan itu, jarum infus tertancap pada tangan Baekhyun. Baekhyun yang tadinya ingin menjerit, tertahan karena Chanyeol yang tiba-tiba mencium bibirnya. Chanyeol mencengkram kuat rahang Baekhyun agar ia tidak mengelak.

"Mmmpphh!"

Kedua perawat tampak sedikit terkejut dengan apa yang mereka lihat, seketika mereka mengalihkan pandangan dan merasa gugup, kemudian memasangkan plester perekat dan membereskan alat-alat juga sampah yang tersisa.

Ketika mereka mengangkat kepala dan hendak pamit, mereka kembali dikejutkan dengan Chanyeol yang melumat bibir Baekhyun. Dan Baekhyun yang ikut mendesah. Chanyeol melepas ciumannya dan membekap mulut Baekhyun dengan tangannya. Maniknya melirik kedua perawat dan mengisyaratkannya untuk pergi dari ruangan tersebut.

"K-kami permisi Tu-tuan." Keduanya membungkuk dan sedikit tergesa meninggalkan ruangan.

Chanyeol kembali menatap Baekhyun yang masih banjir air mata. Bekapan Chanyeol terlepas, ia menarik salah satu kursi dan mendudukinya.

"Sakit sekali ya? Ayah minta maaf,"

"Hiks kenapa Ayah malah cium Baekkie? Padahal tadi Baekkie ingin teriak. Sakit sekali Ayah... Hiks,"

"Ayah tidak bisa mendengar jeritanmu. Maafkan Ayah, Sayang."

"Baekkie tidak suka sakit hiks.."

"Menangislah sampai rasa sakit itu hilang,"

"Ayah disini saja hiks-- jangan tinggalkan Baekkie."

"Ayah tidak akan pergi, Ayah janji. Lebih baik sekarang kau tidur sambil menunggu infusnya habis, oke?"

Baekhyun mengangguk, Chanyeol mendekat dan mengecup pelan pelipis Baekhyun. Baekhyun memejamkan mata ketika menerimanya dan menyamankan posisi.

"Lekaslah sembuh dari sakitmu, Ayah mencintaimu, Sayangku."

~•~

Tidak ada yang lebih baik dibanding mendapatkan kasih sayang dari orang yang kita sayangi.

Terima kasih!

Daddy; PCY [Completed][GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang