"Hyung, apa projectmu sudah selesai?"
"Sudah, penutupan sudah selesai pukul 2 siang tadi. Ada apa?"
"Eung.. kantorku memerlukan analisa laporan kemajuan project, bisakah kau membantuku? Aku tidak akan banyak tanya kok."
"Bisa saja tapi tidak sekarang Sehun-ah, aku baru saja tiba di bengkel untuk mengambil mobilku. Nanti malam saja bagaimana?"
"Ya sudah kalau begitu. Malam nanti aku ke rumahmu ya, Hyung?"
"Baiklah, nanti kabari aku lagi oke?"
"Eum. Sampai jumpa Hyung!"
~•~
Chanyeol baru saja selesai menghidangkan beberapa jenis olahan daging untuk makan malam. Ia sengaja memasak lebih banyak hari ini setelah mendengar kabar jika sahabat dekatnya-- Sehun akan berkunjung. Dari counter, Chanyeol berbalik menatap seisi ruangan yang kosong tanpa sosok Baekhyun.
Sejak pulang sekolah tadi Baekhyun memang langsung masuk ke kamarnya, hingga saat ini pun sosoknya belum kunjung muncul. Padahal biasanya saat waktu makan malam tiba Baekhyun akan menunggu di meja makan sambil mengamati keterampilan memasak Chanyeol yang selalu ia puja.
Chanyeol melepas apron dan mencuci tangannya kemudian sedikit bergegas menghampiri kamar Baekhyun.
Tok tok.
Cklek.
Chanyeol masuk ke kamar Baekhyun yang gelap gulita. Walau begitu, netranya masih dengan jelas menangkap keberadaan sosok Baekhyun yang tertutup selimut dengan sempurna. Chanyeol mematikan pendingin ruangan dan membuka pintu kamar Baekhyun lebar-lebar.
"Sayang.. sudah waktunya makan malam, ayo bangun." Chanyeol menyingkap selimut pada bagian wajah Baekhyun kemudian mencuri sebuah kecupan ringan pada keningnya.
"Eunghh sebentar 'Yah.."
Baekhyun mengubah posisinya menjadi berbaring kemudian menyibakkan selimutnya hingga sebatas pinggang dan menatap tak karuan dinding langit kamarnya. Setelah dirasa kekuatannya mulai terkumpul, ia terduduk dan mengalungkan lengannya pada leher Chanyeol. Menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Chanyeol yang dibalas sebuah pelukan hangat.
"Sudah?"
Baekhyun mendongak menatap manja pada Chanyeol. "Cium Baekkie dulu."
Chanyeol tersenyum dan menarik pinggang Baekhyun agar lebih merapat. "Pejamkan matamu."
Baekhyun terpejam, tersenyum dan membuka sedikit celah pada bibirnya menunggu pergerakan Chanyeol. Chanyeol memiringkan kepalanya dan mempertemukan bibirnya pada belah bibir Baekhyun yang lembab dan mengundang. Tanpa sedikit keraguan, Chanyeol menghisap dan mengulum kedua belah bibir Baekhyun sensual. Menciptakan beberapa lenguhan gairah dari Baekhyun disela pagutannya.
"Mmhh.." Baekhyun mengeratkan jemarinya dan menarik surai belakang Chanyeol perlahan.
"Ngghhh.. cpkhh cpkh.."
Lidah Chanyeol dengan lihai menyapu seluruh permukaan bibir Baekhyun. Terakhir, ia menghisap kuat bibir tersebut hingga keduanya pun menciptakan jarak. Chanyeol menatap bibir Baekhyun yang memerah. Ia kembali menghapus jarak, mengecup bibir Baekhyun dan menggigitnya gemas kemudian mengusapkan ibu jarinya pada sudut bibir Baekhyun yang dihiasi lelehan saliva milik keduanya.
Chanyeol menarik kedua paha Baekhyun untuk melingkari pinggangnya. Memeluk pinggulnya dan membawanya keluar.
Masih dalam posisi yang sama, Chanyeol menduduki dirinya pada sofa nyaman favoritnya. "Hari ini hari yang cukup melelahkan, benar?"
"Entahlah, Baekkie pusing sejak pulang sekolah tadi. Maaf tidak memberitahu Ayah."
"Ayah mengerti, masih pusing ya?" Baekhyun mengangguk lemah. Chanyeol menyisir surai Baekhyun sambil sesekali mengecupi pucuk kepala tersebut.
"Mau ke kamar lagi?" Baekhyun menggeleng.
"Kalau begitu kita mandi ya? Teman Ayah akan berkunjung sebentar lagi."
"Siapa?"
"Sehun."
