Jong In meninggalkan ruangan di mana Sehun berada, ia menyusuri studio miliknya mencari keberadaan Daehyun yang melarikan diri, ia ingin sekali berkata kasar ketika sosok kecil itu sudah ditemukannya. Jong In bertanya pada semua staff, salah satu dari mereka berkata jika Daehyun sempat berlari ke arah toilet dan hingga sekarang belum kembali.
Jong In bergegas menuju toilet, membanting semua pintu hingga menyisakan satu pintu yang terkunci rapat. Terdengar isak tangis dari luar, tanpa berpikir dua kali Jong In langsung mengetahui jika suara tersebut berasal dari Daehyun.
Brak!
Jong In mendobrak pintu tersebut sekuat tenaga tetapi tak ada hasil sedikitpun. Ia lupa jika desain interior toiletnya memang sengaja dibuat dengan kualitas tinggi. Ya, kau tahu jika toilet dapat dijadikan sebagai tempat untuk berdosa.
"Daehyun! Buka pintunya!" Teriak Jong In tak terkendali. Daehyun terperanjat dan semakin menyatukan tubuhnya pada dinding.
"Daehyun! Akan kubunuh kau, cepat!" Daehyun masih belum bergeming, isakannya Ia tahan semaksimal mungkin agar Jong In lekas pergi.
Jong In semakin marah dan mengatakan hal tak masuk akal lainnya, "atau.. lebih baik Baekhyun yang kubunuh?" Final. Daehyun akhirnya menyerah dan memutar kunci dengan lambat. Takut-takut Ia mengintip Jong In yang sudah terbakar amarah.
Jong In melangkah masuk dan kembali mengunci pintu tersebut. Ia mencengkram wajah Daehyun yang sedari tadi disembunyikannya. Kilat maniknya berubah, Daehyun terlihat sangat lemah dengan tubuh yang panas, wajah merah padam dan tatapan mata yang sayu berkaca-kaca.
Jong In berjongkok meraih sebelah tangan Daehyun, "kau kenapa, Sayang?" Tanya Jong In merubah nada bicaranya.
"Hnggg.." Daehyun menggeleng terelakkan, ia segera menarik tangan dan tubuhnya dari jangkauan Daehyun.
"Hey, tak apa. Beritahu aku." Kata Jong In dengan nada yang seketika lembut. Daehyun semakin menjauhkan dirinya dan menyalakan keran yang tepat berada di atas kepalanya, seketika tubuhnya basah. Sedetik kemudian Jong In mengulurkan tangannya untuk mematikan kembali keran tersebut, walau sudah terlanjut tapi setidaknya Ia tak akan ikut basah.
Daehyun hendak menghidupkan kembali keran tadi tetapi Jong In lebih dulu menariknya dalam sebuah dekapan. Hawa panas langsung terasa di tubuh Jong In ketika Daehyun merapatkan tubuhnya dan semakin bergetar. Jong In mengusap sepanjang punggung Daehyun perlahan.
"Paman... Hidupkan airnya, tubuhku panas sekali hhhh..." Daehyun melenguh, perkataan dan aksinya berbanding terbalik, nyatanya Ia semakin menyembunyikan tubuhnya dalam dekapan hangat Jong In.
"Apa yang kau makan tadi?" Tanya Jong In.
"Aku tak tahu hmmm.." Jong In sudah menahan kesabarannya sejak tadi, tapi Ia paling benci ketika seseorang menjawab pertanyaannya secara bertele-tele.
Jong In menarik wajah Daehyun dari bahunya, "Daehyun! Beritahu aku!" Bentak Jong In. Tubuh Daehyun berkerut dan segera menyembunyikan wajahnya kembali. "Daehyun.." tukas Jong In, lagi.
"Jangan membentakku, kau membuatku takut Paman.." lirih Daehyun, kedua lengannya semakin erat memeluk leher Jong In tak peduli jika yang dipeluk akan ikut basah. "Juga.. aku hanya minum minuman yang biasa kau minum, jadi jangan menyalahkan ku!" Jong In sempat memutar otaknya. Minuman apa yang disukainya? Ah sial! Apa mereka memberikan obat perangsang ku? Bodoh! Kini Jong In paham, Ia sempat berpikir jika tingkah Daehyun yang seperti ini adalah reflek ketakutannya dengan Jong In tetapi ternyata tidak.
Jong In tersenyum, telapak tangannya bergerak menyingkap baju bagian belakang Daehyun, mengusap kulit lembabnya yang panas. Daehyun melengkungkan tubuhnya, napasnya terasa berat hanya karena sentuhan kecil Jong In.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy; PCY [Completed][GS]
FanfictionUntuk putriku apapun kulakukan, satu-satunya wanita yang kucintai di sisa hidupku. Permintaannya akan selalu kukabulkan, termasuk- -memuaskannya.. come to me, Baekhyun-ah.