Baekhyun sudah masuk ke dalam ruang bersalin. Wajahnya tampak pucat dan gugup, seringkali beberapa dokter mengusap lengannya dan membimbingnya untuk mengatur napas. Sebelah tangannya Chanyeol genggam erat, terasa sangat dingin juga lembab pada genggamannya.
Chanyeol mengusap punggung tangan Baekhyun sambil menciumi wajahnya. Maniknya ikut terlihat sendu saat Ia menyaksikan tatapan Baekhyun yang tampak ketakutan. Keringat dingin sudah bercucuran, tak hanya pada Baekhyun tetapi Chanyeol pun merasa tubuhnya sudah mandi keringat.
Dokter Kim sudah mengecek segala kemungkinan Baekhyun akan melahirkan saat ini. Ia sudah mengecek detak jantung janin dan semua ciri-ciri janin normal yang siap untuk dilahirkan.
Baekhyun berada dalam tahap selanjutnya, seorang perawat mengecek leher rahim Baekhyun yang sudah tampak sedikit membuka— salah satu tanda besar seseorang akan melahirkan. Dengan sigap Dokter Kim menyuntikkan oksitosin pada Baekhyun, merangsang leher rahimnya agar semakin membuka. Hal ini guna meminimalisir rasa sakit yang akan timbul serta guna mengurangi tenaga yang akan dikerahkan Baekhyun. Masih mengingat jika Baekhyun hanya berusia 14 tahun, kemungkinan besar dirinya bisa kehabisan tenaga dan para dokter terpaksa hanya mampu menyelamatkan bayinya.
Baekhyun sudah tampak sedikit tenang, perawat lain menyuruh Chanyeol untuk memijat perut Baekhyun agar merasa nyaman sementara dokter dan perawat lain memulai tahap selanjutnya.
Saat Dokter Kim hendak menekan perutnya, Baekhyun menjerit.
"Oh! Perutku! B—bayi! Aakhh!" Baekhyun merasa bayinya sudah sampai pada tulang panggulnya. Ada rangsangan pada dirinya untuk segera mendorong bayi tersebut.
Dokter Kim segera membimbing Baekhyun melakukan dorongan tersebut sembari mengamati kondisi organ intim Baekhyun yang mulai terbuka.
Cengkraman Baekhyun pada jemari Chanyeol semakin menguat. Yang lebih muda memejamkan matanya, giginya bergemelatuk dengan jeritan yang terus memenuhi ruang bersalin. Chanyeol membantu membimbingnya.
"Fyuu.... Tarik napasmu perlahan kemudian dorong sekuat tenaga. Kau bisa, Sayang." Chanyeol mengelus pipi Baekhyun dan ikut mempraktekkan siklus pernapasannya.
Baekhyun tampak geram sementara dirinya merasakan bayinya sudah mulai menembus keluar. Dokter Kim tersenyum saat mendapati vulva Baekhyun semakin melebar, warna kehitaman yang cukup samar tampak dari celah tersebut— itu surai lembut bayinya.
"Hngggg! Huh.. huh.. huh.. nnnghh!" Napas Baekhyun mulai tersengal, Ia hampir putus asa sebelum Chanyeol mengecup bibirnya kilat.
"Kau bisa, Sayang. Lakukanlah, demi aku, demi anak kita. Tidakkah kau menginginkan baby untuk keluar? Keajaiban akan tiba, Baekhyun, kuatkan dirimu." Chanyeol membisikkan kalimat penyemangat pada Baekhyun. Yang lebih muda kemudian menatapnya, bening tersebut terlihat berkaca-kaca. Ada isak tangis kecil yang sejak tadi Ia tahan.
Baekhyun tak ingin mengecewakan Chanyeol, maka Ia menarik napas dalam dan mendorong bayinya sekuat tenaga.
"Nnnhhh— Akh!!!"
Bagian perineum Baekhyun meregang dan muncul sosok kecil yang ditunggunya. Dokter Kim membantu bayi tersebut untuk mengeluarkan seluruh tubuhnya. Tangis malaikat kemudian menyapa telinga Chanyeol juga Baekhyun.
Baekhyun memejamkan mata dan mengatur napasnya sestabil mungkin sementara Chanyeol menoleh dan mengintip dari balik paha Baekhyun yang masih terbuka lebar dan mendapati sosok kecil yang tengah menangis dengan kedua tangannya yang mengepal erat.
Chanyeol tak dapat lagi menahan tangisnya. Ia menangis bahagia dan segera menghujani jemari hingga wajah Baekhyun dengan ciuman kasih sayang.
"Baekhyun..." Panggil Chanyeol singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy; PCY [Completed][GS]
Fiksi PenggemarUntuk putriku apapun kulakukan, satu-satunya wanita yang kucintai di sisa hidupku. Permintaannya akan selalu kukabulkan, termasuk- -memuaskannya.. come to me, Baekhyun-ah.