Esok harinya Baekhyun sudah menjalani aktivitas normal seperti biasa begitu pula dengan Chanyeol, pekerjaan yang menumpuk membuatnya terpaksa bekerja lebih ekstra hari ini.
Sementara Baekhyun kembali ceria, bermain bersama teman-teman, berbagi cerita tentang alasan mengapa dirinya tak hadir selama dua hari juga membagikan kegelisahannya tentang teguran guru-guru kepadanya. Termasuk Daehyun, teman spesialnya yang belakangan ini merubah sikap menjadi sedikit aneh.
"Kau sudah pulih, Baek?"
Baekhyun mengangguk dengan sebuah roti lapis diantara belah bibirnya. Daehyun tersenyum, "apa Ayahmu akan datang lagi nanti?"
"Tentu saja." Baekhyun melanjutkan kunyahannya.
"Ah.. beruntungnya dirimu, aku pulang dengan orang lain hari ini." Tutur Daehyun terasa menyedihkan.
Baekhyun menelan segala yang ada di mulutnya lalu kembali mengangguk, entah mengapa dirinya tak ingin mengungkit-ungkit soal Jong In. Ia segera menghabiskan rotinya dan pergi ke toilet untuk membasuh tangan.
Skip.
Baekhyun bergegas meninggalkan Daehyun dan berlari lebih dulu menuju gerbang sekolah. Belum ada satupun mobil yang terparkir, meninggalkan dirinya yang mematung sendirian tampak bingung. Tak lama Daehyun menyusul. Sebuah tepukan hinggap pada bahu kiri Baekhyun. "Baekhyun."
Baekhyun terkejut dan reflek menepis tangan Daehyun. "Hey, ini aku." Ucap Daehyun dengan gelak tawa.
"Kau— mengapa harus mengagetkanku?!" Bentak Baekhyun tak suka. Dadanya masih sedikit bergemuruh akibat tepukan kecil Daehyun. Bukan salahnya jika dirinya mendirikan sebuah pertahanan yang kuat.
"Lalu, mengapa pula kau meninggalkanku? Memang Ayahmu sudah datang?" Daehyun ikut bernada tak suka sambil menolehkan kepalanya ke segala arah mencari keberadaan mobil Chanyeol.
Baekhyun menghela nafas ringan kemudian menunduk menatap simpul talinya yang terlepas. "Belum. Aku sudah mengiriminya pesan tetapi tak satupun dibalasnya. Panggilanku bahkan tak dijawab, huh.."
"Ah kalau begitu bolehkah aku pergi lebih dulu?" Tanya Daehyun pelan, Baekhyun buru-buru mengangkat kepala dan menunjukkan raut tak terima. "Mengapa? Kau tega meninggalkanku sendiri? Kau ini temanku bukan, sih?"
"Bukan begitu, Baek—" Baekhyun menyela, "pergi saja kalau itu yang kau inginkan. Ayah juga pasti akan segera tiba." Baekhyun membawa dirinya beberapa langkah dan menduduki sebuah kursi tunggu di dekat pos penjaga. Daehyun mengekori Baekhyun dan menatapnya tertunduk.
"Jangan marah seperti itu, Baek. Aku hanya tak ingin Paman menungguku lebih lama."
"P—paman?"
"Ya, tapi bukan Paman Jong In hmm."
Baekhyun mendongak, "benarkah?" Daehyun mengangguk mengiyakan. Helaan nafas lega muncul dari Baekhyun yang seketika merasa aman.
"Pamanku yang lain sudah menungguku di sana.." Daehyun menunjuk sebuah mobil hitam yang terparkir agak jauh dari gerbang sekolahnya. Baekhyun menatap mobil tersebut; memiliki kaca yang sama sekali tak dapat tertembus pandang dari luar. Itu tampak seperti mobil-mobil penjahat yang Ia lihat di film-film.
"Kau ingin pergi sekarang?"
"Maaf, Baek." Ucap Daehyun dengan nada menyesal tak enak hati.
"Ya sudah, pergilah..."
Daehyun melambai beberapa kali kemudian pergi dan kembali berbalik. Raut wajahnya berubah antusias kali ini. "Baek."
"Oh, kau belum pergi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy; PCY [Completed][GS]
Fiksi PenggemarUntuk putriku apapun kulakukan, satu-satunya wanita yang kucintai di sisa hidupku. Permintaannya akan selalu kukabulkan, termasuk- -memuaskannya.. come to me, Baekhyun-ah.