Baekhyun sedikit tersentak dan menekan tubuhnya. "Benarkah?"
"Kenapa kau begitu bersemangat?"
"Baekkie suka Paman Sehun."
"Tidak. Tidak boleh. Kau milikku."
Chanyeol memeluk erat tubuh Baekhyun dan membiarkan keduanya membasuh diri bersama. Baekhyun kini lebih segar dengan balutan pakaian berpotongan pendek. Ditengah perbincangannya, Sehun datang dengan sebuah kotak makanan ditangannya.
"Paman Sehun!" Baekhyun melompat dan menghampiri Sehun di ambang pintu. Baekhyun memeluk erat perut Sehun yang disambut sentuhan hangat pada punggungnya.
"Paman bawa sesuatu untukmu."
"Benarkah? Apa itu strawberry cheese cake?"
"Tepat!" Sehun menunduk menyamakan tingginya dan menyerahkan kotak kue tersebut pada Baekhyun.
Baekhyun meletakkan kotak tersebut di sebelah kakinya kemudian menahan rahang Sehun dan mengecup sudut bibir pria tersebut. Sehun melirik Chanyeol yang menyilangkan kedua lengannya di dada. Seketika ide jahil muncul dipikirannya.
"Terima kasih Paman!"
"Sama-sama, Sayang. Kalau kau mau, Paman bisa berkunjung dan membelikan makanan kesukaanmu setiap hari."
"Benarkah?" Tatapan Baekhyun berbinar penuh harap.
"Tentu saja, tapi kau harus bersedia mengabulkan permintaan Paman terlebih dahulu."
"Katakan."
"Cium lagi. Kali ini disini, oke?" Sehun menunjuk bibirnya sendiri yang telah ia kulum tanpa sadar.
Dengan santai Baekhyun mencengkram surai belakang Sehun dan menyatukan bibirnya pada belah bibir Sehun. Manik Sehun tetap terbuka menatap reaksi Chanyeol yang terbakar emosi. Dengan bodohnya ia justru menghisap bibir Baekhyun dan meningkatkan pagutannya. Terasa basah dan bergairah.
"Baekhyun." Chanyeol berkata dengan nada suara rendahnya. Baekhyun menciptakan jarak dan berbalik tanpa melepaskan cengkeramannya pada Sehun. "Apa, Ayah?"
Bukannya menjawab, Chanyeol justru mendecak dan meninggalkan keduanya. Sehun mengangkat bahu dan menggendong Baekhyun untuk dibawanya ke sofa tamu.
"Ayah, ayo makan. Paman, ayo makan malam bersamaku." Ketiganya menghabiskan hidangan dengan cepat. Selagi mencerna makanan, Baekhyun kembali bercengkrama bersama Sehun sedangkan Chanyeol menatapnya dari jarak beberapa meter.
Sehun merangkul pinggang Baekhyun dan menyandarkan kepala perempuan tersebut di bahunya. "Paman akan menginap kan?"
"Tidak, Sayang. Paman kesini hanya untuk meminta bantuan Ayahmu."
"Paman~ menginap saja ya ya ya?"
"Ah.. begitukah? Kedengarannya menyenangkan."
"Tentu saja!"
"Kalau begitu apa kita bisa langsung ke kamar?"
"Eum!" Baekhyun mengangguk semangat dan menegakkan tubuhnya.
Sehun menggenggam jemari Baekhyun dan melangkah menuju Chanyeol. Chanyeol berniat melarangnya tetapi Sehun lebih dulu menyela dan mengatakan kalau semua akan baik-baik saja. Ia hanya meminta izin untuk tidur bersama Baekhyun, tidak lebih. Dengan berat hati Chanyeol mengangguk diikuti beberapa ancaman mematikan untuk Sehun.
Chanyeol membenahi kondisi ruangan yang ditempatinya lalu berlenggang menuju kamar dengan sebotol air mineral dingin dan mengunci pintunya rapat.
Sementara Chanyeol kesepian, Baekhyun justru gembira menyambut pelukan, kecupan dan kata-kata sayang yang diberikan Sehun untuknya walau sesekali pria dewasa tersebut memfokuskan dirinya pada ruang pesan ponselnya. Mungkin bisa dikatakan penting ketika lawan bincangnya menghubunginya pada jam tidur seperti ini.
Tanpa sadar, Sehun melupakan tujuan awal ia berkunjung.
Bersambung oke hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy; PCY [Completed][GS]
FanficUntuk putriku apapun kulakukan, satu-satunya wanita yang kucintai di sisa hidupku. Permintaannya akan selalu kukabulkan, termasuk- -memuaskannya.. come to me, Baekhyun-ah.